Part 24: Talking To The Moon

7.8K 1.3K 383
                                    


Begitu sampai rumah, Chaeryong langsung membersihkan dirinya dulu, secepat bebek mandi, lalu bergegas ke dapur dan memasak makan malam untuk dirinya dan juga suami gadungannya, Taehyung.

Oke, sekarang kata gadungan itu sepertinya harus sering diingat oleh Chaeryong, karena dia nyaris lupa.

Sebenarnya, dia sudah lupa. Karena nyatanya dia menyukai...

Oh, forget it.

Chaeryong kemudian keluar dari dapur sambil membawa dua buah mangkuk yang ada di atas papan.

''Cream soup aja nggak papa?''

''Nggak papa.''

Oke. Itu jawaban paling singkat yang pernah Chaeryong dapat dari Taehyung. But it still good, daripada dikacangin, right?

Kemudian Chaeryong meletakkan dua mangkuk yang dia bawa tadi ke atas meja dan menggeser salah satu mangkuk ke arah Taehyung.

Setelah itu, tidak ada percakapan di antara keduanya. Ruang makan seketika terasa begitu sepi, saking sepinya suara AC bisa terdengar. Dan akhirnya kesan awkward kembali muncul di antara Chaeryong maupun Taehyung.

Sebenarnya banyak hal yang pengen Chaeryong ucapin buat Taehyung. ''Maaf soal kejadian tadi siang'' misalnya. Tapi boro-boro mau ngomong hal itu, sekadar bernapas saja rasanya susah banget sekarang.

Sosok yang ada di depannya sekarang sekarang jadi lebih dingin, bahkan lebih dingin dari Jack Frost, she bet.

Sebelah tangan Chaeryong yang dia letakkan di atas pahanya mengepal kuat. Bagaimana pun, acara diam-diaman kayak gini nggak boleh terus berlanjut. Nggak boleh.

Chaeryong baru saja mau mengeluarkan suaranya, dan ketika dia baru mengatakan satu abjad dalam alfabet, Taehyung sudah terlebih dahulu mengeluarkan satu kalimat.

Satu kalimat yang Chaeryong sendiri nggak pernah nyangka bakal diomongin sekarang, di sini, di meja makan.

''A—''

''Aku udah ngehubungin Yoongi-hyung soal perceraian yang ditunda waktu itu.''

Chaeryong mendesis dalam hati. Dia baru saja mendengar sesuatu. Seperti sesuatu yang retak di dalam sana. Di dalam dirinya.

Sebisa mungkin Chaeryong bersikap tenang. Dia mencoba untuk tersenyum sebelum mengeluarkan tanya.

''Oh, ya? Terus dia bilang apa?''

Taehyung meletakkan sendok makannya dulu sebelum menjawab, ''Dia bilang semuanya bakal diurus.''

''Ah, gitu ....''

''Papa juga bilang pemindahan kepemimpinan bakal diurus lusa, pas kita balik ke Seoul,'' tambah Taehyung lagi sebelum dia kembali menyantap supnya.

Hati Chaeryong menjerit dari dalam, namun sebisa mungkin cewek itu tersenyum.

Oh, sekarang Chaeryong mengerti sesuatu. Itulah kenapa cewek itu dibilang pembohong. They're good at hiding their feelings.

Tak butuh waktu lama Taehyung sudah menghabiskan sup buatan Chaeryong. Begitu selesai minum, Taehyung langsung berdiri dari kursinya.

''I bet you happy now, Chae. Pernikahannya nggak perlu sampe tiga bulan. Sebentar lagi bakal selesai.'' Suara serak Taehyung kembali terdengar.

Cowok itu kemudian melangkahkan kakinya, meninggalkan Chaeryong yang masih duduk di meja makan.

Tapi sebelum Taehyung benar-benar pergi, cowok itu mengucapkan sesuatu buat Chaeryong.

''Malam, Chae. Have a nice dream.''

''You too, Tae. Good nite.''


***



Dia bilang mimpi indah juga, ya?

Begitu masuk ke dalam kamar, Taehyung tidak langsung menjatuhkan dirinya ke atas kasur lalu berguling dengan bedcover tebal dari apartemen.

Yang dia lakukan duduk di pinggiran jendela apartemen sambil memandangi langit malam London.

It's dark. Just like his heart right now.
Taehyung sendiri nggak bisa bohong kalau dia kecewa. Kecewa banget.

Tapi rasa kecewanya itu jadi salah satu alasannya kenapa dia lebih memilih untuk menghentikan niatnya yang mau membuat fake marriage dia dan Chaeryong jadi real. Dia ngerasa, Chaeryong mungkin lebih cocok sama orang lain.

He's a bad guy. Too bad for a sweet girl called Jung Chaeryong.

Chaeryong sendiri seneng kan waktu gue bilang bakal cerai?

Taehyung merasa seperti orang dengan gangguan mental kali ini. Now he realize how dumb he has been.

Meskipun Taehyung sudah berjanji bakal menyerah, tapi bagian lain dalam dirinya masih menginginkan Chaeryong.

Tapi dia nggak mau terus-terusan egois. Gimana kalau Chaeryong nggak punya perasaan yang sama kayak yang dia rasain?

Taehyung rasa dia udah terlalu sering bertindak egois. Kali ini, dia bakal ngelepasin Chaeryong, ngebiarin cewek itu bebas.

Kayak kata orang, menyayangi seseorang bukanlah alasan untuk menahannya.

Terkadang cinta itu nggak cukup untuk memiliki seseorang.

Terkadang rasa cinta itu semakin bermakna jika kita berani berkorban.

Dan kali ini, Taehyung bakal berkorban. Dia nggak harus memiliki Chaeryong. There's someone who is better then he.

Dan Taehyung nggak akan bertindak egois lagi.

Mata Taehyung kemudian mencoba memandangi bulan. It shines brightly. Dan semua orang pasti bisa ngeliat itu.

Kalau bulan bisa bicara...

Kalau bulan bisa menyampaikan sesuatu...
Taehyung akan meminta satu hal.

Ya, hanya satu hal.

''Dear, moon. Can you please tell her how damn much I love her?''

***





Arata's Noteu:

Wifi for lyfeu 😘

Pendek ya? Awkwk. Ini cuman sekadar ngegambarin perasaan nih dua bocah. Otw to last conflict kawans. Biar rame, bikin dua duanya nggak nyadar dan akhirnya pisah karena kebodohan mereka sendiri :) *ini gue jahat amat yak*

Anyway, makasih karena udah bikin black jeans rame. Sekarang masuk #29 in fanfiction. Gilaaa

Karena udah mau deket'' akhir, kasih pendapat kalian yaa~
I'm waiting, sayang sayangkuhhh <3

See ya in the next chapter (yang nggak tau kapan)

*Dec 1

Black Jeans (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang