Heartbreak.Satu kata, tapi punya sejuta makna dan semiliyar rasa yang nggak bisa dijelaskan.
Tapi banyak orang yang bilang, itu sakit.
Chaeryong merasakannya.Mungkin dia bukan satu-satunya, tapi yang jelas dia sakit. Something has broken inside her chest.
Yang Chaeryong lakukan saat ini hanya duduk termenung di dalam kamarnya, sementara Taehyung ada di luar apartemen.
Waktu pergi, cowok itu nggak ngucapin apa pun, hanya ngelangkah pergi gitu aja. Without any words.
Chaeryong masih merasa kulitnya seakan trsentuh, padahal...
Oh, okay. Nobody touch her.
Pikirannya sekarang kacau bukan main. Soal Kihyun, ciuman tadi, dan juga...
Taehyung.Chaeryong hampir lupa soal statusnya. Soal pernikahan itu. Yang dia tau, ada sesuatu yang membuat Taehyung sakit.
Maksudnya...
That kissed, that dark eyes...
Semuanya menggambarkan perasaan Taehyung. Mungkin cowok itu pintar menipu, tapi tidak dengan yang namanya hiding feelings. He's bad. He is the worst.
Chaeryong menggeram kemudian mengacak rambutnya kasar. Matanya masih terasa perih, tangannya bahkan masih agak gemetar.
Kepala Chaeryong menoleh ke dekat pintu apartemen. Dapat dia lihat jaket hitam milik Taehyung yang tergantung di sana. Oh, she misses that guy.
Sadar kalau diam saja tidak akan mengubah apa pun, Chaeryong memutuskan untuk beranjak dari sofa. Kakinya melangkah ke kamar, mengambil ponselnya di atas meja sebelum dia kembali keluar dan berjalan keluar dari apartemen.
Cewek itu sempat berhenti di depan apartemen. Sengaja dia menyandarkan dahinya pada jaket milik Taehyung yang tergantung di atas situ.
It just smells like him.
Jari-jari Chaeryong bergerak menekan layar ponselnya, mencari kontak seseorang kemudian menghubunginya.
Dia tidak akan menghubungi Taehyung. Cowok itu pasti butuh waktu.
Well, it doesn't mean that Chaeryong will ignore him. Dia bakal minta maaf, karena dia tau itu yang harus dia lakuin. Tapi untuk kali ini, Chaeryong bahkan mengambil satu langkah dulu.
Seenggaknya, dia harus membuat satu cowok menjauh. Bukan menjauh dari Chaeryong. Tapi dari masa lalu mereka. They were just a friend. And so it will be. Forever.
Dengan suara yang sedikit gemetaran, Chaeryong mendekatkan layar ponsel ke telinganya.
''Kihyun, mungkin kamu marah. But can you please spent your time for me today? Ada yang mau aku jelasin. Aku tunggu di depan Millenium Wheel. Dan... aku harap kamu ada di sana.''
***
Chaeryong sendiri bukanlah peramal. Well, dia tidak punya kemampuan supranatural untuk membaca masa depan. Kalau dia bisa, mungkin dia sudah bunuh diri. Mungkin.
Meskipun cewek itu nggak tau apa Kihyun bakal dateng atau nggak, tapi dia tetap datang. So, here she is.
Di depan Millenium Wheel, menunggu orang yang entah muncul atau nggak. Rasanya digantung. Kayak jemuran.
Chaeryong sudah menunggu kurang lebih 20 menit. Oh, sekarang jadi 21 menit.
Yang bisa dia lakukan hanyalah berdiri, memainkan ponselnya sebagai pelampiasan rasa bosan dan jengkelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Jeans (✓)
Fanfiction[Grammatical Error Ahead. Will be Revisioned Later.] [1st book: completed] [2nd book: discontinued] Jung Chaeryong pertama kali ketemu cowok black jeans itu di club, di malam hari. Tapi begitu bangun, Chaeryong justru terbaring di kamar hotel yang t...