Bab 5

15.9K 774 2
                                        

Author POV

Viona menghempaskan tubuh nya ke atas kasur king size yang hanya milik nya sendiri.
Jam digital diatas nakas memperlihatkan angka 23:46.
Sudah hampir jam 12 malam.
Tapi, Viona belum juga bisa terlelap.

Viona berdiri dari posisi tidurnya, dan mulai berjalan ke arah meja belajar mengambil Iphone nya yang sejak tadi hanya ia letakkan disana.
Viona juga merogoh salah satu kantong ditas nya  dan mengambil earphone putih kesayangannya.
Viona memutar lagu Ed sheeran- Thinking out loud , dengan volume yang bisa dibilang dapat merusak telinga.

Masih segar di ingatan Viona tentang peristiwa yang terjadi diantara dia dan Mario hari ini.
Viona merendahkan sedikit volume dari iphone nya.
Ia mulai membuka akun instagram miliknya.
Sekedar iseng mensearch akun milik Mario , dan ternyata ketemu . Beruntung nya lagi , akun Mario tidak menggunakan private ,sehingga memudahkan Viona melihat lihat gallery nya tanpa harusmemfollow nya terlebih dahulu.

Jaringan malam ini memang sedang bagus.
Satu persatu foto pun terbuka.
Viona terfokus pada satu foto yang menarik perhatiannya.

Viona hanya memandangi satu persatu komentar dari wanita wanita yang notabene nya adalah fans Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viona hanya memandangi satu persatu komentar dari wanita wanita yang notabene nya adalah fans Mario. Yang didomonasi anak SMA NUSA BANGSA.
Viona hanya berbaring santai tanpa respon melihat komentar komentar nan alay yang sekarang tercantum di layar iphone nya. Ia hanya tertawa geli membaca nya satu persatu. Udah hakekat banget kalo ada seorang cowok ganteng di sekolah langsung jadi icon ataupun most wanted  sekolah.


Oh god .
He's eyes...
Mata itu.
Mata yang natap aku dengan lembut dan hangat hari ini.
Bibir itu yang udah merenggut my first  kiss.
Dan kenyaman ini setiap kali memandang wajah itu.
Entah kenapa gue gak bisa marah sama loooo.
Meskipun kadang gue sakit hati sama kata kata yang lo timpalin ke gue.
Tapi perasaan ini aneh. Ha-h . Lucu ya.
Viona membatin lirih. Matanya masih terfokus pada foto Mario yang sekarang ada dihadapannya.
Tanpa ia sadari , tangannya reflek menyentuh layar iphone nya, dan menyentuh pelan layar iphone  itu tepat di bibir Mario.

Vionaa...

Gue bener bener kena karma sekarang.!
Bisiknya pelan. Dan, ia mulai tertidur.

*****

Viona menyusuri koridor kelas XI sendirian.
Arloji di tangannya baru menunjukkan pukul 06:18.
Dia datang terlalu pagi.
Hari ini Viona berniat mengembalikan Hoodie milik Mario yang kemarin dia pinjam . Langkah Viona pun mulai memasuki lapangan sekolah.
Tak sengaja, matanya menatap sebuah bola basket yang sedang menganggur di pojok lapangan.
Viona berjalan pelan menuju kepada bola basket tersebut.

Viona melepaskan tas nya , dan menaruh tas serta hoodie maroon itu dibawah pohon didepan koridor kelas XII.

Tanpa keraguan, Viona mendrible bola basket itu menuju ring. Sejak SMP , Viona memang sering mengikuti kejuaraan basket antar sekolah , bahkan Viona sudah sampai ke tingkat Nasional pada saat ia SMP di bidang basket.

Matahari mulai keluar dari persembunyiannya. Viona masih asyik memainkan bola basket , dan sesekali menshoot bola itu ke ring. Dan , nice shoot.!.

Prok...prokkk...prokkk!!!

Perlahan suara tepukan tangan itu mulai mendekat ke arah Viona. Seperti nya sekolah sudah mulai ramai.

Viona menoleh kearah datangnya suara itu. Dan ia, mendapati Mario sedang menepuk nepukan tangannya di depan dadanya sambil mengucapkan
"Woaaww... that is so amazing !!! ".

Mario mulai menjatuhkan tangannya , memasukkan nya ke dalam saku celananya  dan berjalan mendekati Viona yang berdiri persis didepan ring basket dengan keadaan rambut yang terikat namun, tidak karuan.
Mario menyunggingkan senyumnya melihat Viona yang bisa dibilang amburadul, tapi sexy jika sedang seperti itu.

"Lo bisa main basket ?"
Tanya Mario sesampainya dihadapan Viona.

"Hmm".
Jawab Viona singkat.

"Gue nanya kali non, lo bisa main basket?".

"Menurut lo?"
Viona hanya mengendikkan sebelah bahunya tanpa menoleh ke arah Mario.

Viona berjalan ke arah pohon tempatnya menaruh tasnya dan hoodie milik Mario.

Viona berniat membalik badannya dan menghampiri Mario yang tadinya ia pikir masih berdiri di depan tiang basket dan memandanginya.

BRUKKK!!!

Viona membalik badannya dan menabrak sesuatu yang sangat kokoh.
Viona mengusap kepalanya yang terasa sakit dengan perlahan karna benturan reflek barusan.
Ia mulai mendongakkan kepalanya dan mendapati Mario tengah berdiri dihadapannya dengan jarak yang sangat dekat.

Viona mulai memperhatikan setiap sudut wajah Mario dengan posisi kepala masih mendongak karna Mario bisa dibilang lebih tinggi darinya.
Perlahan , Mario mengangkat tangan kanan nya dan mulai menggapai anak anak rambut Viona yang sudah bertebaran menutupi sudut sudut wajahnya. Mario menyelipkan rambut Viona diantara telinganya. Sedangkan Viona?
Masih terfokus pada wajahnya.

Mario.

"Down to earth Vi!!"
Kata Mario menyadarkan Viona yang terpaku dihadapannya.

Viona yang kaget, seketika menarik badannya menjauhi tubuh kokoh Mario yang masih berdiri di depannya .

Woy woy woy begooo! Ngapain lo bisa menung sih ah.! Sadar Vi sadar. Lo musti ke psikiater . Sumpah... Lolll banget!!!
Kata Viona membatin.

"Nih jaket lo. Makasih. Gue duluan!". Sahut Viona sembari menyodorkan hoodie maroon milik Mario.
Mario dengan pasti mengambil jaket itu dari tangan mungil Viona.

Ingin rasanya Mario menggapai tangan mulus putih itu. Tapi, apalah daya tangan tak sampai.

Mario hanya bisa memandangi punggung Viona yang kian menghilang di belokan koridor kelas XII.
Meninggalkan Mario dengan jantung yang masih berpacu cepat serta senyum yang tak henti hentinya terukir karna Viona pagi ini.

Gue pasti gila!
Cewek bawel itu...
Shitt.!
Mario membatin dan mulai melangkah menuju ke kelasnya yang berada di koridor tingkat 2.

*****

To be continue...




SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang