Semenjak hari itu hubungan Dillana dan Aldino semakin membaik. Pria itu memperhatikan istrinya dengan baik, mereka pun pergi ke kampus bersama.
"Kakak mau sarapan apa? Nasi goreng atau Roti?" Dillana duduk dihadapan Aldino menunggu jawaban pria itu.
"Nasi goreng aja" Dillana mengangguk dan mulai menyedokkan nasi untuk suaminya.
"jadi hari ini lo gak kuliah?" tanya Aldino disela makannya.
"nggak Kak"
"ya udah, inget ya, kalo mau pergi-pergi bilang gue, dan kalo ada apa-apa cepet hubungin gue"
"siap Pak Boss"
Aldino meletakkan piring makannya ditempat kotor, ia mengambil tas nya. Tak lupa kegiatan yang mereka lakukan tiap pagi, Aldino selalu mencium kening Dillana dan Dillana mencium tangan Aldino.
"hati-hati ya Kak" Aldino hanya mengangguk dan mulai berlalu menggunakan mobil BMW Hitam metaliknya.
***
"jadi...lo udah..itu" tanya Tiana kepo dan dengan malu Dillana hanya mengangguk, pipinya memerah.
"aish...banyak kemajuan lo" Tiana menoyor jidat sahabatnya itu dan Dillana hanya terkekeh. Mereka saat ini berada di warung Mang Ujang, Dillana menagih janji Tiana.
"eh, gue juga udah tunangan sama Gio, tapi belum resmi sih" Tiana menunjukkan cincinya pada Dillana.
"cieee, selamat ya, berarti gue boleh nambah lagi dong" goda Dillana dan alhasil membuat Tiana mendengus.
"bilang aja mau nambah, pake acara cie-cie ini gue segala, kayak abege labil lo"
"tapi sumpah, ini enak banget Ya"
"modus lo mah"
"tau aja lo"
***
BRAKK!
Ruangan Aldino terbuka kasar dan memunculkan sosok Diany dengan mata sembab sisa semalam.
"Dian" kaget Aldino tak tau harus berkata apa pada gadis yang berdiri dihadapannya ini.
"kenapa? Kaget liat aku?"
"nggak..aku..Cuma..aku..."
"udahlah Dino! Aku gak tau apa maksud kamu ngomong kamu cinta sama istri kamu dihadapan banyak orang. Kamu pencitraan? Atau memang kenyataannya gitu?"
"Dian ini gak..."
"gak usah ngeles lagi No, aku tau semuanya! Jadi kamu anggap aku ini apa?! Kamu bilang, kamu cinta sama aku, tapi nyatanya" Diany menggelengkan kepalanya tak tau harus berkata apa lagi.
Aldino memegang bahu Diany dan menatap gadis itu "Dian lihat aku! Aku dilema Dian, aku gak tau harus ngelakuin apa"
Diany menyentak tangan Aldino dari bahunya "dilema kamu bilang? Ceraikan istri kamu Dino"
"Dian kamu gila! Gak mungkin.."
"kan! Aku udah nebak kalo kamu bakal jawab itu, kamu cinta kan sama dia?"
"aku gak tau Dian!"
Diany terkekeh sinis "udahlah, pengakuan kamu tadi malam itu terlihat..." Diany menatap tajam Aldino "jujur"
"kamu datang tadi malam?"
"kenapa? Kaget?"
Aldino hanya diam tak tau harus menjawab apa "tapi...sepertinya, aku mau mulai setia dengan istri aku. Maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...