Bab 34

8.2K 511 38
                                    

Waktu terus berjalan meninggalakan tragedi tragedi menyakitkan hari kemarin.

Viona pergi ke Belanda untuk transplantasi itu. Raynold terpaksa tidak ikut karna dimarahi Morin untuk sekolah. Viona pergi ke Belanda didampingi Morin , Bastian , dan Oma Syala. Oma tercintanya.
Mario , Mario tak pernah absen membuka skype nya menghubungi Morin. Meskipun hatinya hancur, ia hanya perlu terus berdoa. Berdoa yang panjang dan meminta pada tuhan segala mukjizat yang paling indah untuk kekasih hatinya. Viona sudah menjalani operasi. Ia hanya tinggal meneruskan pemulihan. Raynold dan Mario sudah menjadi seperti biasa. Raynold sadar tak ada gunanya terus berdiam dengan sahabat baik sekaligus rival nya itu. Rasanya dunia sepi kalo nggak ada berantem sama tu bocah satu. Beberapa hari Raynold berfikir ,tidak sepenuhnya itu adalah kesalahan Mario, memgingat kalau Mario memang belum tau perihal penyakit yang selama ini bergantian menyerang tubuh adiknya. Dan terus menggerogotinya. Hingga donor itu pun terpaksa dilakukan.Mereka hanya harus menunggu hingga Viona sadar dan pulih kembali pastinya. Mereka semua tak tau apa yang harus mereka lakukan pabila Viona pergi dari sisi mereka semua. Gilbert pun. Semuanya semakin lengkap dengan adanya Gilbert di antara mereka. Tak akan dibiarkannya lagi manusia ular seperti Talula kembali mendekati wanita tercintanya. Ralat. Sahabat kesayangannya maksud gue. Hmm. Ya begitulah. Gilbert hanya harus mengikhlaskan Viona, demi.kebahagiaannya dan demi kebahagiaannya. Ya, bahagia nya , juga bahagia untuk Gilbert. Meski awalnya sakit.

Tapi lama lama ikhlas juga.

"Woy , Yo. Udah skype nyokap ?"
Suara Raynold terdengar lebih tenang dari sebelumnya. Tapi juga sedikit mengagetkan.

Yang ditanya hanya mengangguk dengan fikiran yang entah kemana mana.

"Hmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm. Gue ngerti. Ngerti ngerti. Tenang aja , Viona pasti sembuh. Dia kan adek gue, adek gue itu kuat. Lo lupa ya, Viona tu kan sayang banget sama gue , jadi dia harus setia cerewetin gue sampe dehh gue kawinn. Iya gak,?"
Raynold menyenggol bahu Mario sembari merangkul sahabatnya itu.

Mario menjatuhkan kepalanya dan menghela nafas beberapa saat. Ia menegakkan kepalanya dengan senyum tipis di bibirnya.

"Iya. Dia pasti baik baik aja kan, Gue , gue, sayang banget. Sayang banget , sama dia."
Jawab Mario pelan.

"Iya iya. Itu juga gue tau kok. Dari jaman Frank Einsten mukanya masih ganteng juga gue udah tau kok. Lo sayang banget sama Viona. Haha,"
Balas Raynold dengan wajah girang.

"Ngaco aja lo ah,"

"Yaudahh. Come on vrooh. Gue laper. Kita sikat kantin mbak Yes yok,"
Raynold menarik bahu Mario keras dan membuat Mario seketika terkejut.

"Eh ehh eh. Ehlahh bangsat emang!"
Umpat Mario kesal.

"Eh eh. Ga boleh kesel sama calon kakak ipar. Oke, njing. Ha,"
Balas Raynold tak kalah.

"Haissh. Bajing lo !"
Seru Mario geram.

*****

Viona mengerjapkan matanya beberapa kali setelah tidur panjangnya. Akhirnya, ia kembali dari tidur panjang yang mengkhawatirkan dan, melelahkan.

SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang