Bab 25

10.6K 519 21
                                    


"Apaan sih,! Gak. Gue gak ngelamun. Ehh gue duluan ke kelas ya. Sebelum bu Gultom bunuh gue. Daaaaa abanggg!"
Kata ku ambigu agar bisa cepat cepat pergi dan meninggalkan Raynold bersama pikirannya sendiri.

Beberapa langkah lagi , aku akan melewati Mario dan wanita di depannya ini.

Apa lagi sih nih?

Aku mengerutkan dahi seketika saat melihat perempuan yang masih duduk didepan Mario itu menoleh ke arahku dan , tersenyum.
Aku menoleh ke belakang mencari cari kemana arah pandang wanita itu. Tapi, kosong. Gak ada siapa siapa dibelakang aku. Raynold yang tadinya masih duduk di belakangku kini juga sudah menghilang.

Fix deh. Tu cewek liat gue.
Aku hanya membalas senyum nya dengan wajah datar. Karna emang gue gak kenal.

Akhirnya aku sampai di depan mereka . Aku hanya berniat lewat awalnya. Sampai wanita itu membuka mulutnya.

"Hai,"
Sontak aku menoleh ke arah mereka. Ya , Kini Mario juga terperanjat melihat keberadaan ku didepannya.

"Oh ,hai,"
Aku hanya memasang wajah dengan senyum sedikit mengembang disini. Setelah menimbang nimbang , gak baik juga kalo gue nyuekin cewek ini. Songong banget gue. Lagian baru kelas 10 . Hmm. Padahal gue rasa umur gue gak beda jauh amat sama cewek di depan gue sekarang.

Kulihat , disana Mario berdiri. Menggeser mangkok makannya tadi ke samping ,dan keluar dari sela sela kursi panjang itu. Mario berjalan melewati cewek itu santai tanpa sedikitpun melihat kearahnya.
Mata hanzel nya benar benar fokus ke gue. Yakin banget. Hmm. Dan bener gue kaget, Mario menarik lengan ku , menarik ku seketika keluar dari kantin. Kulihat tatapan wanita itu kini semakin intens. Senyumnya perlahan memudar. Entah karna Mario pergi. Atau karna Mario yang pergi , bersamaku. Arrrghh.
Aku tak lagi melihat wanita itu . Ia tak terlihat lagi setelah kami berbelok keluar kantin.
Kok gue makin penasaran gini sih.
Ni lagi Mario ngapain lagi narik narik gue. Dikira gue anak ayam apah. Ishhh.

"Mariooo, ngapain lo narik gue ! Lepasin, gak enak tau banyak yang liat. "

Mario tak menjawab. Bahkan matanya tetap memandang ke depan. Ia semakin mengeratkan genggamannya pada lenganku. Budeg kali ni anak ya.

"Mario!. Lepasin. Gue bukan anjing piaraan lo. Jadi lepasin gue!".

Seketika Mario berhenti berjalan. Sontak saja aku kaget dan menabrak samping tubuhnya. Karna sedari tadi aku fokus melepaskan genggamannya.
Dan , disini lah aku berakhir. Di depan tubuhnya.  Entah sejak kapan Mario memutar tubuhnya. Hingga kini kami berhadapan.
Aku gak akan berani buat noleh ke atas. Karna gue yakin , gue bakal terhipnotis seketika kalo Mario nunduk natap gue. Iya , sebut aja gue bodoh. Emang bodoh. Semenjak kenal ni anak. Gue gak akan pernah sanggup buat natap matanya lama lama. Karna itu buat gue , kecanduan. Iya, candu banget. Kaya rokok. Tapi sayangnya gue gak ngerokok. Tapi kayanya lebih enak candu rokok deh, daripada kecanduan sama mata coklat terang itu , dan ya tuhaaan, ! . Bulu matanya tuh. Gue ampe kalah. Njirr!

 Njirr!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang