Setelah menghubungi Hoseok, Chaeryong langsung pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa bahan makanan. Oh, bareng sama Taehyung tentunya.Kalau ditanya kenapa Taehyung harus ikut, cowok itu bakal ngejawab, ''Kamu tuh cewek, Chae. Aku suami kamu. At least, for now. Lagipula, aku lebih tau London ketimbang kamu. I've came here twice.''
Dan Chaeryong sendiri bingung sama kalimat itu. Entah itu menunjukkan seberapa carenya Taehyung sama istri gadungannya, atau cowok bajingan itu mau pamer kalau dia udah ke sini dua kali. Or maybe both.
Taehyung mendorong trolley dan menyusuri tiap station, sementara Chaeryong yang sibuk mengambil dan memasukkan makanan ke dalam trolley.
''Kita beneran cuman tiga hari di sini?'' tanya Chaeryong tanpa mengalihkan kepalanya dari station berisi deretan susu dengan berbagai merk.
Dengan ringan Taehyung mengangkat pundaknya kemudian membalas, ''Mau lebih lama? Kalau mau, kita bisa pindah ke sini. Kita berkeluarga di sini juga nggak-''
''Cut it off. Berkeluarga?'' Kata keramat yang Taehyung ucapkan sukses membuat Chaeryong langsung menolehkan kepalanya. ''You must be kidding. Stop it, Tae. Itu nggak lucu.''
Dan Taehyung hanya bisa menghela napas dalam hati. Cewek ini kayaknya nggak suka membahas yang namanya keluarga. Maksudnya, keluarga dalam arti yang sebenarnya.
Bahagia, saling memiliki. Bukan kayak pernikahan gadungan yang harusnya udah berhenti dari lama.
Oh. Oh. Ini bukan berarti Taehyung berharap. But, he still need this girl. Buat warisan itu.
Perdebatan kecil-kecil pun terjadi. The good Taehyung and the bad Taehyung. Konyol. Dua sisi yang berdebat dalam satu raga. Tapi kalau kata orang, perdebatan dalam diri itu jadi penanda kalau kita masih hidup. So, take the possitive point. Ini berarti Taehyung masih hidup.
''Gosh. Ini tinggi banget.''
Self-debate seorang Kim Taehyung pun buyar. Dia langsung memandangi Chaeryong yang tengah berjinjit, berusaha mengambil kotak sereal yang ada di rak station paling atas.
''Pendek, sih.''
Taehyung langsung melangkahkan kakinya dan berdiri di belakang Chaeryong. Tangannya bergerak ke atas dan mengambil kotak sereal yang tadinya mau Chaeryong ambil sendiri.
Harusnya itu berlangsung cepat. Harusnya. Tapi begitu punggung Chaeryong menyentuh dadanya Taehyung sengaja memertahankan posisinya agar bisa lebih lama bersentuhan dengan Chaeryong. Cara kotor memang, but he likes it.
''Tae, udah kan? Mu...mundur sana. Aku... aku nggak bisa gerak jadinya.'' Chaeryong seketika terbata.
Konyol memang, tapi hanya Taehyung dan Papa yang bisa buat Chaeryong kayak gini. Kalau Papa... he's a special man for Chaeryong. Tapi kalau Taehyung...
Oh, she doesn't even know. Bahkan Chaeryong nggak mau memikirkannya.
Taehyung terkekeh kecil melihat Chaeryong yang salah tingkah. Dia kemudian mengambil dua langkah ke belakang, membiarkan cewek itu bergerak dan memutar badannya agar mereka bisa berhadapan.
''Nih,'' kata Taehyung sambil menyodorkan kotak sereal yang dia ambil. Chaeryong cuman menyambar kotak itu dengan cepat sebelum dia meletakkannya ke dalam trolley.
Tidak boleh ada kontak mata. Tidak boleh. Cause of that shit, Chaeryong merasa dadanya berdebar. Padahal seharusnya... itu tidak terjadi.
Chaeryong pernah baca di satu buku, dia lupa judulnya. Tapi Chaeryong ingat betul tulisan di buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Jeans (✓)
Fanfiction[Grammatical Error Ahead. Will be Revisioned Later.] [1st book: completed] [2nd book: discontinued] Jung Chaeryong pertama kali ketemu cowok black jeans itu di club, di malam hari. Tapi begitu bangun, Chaeryong justru terbaring di kamar hotel yang t...