Gilbert POV
Seminggu lewat aku berkutat dengan turnamen golf di Thailand. Aku kangen . Kangen Viona. Gak sabar dengerin omelan nyinyir nya Viona . Aku dan temen temen seteam bergegas memasuki pesawat yang akan membawa kami pulang ke Indonesia.
Dipesawat , saat asik asiknya mereka selfie selfie sama pemandangan awan kosong diluar pesawat, ampe heran, udik banget ya kaya gak pernah naik pesawat. Waktu berangkat, perasaan gak seheboh ini deh. Takjub parah . Bener bener udik. Ahhha.
Aku hanyut. Benar benar hanyut. Lelah dengan seminggu pertandingan dan berhasil membawa pulang tiga medali. Satu medali emas. Dan yang lainnya perak. Senang rasanya. Tapi, belum sesenang kalau melihat Viona ketawa terus bilang bodo tiba tiba. Sumpah, buat aku itu bener bener gemesin banget.
Aku menenggelamkan kepalaku ke sandaran kursi pesawat. Lelah? Sedikit. Karna lelah ini bakalan cepet ilang kalo udah ketemu Viona. Ya , cewek cerewet ngangenin itu.
Aku mengambil ponsel yang sejak tadi tersimpan di dalam saku celana ku. Yes , i know. Gak boleh main hp selama berada dalam pesawat. But, how i care? I dont care.
Aku menghidupkan ponsel ku seketika. Mencari app WA ku di dalamnya. Membuka chat Viona. Bisa ku lihat chat terakhir yang ku kirimkan beberapa hari lalu , aku bilang Viona jahat. Iya , emang jahat. Dia cuman bales chat perpisahan itu dengan satu huruf menyebalkan. Saking menyebalkan nya , saat itu juga rasanya aku ingin melempar iphone ku kemana saja. Bahkan ke tembok kamarku sekalipun. Ya tapi gak mungkin. Ini iphone, tak terhitung sudah berapa kali aku gonta ganti hp karna selalu saja melempar nya saat kesal. Merk yang sama. Di Vertex store yang sama. Iphone. Tapi kini , please. Ini Ip seven. Dan baru keluar beberapa saat lalu. I think , no. Sorry.
Aku mengetikkan pesan dengan cepat ke akun WA Viona. Aku nggak akan mau ambil resiko , hingga pramugari ataupun pramugara pesawat ini menghampiri ku dan menegur ku dengan nada berat.
Gilbert Manor S : Aku balik hari ini Vi, gak mau jemput gitu di bandara? C'monn...
Gilbert Manor S :
Iseng sih. Tapi biarin. Aku mengirimkan foto yang menurutku benar benar menggelikan itu. Wajah idiot dengan senyum pepsodent ala bocah 5 tahun. Arrgg! Menggelikan. Tapi gak papa. So, ini pada Viona.
.
.
.
.
5 menit, belum ada balasan. Well, aku mematikan ip ku kembali. Memasukkan nya ke saku celana ku.Huhhh, melelahkan.
Mengantuk.
Mataku lengket.
Mataku berat.
1 menit. Aku memejamkan mataku.
.
.
.
3 menit , aku menyilangkan kedua tanganku didepan dada.
.
.
.
5 menit, aku hilang. Pandanganku gelap. Mataku lengket , enggan membuka. Aku , tertidur.*****
Viona POV
TOK. TOK . TOK
.
.
.
TOK . TOK.... TOKKK!
.
.
.
.
DORR... DORR..DORR...
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE [Completed]
Teen FictionApa yang bikin hati seorang Viona Georgia si galak keturunan Indo-Prancis jadi dentum dentum melulu? Ya , itu . Si ketua osis SMA Nusa Bangsa yang tiap saat dia bilang error. Iya, yang buat dia jatuh cinta . Mario Fernandez Cullen. Bule ganteng ketu...