6.AUTHOR POV
Sesuai kesepakatan, Azhar akan mentraktir Emi makan siang, di tempat yang Emi tentukan. Saat ini keduanya sudah duduk saling berhadapan dalam sebuah café.
"Habis ini kamu mau kemana?" Azhar membuka pembicaraan.
"Hmmm … sepertinya aku mau pergi jalan-jalan sebentar. Habis itu pulang,” Emi menjawab dengan santainya.
"Sendiri?" Emi mengangguk.
"Memangnya kamu berani pergi sendiri?" pertanyaan Azhar membuat Emi menatap Azhar sinis.
"Kamu kan masih kec--"
"Ish, aku udah gede om," Emi kesel pada Azhar yang selalu menganggapnya anak kecil.
"Gede apa nya? datar-datar saja tuh," Azhar berbicara dengan santainya.
"Biarin, mungkin ketularan dari Om."
"Saya ‘kan laki-laki, wajar dong kalau datar."Azhar tersenyum penuh arti.
"Memangnya kalau perempuan gak boleh dat--" Seketika Emi melotot, baru sadar arah pembicaraan Azhar ke mana.
"Dasar otak mesum!!!!" Pekik Emi.
"Tapi kamu suka'kan?"Azhar menaik turunkan alisnya.
"GAK!!!"
"Enggak, kok mukanya merah gitu," Azhar belum berhenti menggoda Emi.
"..." Emi menundukkan wajahnya sambil menyumpahi Azhar dalam hati.
Tak henti-hentinya Azhar tersenyum setiap membayangkan wajah kesal Emi setiap kali di goda olehnya. Azhar merasa, sekarang dirinya tidak bisa bersikap dingin lagi kepada Emi, dan malah menunjukan sikap yang sebenarnya.
***
TOK TOK TOK TOK TOK~
"Berisiiiiik!!!!" Teriak Azhar.Satu lagi kebiasaan Fathan selain suka melempar barang seenaknya ke kepala orang, dia akan terus mengetok pintu sampai Azhar berteriak, baru ia akan berhenti.
CKLEKK!
Pintu terbuka, masuklah sosok Fathan dengan senyuman khas nya.Tanpa di suruh Fathan langsung menjatuhkan bokongnya di sofa yang diperuntukan untuk tamu yang masuk kedalam ruangan Azhar ini.
Azhar sudah tidak kaget dengan tingkah Fathan. Ia seolah cuek dan membiarkan Fathan melakukan apa yang ia suka.
"Ehm… ehemm… Emmmmmm" Fathan berdehem gak jelas.
"Kenapa lo? Haus?" tanya Azhar.
"Ya gue haus," Fathan menaik turunkan alisnya. "haus belaian kasih sayang. Hahahaha …, " lanjut Fathan.Azhar hanya menaikan sebelah alisnya melihat sahabatnya yang tertawa gak jelas itu.
"To the point deh, gue tau kebiasaan lo."Azhar jengah dengan godaan Fathan.
"Nyantai aja pak boss, selow...selow..."
"Cepetan lo mau bicara apa, sebentar lagi kan kita ada meeting!"
"Emm gini...." Fathan menyipitkan matanya.
"Sejak kapan di apartemen lo ada pembantu?"Fathan mulai serius."..." Azhar masih mencerna apa yang di tanyakan Fathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Wasiat [Sudah Terbit]
RomanceSebagian isi cerita sudah dihapus!!! 'Harusnya dari awal gue gak nyembunyiin pernikahan ini....' 'Harusnya gue mengenalkannya langsung dihadapan keluarga besar gue... Kalau begitu 'kan Alex gak akan menaruh perasaan pada Istri Kakak sepupunya sendi...