Bab 19

11.6K 483 10
                                    

Viona POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viona POV

Aku melajukan mobil mazda maroon milikku dengan kecepatan penuh. Berhubung suasana jalanan yang sepi pagi ini. Ini lah yang aku sukai ketika pergi sekolah pagi hari. Aku bisa senantiasa memacu kencang gas mobilku. Tanpa sedikitpun menginjak pedal rem disebelah kirinya. Bahkan tidak mengenalinya. Tanganku berpacu kencang di stir mobil warna hitam ini. Aku selalu suka mencium bau embun atau angin yang masuk ke mobil di pagi hari. Selalu jendela mobil terbuka lebar jika berangkat sekolah dibawah jam setengah tujuh pagi. Itu nikmat. Dan tentu saja, bebas.

Aku menyetel lagu melow jaz di dvd mobil. Gak galau sih, pengen aja.
Tebak kenapa hari ini gue bawa mobil? Yah. Karna , hari ini gak akan ada yang nganterin gue pulang. Raynold bakalan latian basket ampe magrib disekolah. Dan apa harus gue nungguin dia ampe magrib? , gak penting. Lagian kepala lagi mumet banget , jadi nya gue mutusin balik sekolah bakal nongkrong dulu ke starbucks. Kangen banget. Iya, kangen banget. Sama starbucksnya? , sama barista barista gantengnya. Hhhha. Gak kok. Sama menu menu nya lah. Serasa kepunan gue dari maren pengen ke starbucks. Ok.
Balik lagi ke mobil.
Aku membesarkan volume musik yang sedang ku dengarkan.
Terďengar jelas kini lagu yang terputar di dvd itu, Adele-make you feel my love. Yap membuat mu merasakan cintaku. -hueeek. Sok puitis parah. Tapi bukannya malah mengganti musiknya, aku tetap menancap gas kencang dijalanan sepi.

Brukkk!

"Anjing lo!!!"
Seketika aku mengerem kencang mobilku yang tadinya melaju dengan cepat. Mobil lamborghini putih mulus itu sempurna muncul di depan mobilku tiba tiba , dan hampir saja aku menabraknya.

"Gak ada otaknya bangsat, awas lo!"
Aku kembali menancap gas mobilku kuat kuat mengejar mobil lamborghini tadi.
Tak sedikitpun mata ku lepas memandang mobil itu yang melaju kencang dihadapanku.

"Tunggu deh. Kok tu mobil belok ke arah sekolah gue deh. Eh beneran lo sumpah , tu mobil masuk ke gerbang sekolah. Ok fine. Tunggu lo , dasar biadabb"
Aku tersenyum miring dan kembali melajukan mobilku kencang, menekan kuat kuat klakson mobil dan kulihat semua orang terperanjat kaget memandangi ke arah mobilku.
Aku tak perduli. Kini satu satunya hal yang wajib dilakuin adalah ngelabrak tu manusia biadab. !

Aku menghentikan mobil ku tepat disamping mobil lamborgini itu terparkir. Tanpa memperlambat waktu lagi, aku langsung turun dari mobilku dan menutup pintu mobil kuat kuat.

"Woy keluar lo! Beraninya di jalan doang ya lo!"
Aku berdiri persis didepan jendela mobil bagian pengemudi lamborghini putih ini. Kurasakan pintu mobil itu terbuka. Aku berdiri dengan pasti , wajah merah dan amarah berkobar dalam diriku.

Sang pengemudi turun. Lelaki tinggi berperawakan lembut itu . Aku terdiam sejenak menatap sosoknya keluar dari mobil. Ia berdiri tepat di hadapanku , dan tersenyum. Benar. Ia tersenyum. Bener bener ajaib. Dan bener bener ngagetin.

"GILBERT! OH MY GODDDD!"
Seketika itu pula aku melompat kegirangan menghambur memeluknya.

Gilbert benar benar datang ke Indonesia. Tuhannn.

SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang