Seharian ini, Chaeryong menghabiskan waktunya untuk berkutat dengan kertas-kertas di atas meja tracing.
Sebentar lagi deadline buat komiknya, tapi dia bahkan belum buat ending dari komiknya itu.Oh, goddamn it. Rutuknya dalam hati sambil menjatuhkan kepalanya ke atas kertas-kertas itu. Alhasil, posisi kertasnya bergeser karena dia.
Pikiran Chaeryong melayang pada kejadian yang dia alami dua minggu yang lalu. She can't forget that night. Semuanya kacau gara-gara malam itu.
Masih Chaeryong ingat bagaimana cowok sialan itu dengan ringannya bilang kalau malam itu mereka fucked-up.
Ini gila. Chaeryong bahkan nggak tau kalau dia kehilangan diri dia sendiri malam itu. She lost her virginity. Tanpa sadar. Benar-benar menyedihkan.
''Gue udah ngasih tau. So, marry me.''
Ini hal yang lebih gila lagi. Cowok bajingan itu tiba-tiba seenaknya ngomong kayak gitu. Marry him? Sejak kapan melamar wanita bisa jadi segampang itu?
''Gue cowok yang bertanggung jawab. That's why I asked you to marry me.''
Cowok bertanggung jawab? Oh, God. He is an asshole.
''Lo gila?! Kita bahkan nggak kenal sama sekali dan tiba-tiba lo ngajak nikah? Oh, Mother Theresa.'' Chaeryong mengumpat. Dia tidak peduli bahkan jika cowok itu beranggapan kalau dia cewek yang kasar. Kata-kata kasar yang dia ucapkan memang pantas. Dan lagi, posisi dia sekarang juga memang pantas untuk marah.
''Ah, gue Taehyung. Kim Taehyung,'' celetuk cowok itu cepat. ''Sekarang kita udah kenal. Terus masalahnya apalagi?''
Chaeryong jadi makin kesal. Kenapa cowok ini beranggapan kalau masalah ini itu sepele? Oh, c'mon. Hidupnya ada di ujung daun gara-gara cowok ini.
Gimana kalau orang tuanya tahu?
Gimana kalau kakak sepupunya tahu? Atau mungkin sahabat-sahabatnya?
Oh, dia bisa mati di tempat gara-gara itu.
Taehyung berdeham, menggeser posisinya agar bisa lebih dekat dengan Chaeryong yang bersandar di headboard tempat tidur. Cowok itu kemudian ngeluarin suaranya lagi.
''I told you, just marry me already, kitty.''
''What the fuck is that kit...''
Taehyung langsung memotong, ''Oke. Gue tau lo butuh waktu. Jadi gue bakal kasih waktu satu minggu buat ngambil keputusan. Gue berusaha membantu di sini.''
Lalu Taehyung beranjak dari ranjang dan berjalan ke dapur untuk mendapatkan sesuatu yang bisa dipakai untuk mengisi perutnya.
Chaeryong masih bertanya kenapa waktu itu dia justru diam. Kenapa dia tidak membunuh cowok bajingan itu di tempat?
Jangan salahkan Chaeryong. Dia masih terlalu innocent buat ngelakuin hal gila kayak gitu. Dia tahu ngebunuh itu dosa. Ya, she knew it. But she made another sin. Holy crap.
Dan lagi, Chaeryong harusnya memarahi Kim Taehyung itu. Katanya dia membantu?
Ya, he helped me to break my own life. He broke it. My precious life.
Chaeryong mendesah gusar dengan kepala yang ia bolak-balikkan di atas meja tracing.
''Kamu niat ngegoreng kepala kamu di atas meja tracing kayak tempe gitu?''
Mendengar suara itu membuat Chaeryong menoleh ke belakang, ke arah pintu kamar. Di situ ada kakak sepupunya, Jung Hoseok, yang berdiri sambil tersenyum remeh pada Chaeryong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Jeans (✓)
Fanfiction[Grammatical Error Ahead. Will be Revisioned Later.] [1st book: completed] [2nd book: discontinued] Jung Chaeryong pertama kali ketemu cowok black jeans itu di club, di malam hari. Tapi begitu bangun, Chaeryong justru terbaring di kamar hotel yang t...