Makan malam kali ini terasa lebih hidup dikarenakan berkumpulnya keluarga. Ziah dan Elsa sibuk sekali membahas tentang cucu. Mereka sekarang sedang duduk diruang keluarga karena baru selesai makan.
"jadi gimana? Udah ada tanda-tanda?" kode Elsa pada menantunya itu.
Dillana menyerngit dan menatap bingung Elsa "tanda-tanda apa Ma?" tanya nya sopan.
Ziah dan Elsa kompak tertawa "kamu ini masa gak ngerti sih" Ziah mendorong pelan bahu anaknya itu.
"apa sih Ma?" bingung Dillana karena ia memang tak mengerti arah pembicaraan Mama dan mertuanya.
"hamil sayang. Kamu udah hamil?" jelas Elsa membuat Aldino yang duduk dihadapannya terbatuk sedangkan Dillana bersemu merah.
"belum Ma" jawab Dillana seraya menunduk. "hamil apaan, teguran aja jarang" lanjutnya tapi dalam hati.
Ziah merangkul bahu anaknya "udah, gak usah terlalu sedih, mungkin belum rejekinya. Terus berusaha" Ziah tertawa diujung pembicaraannya.
"Mama apaan sih" Dillana makin bersemu merah digoda oleh Mama nya.
"atau...Aldi kurang perkasa ya?" ejek Elsa membuat Aldino mendelik sedangkan Kenzo dan Hario malah tertawa.
"apaan Ma! Lagian Dillana dan aku masih kuliah" elak Aldino dan menatap Dillana yang juga menatapnya.
"iya..iya, Cuma bercanda doang, kamu mah sensi banget" Elsa mencubit gemas pipi anaknya itu.
"udah?" kompak Kenzo dan Hario membuat istri masing-masing menoleh.
"iya, kita pulang dulu ya. Kalian jangan berantem" Kenzo memeluk anaknya dengan sayang dan Dillana berkesempatan untuk manja dengan Papa nya itu.
"dasar manja! Sama suami kamu sana, jangan sama Papa lagi" Kenzo melepaskan pelukan Dillana dan membuat anak gadisnya itu cemberut "Papa mah!"
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua mereka. Dillana dan Aldino masuk kembali kerumah. Keadaan kembali hening seolah tak terjadi apapun.
***
Diany terkejut melihat Valdo yang berdiri dengan cengiran lebarnya di depan rumahnya. Ingat! Didepan rumahnya. Diany membelalakkan matanya, tak tau harus mengatakan apa. Ia sangat syok.
"hay" Valdo melambaikan tangannya dihadapan Diany, mencoba menyadarkan gadis itu dari keterkejutannya.
"lo...gi..gimana lo bisa tau rumah gue?" akhirnya kalimat itu lolos dari bibir Diany, Valdo yang mendengarnya hanya bisa terkekeh.
\
"apasih yang gue gak tau" Valdo menaikkan sebelah alisnya, membuat Diany yang melihatnya mendengus. "lo gak mau ngajak gue masuk?"
Diany tak menjawab, namun ia menyingkirkan sedikit badannya menyuruh Valdo masuk tanpa sadar.
Setelah melihat-lihat isi rumah mewah Diany dan duduk disofa nya. Valdo menatap gadis itu yang duduk dihadapannya.
"jadi...gimana sama janji lo?"Valdo lagi-lagi menaikkan sebelah alisnya.
"lo tau rumah gue dari mana?" tanya Diany lagi tanpa mau menjawab pertanyaan Valdo sebelumnya.
"lo suka mengalihkan pembicaraan ya, ternyata" Valdo terkekeh karena melihat Diany mendengus lagi.
"jadi lo mau apa? Jalan?" tantang Diany, ia bersedekap dihadapan Valdo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...