PW-14. "Calon ipar sepupu Kakak!"

208K 9.9K 167
                                    

***

AUTHOR POV

Rencana Emi dan Fathan tidak sia-sia. Seiring berjalannya waktu, hubungan Emi dan Azhar kembali membaik. Semua itu tidak lepas dari campur tangan Fathan, yang selalu menasehati keduanya.

Sayangnya, Fathan belum sempat memberitahukan kepada Azhar, mengenai Emi yang masih mempunyai keluarga, dan mengenai kejahatan dari Bramantio. Fathan hanya sedang menunggu moment yang tepat. Selain itu, Emi juga melarangnya.

"Kalau Kakak memberitahukannya sekarang, lalu bagaimana dengan perasaan Kak Azhar nantinya. Pasti perasaannya hancur bukan?" tanya Emi pada waktu Fathan menjelaskan tentang kenyataan Aulia dan Bram.

Fathan juga sempat membantahnya dengan berujar. "Em ... justru kalau dibiarkan terlalu lama, keadaannya akan semakin sulit."

"Tapi Kak ... kalau sekarang, tidak ada bukti yang bisa kita gunakan untuk memisahkan Kak Aulia dengan Kak Azhar. Sedangkan yang Kakak punya hanya rekaman kejahatan Pak Bram saja." Emi tetap keras kepala. "Aku gak tega membayangkan kekecewaan Kak Azhar nantinya. Apalagi Kak Azhar selalu bahagia, begitu menceritakan kisahnya dengan Kak Aulia, padaku."

Bisa dibilang, keberhasilan Emi dalam mendekati Azhar tidak akan berjalan lancar tanpa adanya nama Aulia. Ketika Emi berusaha mengajak laki-laki itu bicara, Azhar selalu menghindarinya. Beda halnya jika Emi berbicara atau menanyakan tentang Aulia, pasti Azhar akan cepat meresponnya.

Jelas bukan jika Aulia sangat berperan penting dalam mendekatkan diri Emi dan Azhar. Meskipun Emi harus menutupi kekecewaan dibalik senyum yang ditunjukannya, setidaknya Emi bahagia karena bisa menarik kembali Azhar di sisinya.

Sekarang Emi masih bisa menguatkan diri. Tapi suatu hari nanti, pasti akan ada saat, dimana dirinya sudah tidak bisa lagi mendengarkan kisah tentang Azhar dan Aulia.

Fathan sempat tidak setuju dengan apa yang di lakukan Emi, bukannya membuat Azhar menyadari tentang kebusukan Aulia, Emi malah terkesan mendukung Azhar.

Alasannya mudah saja. Biar Azhar makin percaya kepada Emi. Sampai saat ini, sejauh yang Emi lihat, sikap Aulia juga baik-baik saja kok. Tidak ada yang menunjukkan kalau Aulia akan melakukan kejahatan, seperti apa yang telah Ayahnya lakukan pada Emi.

***

Saat ini, Azhar dan Emi tengah berada di sebuah mall ternama di kota Jakarta. Emi membantu Azhar memilihkan gaun untuk Aulia, untuk menghadiri pesta perayaan pernikahan Ervan, nanti.

Azhar sangat antusias ketika memaksa Aulia untuk ikut dengannya ke pernikahan Ervan, pasti sahabat-sahabat Azhar yang lainnya juga bahagia kalau mengetahui Aulia telah kembali.

Rencananya ... Azhar akan membuat kejutan untuk Aulia, dengan membelikan Gaun yang senada dengan tuxedo yang akan di gunakan Azhar nanti.

"Kira-kira warna apa yang cocok dengan setelan Kakak nanti, Em?" Azhar sedang berdiri di depan jajaran gaun-gaun yang di pajang.

"Sepertinya hijau tosca cocok ... Bentar aku cariin dulu."

Tidak lama kemudian, Emi kembali dengan membawa dua gaun berwarna hijau tosca. Yang satu gaun tanpa lengan, dengan belahan dada yang rendah. panjangnya sampai ke tumit kaki tapi bagian punggung nya terbuka.

Yang satunya lagi gaun berlengan pendek, dengan pernak-pernik di ujung lengannya. Panjangnya selutut dan sedikit mengembang di bagian roknya. Tidak terlalu terbuka, sederhana tapi tetap terlihat Elegan.

Menurut Azhar yang kedua lebih menarik. Beda halnya dengan Emi, justru menurut Emi, Aulia tidak akan terlalu suka dengan pilihan Azhar. Meskipun Emi belum pernah bertemu secara langsung dengan Aulia, tapi mendengar banyak hal tentang Aulia dari Azhar, membuat dirinya sedikit mengerti, Aulia itu tipe perempuan seperti apa.

Pernikahan Wasiat [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang