"WHAT!!" teriak Tiana ketika baru saja mendengar cerita Dillana, gadis itu menutup mulut comel Tiana.
"berisik deh lo! Jangan teriak bisa kali" Dillana mendengus, ia kembali meneguk cappucino nya.
"ta..tapi, ini gila!" Tiana melihat sekeliling dan mendekatkan dirinya kearah Dillana, ia berbisik "lo gak lagi hamil kan?"
"YAH! Kenapa gak lo, gak Mama sama aja. Mana mungkin lah gue" Dillana memelankan suaranya "hamil, lo tau sendiri lah gue sama dia gimana"
Tiana mengangguk-angguk "iya juga sih, aish...gak tau deh, tapi apa lo yakin?"
Dillana tersenyum dan mengangguk antusias "ya iyalah gue yakin, gini ya, kalo dia suami gue, otomatis Cuma gue yang dia liat, maksud gue gini, kalo masih pacaran gini kan rawan putus, tapi kalo nikah kan....bisa jadi dia juga jadi cinta sama gue, mana bisa gue tolak"
Tiana mengangguk lagi "lo bener juga sih, dia gak bakal kaku lagi sama lo, soalnya status kalian bakal beda"
"hmm gitu deh" Dillana memeluk Tiana erat "yah semoga semuanya lancar, tanpa halangan apapun"
***
"hay" Valdo menaikkan sebelah alisnya melihat Diany yang melewati koridor kelasnya. Pria itu mengikuti langkah Diany.
"ngapain sih lo? Ngikutin gue terus" Diany mempercepat langkahnya namun Valdo menghalangi jalannya.
"sensi banget sih lo" Diany mendengus mendengar ucapan Valdo. Gadis itu bersedekap dan memandang Valdo sinis.
"apalagi sih mau lo? Gue udah jalan kan sama lo, jadi gak usah ganggu gue" bentak Diany namun tak membuat Valdo gentar.
Valdo terkekeh mendengar nada marah Diany, pria itu maju beberapa langkah mendekati Diany, membuat gadis itu mundur beberapa langkah. "mau ngapain lo? Gue bakal teriak kalo lo macam-macam"
"aish...gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok, tenang aja"
Diany menghela nafas panjang "mau lo apa sih sebenarnya? Gue capek ya, ngadepin tingkah konyol lo itu"
"ah..sorry kalo gue ganggu lo. Gue duluan ya" Valdo mengacak rambut Diany dan berlalu. Pria itu masih belum bisa mengungkapkan perasaannya.
Diany menghentakkan kakinya "aishhh...dasar cowok gila!"
***
"lo gila! Lo makin nyakitin dia Aldi!" geram Gio karena mendengar ucapan Aldino.
"gue tau apa yang akan gue lakuin dan lo..." Aldino menunjuk Gio "gak usah ikut campur" pria itu berlalu namun suara Gio menahannya.
"lo bakal nyesal Al! Gue udah bilang berkali-kali sama lo, jangan ngarepin Diany! Apa lo gak ingat, dia pergi gitu aja dari lo"
Aldino berbalik dan menatap tajam Gio "UDAH GUE BILANG GAK USAH IKUT CAMPUR!!!!" pekiknya dan ia menerjang Gio dengan ganas.
"lo gak tau apa-apa tentang itu, dan jangan buat gue marah sama lo" Aldino menarik kerah baju Gio "sekali lagi gue tekanin sama lo, jangan ikut campur" Aldino mendorong Gio membuat pria itu tersenyum sinis.
"fine.. gue gak akan ikut campur lagi. Tapi kalo gue denger sekali aja lo nyakitin Dillana...abis lo ditangan gue"
Gantian Aldino yang terkekeh sinis "apa urusan lo sama dia? Ah...jangan bilang kalo lo suka sama dia, gitu kan?" Aldino menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...