Bab 35

8.1K 710 17
                                    

   Dengan wajah yang tak dapat ditahan. Mario terus tersenyum hingga tak tampak jengkel dan segala umpatan yang sejak tadi ia lontarkan oada labtop di depannya. Terlalu bahagia melihat nama Viona dilayar labtop nya, hingga ia lupa menekan keypad yang seharusnya ia tekan sejak beberapa saat lalu. Nama Viona tak kunjung hilang. Hingga akhirnya ,

Wajahnya terlihat jelas disebrang sana.

Seorang perempuan berwajah pucat , yang beberapa waktu ini telah ditunggu kembalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang perempuan berwajah pucat , yang beberapa waktu ini telah ditunggu kembalinya.

Viona Georgia, si galak pacar Mario . She's back. Mario's love back. BACK! OH GODDDD! ARE YOU FUCKING KIDDING ME? IAM SO MISS HER. OH! DAMN IT!.

"Haiii,"

Mario masih terpaku memandangi lekat lekat Viona di layar datar labtop nya. Ia mengusap layarnya beberapa kali. Mengabaikan sahutan sahutan kecil di depannya.Mencubit pipinya, memelintir telinganya sendiri, memastikan ini bukan mimpi. Tapi, ini sakit . Sama sekali sakit. Berarti, juga sama sekali,bukan mimpi.

Seorang gadis disana hanya tertawa kecil melihat tingkah laki laki yang kini juga sedang ia pandangi melalui layar ponselnya. Sungguh menggemaskan. Ngeliat seorang Mario Fernandez yang galau uring uringan berminggu minggu , sekarang mukanya merah karna dia cubitin sendiri. Kan bego. Hahah.

Nyebur aja nih ke Ciliwung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nyebur aja nih ke Ciliwung. Eetdah.
Mario terus menggerutu dalam hati karna malu.

"Halo, sayang."
Panggil Mario lembut dengan senyum penuh rindu.

"Wellcome back, my bie . I miss you so muchhhh. Mmmuahh... mmmuahhh. Can i hug you right now? Ohh ,"

Mario sungguh benar sudah gila. Ia tak henti mengeluarkan ciuman ciuman yang sangat dapat didengar jelas oleh Viona. Memalukan memang. Tapi, ya itulah...

Efek kangen.

"....."
Yang dikangenin malah asik ketawa ketawa sendiri.

"Ouiiii ma boyyy... i miss you tooo... just want to hug me? Aren't to kiss me ? Ahhhe,"
Kini malah Viona yang gencar menggoda Mario.

"Oh c'mon bie. I want to kiss you too... hoo i want. Want all. "
Mario kembali tersenyum hangat, dan Viona, Viona lagi lagi merah pipinya.

"Dari kapan kamu bangun nya sayang , kok baru sekarang skype aku nyah,"

(#Auth0r) Aiih. Gak lucu Mario. Sumpah. Lu kalo mo ngambek taran aja napa. Kangen kangen aja duluu. Emang dasar cowok kelewatan makan miwon ya ini nih. Hmmm.

"Kamu tuh ih. Udah kangen banget gitu ya sama aku nyah,"

Viona bersuara sedemikian lembut pada Mario. Membuat Mario tak tahan ingin langsung menggigit pipi gumpal Viona bila ia ada di depannya.

"Hmm. Kamu tuh gak tau seberapa kangen nya aku ke kamu. Dasar ga peka. Ehee. Oh, Raynold udah tau kamu bangun,?"

Viona mengangguk.

"Gilbert?"

Viona mengangguk.

"YANG LAIN?!"
Wajah Mario tampak histeris. Issh.

Viona kembali mengangguk. Tapi kali ini nyengir lebar.

"Aku yang terakhir tau?"

Dan , Viona hanya mengendikkan bahunya sekejab.
Mampuss..

"APA YANG KAMU LAKUIN KE AKU ITU, JAHAT!"

HAHAHAHAHHAHAAH. Sukses Viona terbahak bahak ditempat tidurnya mendengar perkataan Mario yang baru saja ia ulangi dalam hati. Gue , jahat ya? Hhhe.

"Sejak kapan deh kamu jadi alay gitu , yang?"

"Sejak ditinggal sama kamu. Galau aku nya... cepettt pulanggg! Giaaa, sayangg, ma bebihhh cepettt pulanggg. Kangennn , pelukkk, kangeennn, bibirnya"

Deg.

"Ehhh mesumm sayang ihh. Sejak kapan aku mau nyium kamu,"

"Sekarang. Mmmmuahh,"
Mario kembali memberi satu kecupan panjang pada Viona.

Yatuhaaannn. Kapan gue diginiinn. Hhha.

"Mama mana ?"
Tanya Mario.

"Ada . Lagi beresin baju baju aku. Kan katanya aku disuruh cepet pulangg, nggak mau nih?"

"Ehh ehh. Mau sayang. Mau. Emang udah sembuh kamu ?"

"Udah kok. Kata dokter nya udah boleh pulang. Cuman jangan banyak aktivitas aja. Eh i-ya. Sayang, aku punya satu permintaan,"

"Apa?"

"Kalo aku udah pulang, kita ketemu mama Kara ya, aku kangennn,"

Yahhh. Sudah hampir berjalan tiga bulan Kara berada dalam tempat rehabilitasi khusus. Tentu saja dengan persetujuan keluarga yang lain. Termasuk , Stuart yang belum juga pulang. Tapi satu hal yang Mario benar benar dapat rasakan ,

Kara mulai beranjak sembuh.

"Iya , sayang. Kita ketemu mama , yah"
Mario menjawab Viona dengan lembut dan tentu saja jahil. Ia terus saja mengedipkan sebelah matanya mencoba menggoda ketahanan Viona pada pesona kekasihnya itu. Gilak gilak.


"

Kamu, cukup. Udahan kedip kedipnya. Ntar aku gak jadi pulang nih,"

"Loh!?"

"Aaaaa iya. Ga tahannn mo liat kamuuu. Mau loncat pelukk kamuu. Ihhh. Udah ah. Ntar aku gajadi pulang beneran deh nih. Aku bantuin mama aja dehh. Sana kamu. Dasar bau'"

"Bau tapi sayang juga lo. Hahh. Dadaaa sayangg.. see you in my room, bhak".

Kamprettt kamprettt..

Mamamaaaa ayooookk! Cepetannn pulanggg.

Kenapa sihh sayangg, mama lagi beresin baju nya inihh.

Kangennn Rioooo.

Dan seketika , Morin memfokuskan diri pada Viona yang tengah menatapnya manja.

Anak ABG. gini banget ya, kasmaran. Iya iya. Kita pulang! Oke.

YEAYYYYYYYY!

Viona menghambur memeluk mamanya yang terhuyung karna tiba tiba dipeluk si manja , putri kesayangannya.

*****
BECAUSE GUE SAYANG JUGA SAMA READERS YANG GAK PERNAH NINGGALIN JEJAK!

SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang