Bab 13

12.3K 595 3
                                        


Hari kedua kegiatan Perjusami SMA NB. Rangga berkeliling mengawasi kegiatan tiap regu . Senior yang lain duduk berdampingan sembari menyanyikan lagu cinta beriringan gitar yang dipetik oleh Raynold.

Disini lah Mario. Diatas rooftop gedung 3. Seperti biasa, menenangkan fikirannya yang beberapa hari menjadi kusut entah kenapa. Mario menyandarkan kepalanya di tiang pembatas pagar atas atap, dengan kedua kaki yang disilangkan diatas bangku panjang yang bisa dibilang sedikit rapuh karna jarang diduduki. Mario menyumpal kedua telinganya dengan headset. Ia terfokus pada lagu yang terputar dalam ipod nya. Sesekali kepalanya bergerak ke atas , kebawah , mengikuti irama musik. Tanpa ia sadari rintikan hujan pun perlahan turun mengguyur rooftop pelan. Mario meringsut ke pojok bagian yang tertutup oleh sedikit atap. Dengan Headset masih menyumbat dalam telinganya. Kini , jari jarinya memainkan ipod yang ada ditangan kanannya, memutar nya sesekali membuat kabel headset menjadi sedikit menggulung.

Tringg!!

Terdengar nada yang sudah tak asing ditelinga Mario. Meskipun headset masih menyumbat telinganya dalam, tapi ia masih dapat mendengar bunyi dentingan chat line yang masuk .
Viona Georgia : Dimana?

Matanya membulat sempurna seketika, tubuhnya yang tadinya ia senderkan dinding spontan maju dan kakinya menyentak kuat ke lantai.

Mario tidak salah lihat chat line yang masuk ke akun line nya. Nama Viona benar benar tertera disana. Dan, yang membuat Mario kaget bukan kepalang, Viona menanyakan keberadaan Mario. Jari jarinya kini berkutat diatas keypad iphone nya.

Mario Fernandez C: Rooftop gedung 3.

Viona Georgia: Ok. Tunggu gue disana. Jangan kemana mana. Ini gawat!

Ha gawat?
Apaan gawat?
Kalo gawat ngapain ni anak nyuruh gue nunggu disini?
Ada yang kesurupan atau apaan sih ini?

15 menit Mario berjalan mondar mandir dari sudut rooftop yang satu ke yang lain. Begitu seterusnya. Hingga, Viona datang.

Viona berlari kearah Mario.
Matanya merah, dan sembap. Tentu saja, ia habis menangis.
Langkah kaki nya terbatah batah.
Mario yang khawatir belum sempat Viona sampai ke tempatnya berdiri, ia langsung berlari ke arah Viona.
Viona menghempaskan tubuhnya kepada Mario.
Terdengar suaranya yang serak terbatuk batuk.
Entah apa yang membuat nya menangis hingga tersedu seperti ini. Tangan Viona memeluk tubuh Mario erat. Tak satu jari pun terlepas dari jari yang lain. Tangannya menyatu, semaki  kuat menenggelamkan wajahnya di pundak Mario. Mario yang kini dapat merasakan hal yang tidak biasa dari Viona. Belum pernah ia lihat Viona menangis hingga seperti ini. Dengan penuh rasa, Mario mengusap kepala Viona pelan. Sesekali mencium puncak kepalanya. Bau harum rambut Viona menusuk hingga ke paru paru nya. Membuat ia semakin nyaman akan Viona di pelukannya.

"Vi , kenapa? Ayo dong cerita,".
Kata Mario masih mengusap kepala Viona yang mendekap dalam di bahunya.

Viona tak menjawab pertanyaan Mario. Yang ia tau sekarang, ia menangis, sekencang mungkin, dipelukan orang yang baru saja ia kenal, namun, menurut Viona , Mario lah orang yang tepat untuk dicari nya saat ini.
Nafas Viona kini tak beraturan.
Kepala nya yang tadi nya tenang kini mulai bergerak keatas dan ke bawah. Karna terlalu lama menangis, Viona sesegukan.
Viona perlahan mengangkat wajahnya keluar dari bahu Mario. Dengan tangannya yang masih memeluk pinggang Mario erat.

"G-gatauu-uu ... ,".
Kata Viona dengan sesegukan .

"Gatau apa Vi? Cerita Vi. "
Pinta Mario dengan nada lembut sembari mengusap pipi Viona yang basah dengan air mata.

SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang