Bab 21

10.9K 476 5
                                    

Author POV

"Ma, mama" panggil Mario lembut pada Kara-mama Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, mama" panggil Mario lembut pada Kara-mama Mario.

"Mamaa,"
Kini Mario mulai meraih tangan Kara dari pegangan kursi roda dingin itu , perlahan.
Mario menenggelamkan wajahnya mencium dalam dalam wangi tangan Kara.

"Maudy, Maudy, ..."

"..."
Mario diam menatap ke arah Kara yang memandang kosong keluar jendela.

"Mama,"
Panggil Mario , lagi.

"Maudy,"
Kata Kara menegaskan.

"Ini Mario, ma. Bukan Maudy,,"

"Maudy lama ya gak kesini, mama kangen , sayang,"

Genggaman Mario semakin erat. Kini , ia menundukkan kepalanya menghadap pada keramik putih kamar Kara. Matanya panas. Dada nya sesak. Lagi lagi , Kara membuatnya kembali merasa bersalah. Ya, karna kejadian hari itu , Maudy meninggal.  Kara,ya, mama lumpuh permanen pada kedua kakinya. Mario seakan tak bisa menahan rasa panas dihatinya. Setelah kehilangan papa tercintanya 6 tahun lalu. Mario seakan menjadi anak terbuang. Bahkan , Stuart pun pergi. Bukan meninggal, hanya saja ia menetap di Portugal. Bersama kakek dan neneknya. Stuart, saudara kandung satu satunya yang dimiliki Mario. Tak bisa dipungkiri bila Mario merindukannya. Ramon -papa Mario, meninggalkan begitu banyak harta, tapi, tidak menyisakan kenangan bermakna dihatinya. Semasa hidup Ramon hanya dihabiskan memanjakan Stuart. Tanpa peduli dengan adanya Mario. Maka itu, waktu waktu Mario hanya dihabiskan bersama Kara. Mamanya. Wanita paruh baya yang kini berada dihadapannya. Wanita , yang membuat Mario masih sanggup bertahan hingga saat ini. Bahkan dulu , rasa iri di hati Mario tak dapat di pungkiri melihat Ramon yang hanya sibuk berkutat dengan Stuart , dengan nilai nilai bagus yang diberikan Stuart. Sedangkan Mario, hanya bersembunyi dibalik tubuh Kara. Kini dimana lagi ia harus sembunyi, Kara? Mungkin. Tapi tidak . Stuart? . Harusnya saat itu Stuart pergi membawa Kara ke Portugal. Selama 17 tahun Stuart iri pada Mario yang selalu mendapatkan kasih sayang Kara. Tapi , tanpa Stuart sadari , Ramon pun sama tak perdulinya pada Mario. Kedua orang tua ini menyayangi dengan hati masing masing. Meskipun di dalam hati kecil Kara, ia menyayangi semuanya.

Flashback On

"Lo tuh bawa sial di hidup gue! Seharusnya lo gak pernah lahir. Ngerti lo!"

Mario masih menundukkan kepalanya berdoa semoga Mama dan kekasih tercintanya tidak mengalami hal buruk didalam sana.

"Lo diem ha. Lo salah. Dari awal udah gue bilang sama lo kan , jangan bawa mama kemana mana .Dan lo liat sekarang.  Maudy juga bakal ngeregang nyawa gara gara lo. Pembunuh lo!"

Deg!

Batin Mario tersentak . Kakaknya sendiri mencap dirinya sebagai seorang pembunuh. Kaki nya lemas. Tubuhnya sakit. Mario juga terluka . Tapi tidak separah Kara dan Maudy yang masih berada diruang operasi.

SECRET LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang