Yang kangen cerita ini, mana suaranya... 😂
Ciiee yang galau karena seharian ini gak dapet notif dari cerita ini...(emang ada ya?)
Sebelum lanjut kecerita.. Aku punya kabar baik dulu nih buat kaliaann.. Inimah wajib,harus, kudu, dibaca dulu! Yang gak baca pasti nyesel.
Kabar baiknya adalah....
.
.
.
.
Aku bakal post cerita ini sampai tamat!!!Tapi ada tapinya nih, begitu cerita ini selesai aku post di wattpad.. 3 hari kemudian akan aku tarik kembali dibagian part-part akhir, jadi... Pastiin kalian pantengin cerita ini, jangan ditumpuk dulu baru baca... Nanti nyesel loh kalau pas di buka dapet tulisan.
(Dihapus, untuk kepentingan penerbitan!) pasti nanti kesel kan--kan...
Yang salah siapa coba?
Aku atau si doi? #plak. Aku atau kalian? Yakalian lah.. Yakali si azhar.
Oke, untuk sekarang proses revisinya udah hampir selesai. Tinggal aku kirim ke penerbit...
Nah ketika udah ku kirim nanti, aku akan ngebut postnya.. Dari dua kali update, tiga kali, bahkan bisa sampai empat kali dalam sehari.
Biar kelar nya cepet, ditariknya juga cepet.... 😋😋😋
Nah... Untuk sekarang, aku akan fokus dulu nyelesain konflik akhir..
Gak papa ya kalau komentar-komentar kalian gak aku jawab..
Nanti aku akan ngirim wakil deh, namanya DilanKilan kalau dia bales komentar kalian, jangan dikacangin... kasian.. Btw, dia jomblo.. Siapa tau ada yang minat. 😋😋😋
Cukup sudah... Terimakasih atas perhatiannya... Selamat membaca!!! Kalau ada typo tolong tandai yaaa...
***
32
AUTHOR POV
Tok. Tok. Tok~
"Em ... kamu udah bangun 'kan?" tanya Fathan dengan setengah berteriak.
"Udah Kak!" Jawab Emi tak kalah keras. "Tunggu sebentar," lanjutnya seraya menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan turun dari ranjang. Niat hati ingin membukakan pintu kamar, justru langkah kakinya malah membawanya masuk ke dalam kamar mandi, yang memang berada di dalam kamarnya ini.
"Hoooeekkk ... Hooeekkk ... Oo,"
Sedangkan di luar sana, Fathan mengerutkan kening. Menajamkan kembali pendengarannya, untuk memastikan kalau dirinya tidak salah dengar. Benar saja, suara orang muntah itu kembali terdengar dari balik kamar.
Tangan Fathan kembali terangkat, mengetok pintu berulang kali.
"Emilia ... Kamu baik-baik aja 'kan?"
Tidak ada sahutan, hanya suara orang muntah lagi yang terdengar. Hal itu membuat Fathan dilanda kepanikan.
Tadinya, Fathan mengetuk pintu kamar Emi untuk memastikan, kalau wanita itu sudah bangun dari tidurnya. Pasalnya, kini jarum jam sudah hampir menunjuk pukul tujuh pagi. Sedangkan Emi, belum keluar kamar sama sekali. Mending kalau wanita itu masih bersiap-siap di dalam kemar, kalau Emi masih belum bangun, bagaimana? Bisa-bisa wanita itu tidak bisa mengikuti pelajarannya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Wasiat [Sudah Terbit]
RomansaSebagian isi cerita sudah dihapus!!! 'Harusnya dari awal gue gak nyembunyiin pernikahan ini....' 'Harusnya gue mengenalkannya langsung dihadapan keluarga besar gue... Kalau begitu 'kan Alex gak akan menaruh perasaan pada Istri Kakak sepupunya sendi...