Sore kali ini dihiasi awan mendung dengan warna kelabu bertengger di langit. Hari ini, Isaac sedang bersantai di halaman rumahnya. Menikmati mendungnya sore dengan secangkir teh hangat yang ditemani oleh cemilan biskuit.
Sepi. Di rumahnya hanya ada Isaac sendiri hari ini. Ia pun kesepian, ia tiba-tiba ingin mengunjungi sebuah tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi.
Tanpa pikir panjang, Isaac pun pergi ke tempat tujuannya. Angin dingin menyengat masuk menyelimuti kulit Isaac, Walaupun ia sudah memakai jaketnya, tetap saja hawa dingin mencoba memasukinya.
Setelah sekitar 10 menit Isaac berada di tengah jalanan kota, akhirnya ia sampai. Ia memarkirkan motor ninja kesayangannya itu di sebuah halaman yang penuh dengan rumput hijau tak jauh dari tempat tujuannya.
Isaac melangkah gontai menyusuri setiap tapak, melirik ke langit berharap hujan tidak turun sekarang. Ia tiba di tempat tujuannya. Ia duduk di samping gundukan tanah dan mulai mengusap nisannya lembut.
"Hay Roo, udah lama ya gue gak ke sini," katanya. "Gue kangen lo, deh. Kapan lo balik? Eh iya, gue makin gede makin bego, ya," Isaac tertawa lirih.
Isaac tercekat menatap pusara di sampingnya ini. Sambil mencabuti rumput liar yang tumbuh, bayangan masa lalu itu kembali hadir. Ketika ia masih bersekolah di sekolah yang sama dengan Arro. Ketika ia sering bermain ke rumahnya hanya untuk mengajak adiknya Arro untuk bermain di halaman rumahnya.
Isaac diterkam rindu. Rindu yang perlahan membunuh Isaac dari waktu ke waktu. Isaac menarik napas dalam-dalam dan mengehembuskannya perlahan.
"Gue mau cerita tentang adik lo lagi, Ro," kedua kalinya, Isaac menghembuskan napasnya perlahan. "Dia masih sama seperti yang gue ceritain sebelumnya. Dia masih keras kepala, bawel, dan semaunya sendiri. Tapi...," Isaac berhenti menaburkan bunga. "Apa gue harus tetep merjuangin dia?"
Suaranya tercekat mendadak. Dinginnya udara makin menyeruak masuk menembus balutan jaket yang Isaac kenakan. "Dia ketemu Arthur." upntuk ketiga kalinya, Isaac menghembuskan napasnya perlahan. "Pertemuan pertamanya sama Arthur kayak disesali banget sama dia. Malah katanya dia benci sama Arthur. Tapi rasanya bullshit kalau diantara mereka gak ada yang gak suka sama salah satunya. Gue bukannya gak mau dia bahagia. Tapi, gue sakit ngeliat mereka makin hari makin akrab. Hati gue selalu mencelos waktu denger mereka jalan untuk pertama kalinya. Gue..., gak bisa terus kayak gini.
"Yang gue sesali, kenapa gue sebegitu pengecutnya untuk ngungkapin perasaan. Sebelum itu, gue udah coba mikir berkali-kali, Ro. Gue gak pantes buat dia. Gue cuma ada di hidupnya buat penjaganya aja." Isaac diam, terpaku pada bunga yang bertaburan. "Gue akan coba bikin dia inget sama masa lalu. Perlahan tapi pasti. Maaf, Ro. Maaf gue gak bisa jaga adik lo seutuhnya. Maaf gue belum bisa bikin lo tersenyum dari atas sana. Gue harap, saat adik lo tertawa bahagia sama Arthur, lo juga tersenyum melihat itu semua. Gue cuma penjaganya," lanjutnya sembari senyumnya terukir.
Ingin melanjutkan tapi hatinya tak sanggup. Banyak hal yang ingin ia sampaikan pada sahabatnya. Tapi, rasanya tidak pantas laki-laki menangis di samping pusara sahabatnya.
"Seharusnya lo nyobain rasanya jatuh cinta, rasanya patah hati, dan rasanya berharap suatu keajaiban muncul. Jatuh cinta itu manis. Tapi karena ada kata jatuh, akhirnya kita juga harus ngerasain pahitnya cinta. Tentang patah hati, lo pasti tahu kok, Ro. Gak ribet, gak sulit. Patah hati kayak udah jadi kewajiban di hidup kita. Karena patah hati, kita tahu kedepannya kita harus bagaimana. Dan yang terakhir, berharap. Kalau yang terakhir lo pasti udah pernah ngerasain, kan? Lo pernah berharap adik lo dapet pengganti lo yang lebih baik. Dan lo juga pernah berharap bisa ngeliat adik lo bahagia secara langsung, bukan dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Hilang [SUDAH DITERBITKAN]
Teen Fictiontersedia di shope atau tokbuk online di @naisastramedia dengan judul yang sama. (Pernah) #1 Sad ending Takdir kadang mempermainkan kita. Saat kita berharap akan berakhir seperti ini, takdir malah mengubahnya menjadi seperti itu. Ada juga temannya...