PW-27.I. Kenyataan yang terkuak (a)

221K 9.7K 446
                                    

Kalian luar biasaaa...  Makasiih loh, udah ramein lapak. Wkwk..  Nih sesuai janjiku tadii... Kalau banyak yang meninggalkan jejak, aku akan past update.. Bahkan bisa di sebut triple.

Lihat judulnya di atas kan?  Yup, ini bagian (a) nya.. Nanti bagian (b) nya nyusul..  Partnya kepanjangan, jadi aku bagi jadi duaa bagian..

Aku update bag (b)  nya kapan, itu tergantung dikalian...

Seperti sebelumnya... kalau banyak yang ninggalin komentar, aku akan update lagi jam setengah empat sore.. Ingat ya setengah empat Jadi kalian punya waktu satu jam untuk ramein lapak.. Wkwk

(Ini bisa disebut penyogokan gak sih? 😂😂😂)

Kalau baru sedikit yang ngomen, mungkin aku updatenya agak malaman... Gak papa kan.. Yang penting janjiku hari ini lunas.

Selamat menikmati kekhilafanku... 😘😘😘

27.

"Apakah Kak Fathan tidur di kantor lagi," Emi mendesah menatap seisi kamar Fathan yang kosong melompong. Maksudnya kosong, dari keberadaan Fathan.

Fathan jadi jarang pulang ke rumah, Semenjak Emi mengatakan tentang pengalihan saham yang dilakukan Bram. Kalau pulang pun, ketika malam sudah larut.

Laki-laki itu bekerja keras hanya demi mengembalikan keadaan perusahaan seperti sebelumnya. Memperbaiki semua kekacauan yang Bram lakukan.

Bagaimana tidak. Bram bukan hanya mengubah sebagian saham menjadi atas namanya, tetapi laki-laki itu juga memalsukan data keuangan perusahaan, menjadi lebih kecil, dari jumlah yang sebenarnya. Menggelapkan uang perusahaan, dan nanti mengklaim menjadi miliknya.

Dan sekarang. Fathanlah yang harus bertanggung jawab menangani semuanya. Kasihan sekali laki-laki itu. Pasti sangat kerepotan.

Diabaikan Bossnya. Diacuhkan pujaan hatinya. Kalau mengingat kenyataan itu, padahal Fathan bisa membalas perlakuan keduanya, dengan mengabaikan masalah kantor. Tapi laki-laki itu? Tetap berada di zona nyamannya.

Mau Bossnya membencinya atau tidak, laki-laki itu tetap melakukan tugasnya dengan baik.

Surat pernyataan pengembalian saham dari Bram, memang sudah ada. Tinggal menunggu Azhar yang menandatanganinya. Setelah itu terjadi, maka sebagian saham akan kembali pada pemilik aslinya. Bolehkah Emi berbangga diri akan hal itu?

Lalu bagaimana bisa, Azhar tidak sadar kalau Bram sudah mengambil alih sebagian sahamnya. Menurut rekaman CCTV yang Fathan telusuri, Bram melakukannya ketika Azhar lengah.

Azhar memang membaca berkas kerjasama secara keseluruhan, dengan teliti, tanpa ada yang terlewat. Ketika Azhar membaca halaman akhir, dengan sengaja Bram menjatuhkan tempat bolpoin dari atas meja kerja Azhar. Bersamaan dengan itu, ternyata Azhar juga telah selesai dengan berkas yang dibacanya.

Bram pura-pura meminta maaf, dan bersiap untuk membereskan pulpen-pulpen yang berserakan di lantai, tapi Azhar menghentikannya dan malah dirinya sendiri yang menggantikan tugas Bram tersebut.

Di saat itulah Bram bergerak gesit. Mengeluarkan berkas yang sebelumnya tersimpan di atas pangkuan, dan menyelipkannya pada berkas yang paling bawah.

Begitu Azhar menandatangani berkas-berkas tersebut, otomati berkas yang Bram selipkan ikut tertandatangani juga.

Sekarang, kita lupakan masalah berkas, dan kembali pada Emilia yang sudah berjalan gontai memasuki kamarnya. Wajahnya murung. Bagaimana tidak, dari semalam dirinya menunggu kepulangan Fathan untuk meminta izin dari laki-laki itu.

Pernikahan Wasiat [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang