Aldino masih sibuk dengan laptopnya, Dosen yang mengajar baru saja keluar. Gio menatapnya sengit. Aldino telinga badak! Sedari tadi semuanya orang membicarakannya perihal hamil diluar nikah.
Gio mengelengkan kepalanya salut "lo gila ya! Biasa aja, orang se kampus pada ngomongin lo"
Aldino menghetikkan pekerjaannya dan menatap Gio "emang gue ngelakuin itu? Enggak kan, jadi ngapain gue harus malu"
"tapi kan lo bisa kasih penjelasan. Gue pikir Dilla juga pasti dibully gara-gara ini"
Aldino menghela nafas "udahlah, itu urusan dia" ia kembali melanjutkan pekerjaannya, Gio ingin sekali menonjok wajah sahabatnya ini "lo gak usah marah! Dia istri gue"
Gio hanya diam, ia berlalu meninggalkan Aldino, karena jika ia berada terus-terusan disana ia bisa saja membunuh sahabatnya itu.
***
"eh satu bulan lagi kan libur semester, lo mau jalan sama gue?" Diany terkejut karena tiba-tiba Valdo muncul dihadapannya.
"gak! Gue mau balik ke Indonesia" sinis gadis itu, ia bersedekap.
"lah kok sama, gue juga mau balik ke Indonesia, jangan-jangan kita jodoh"
"Hell! Jangan harap deh, Indonesia tuh luas, gue yakin gak akan ketemu sama lo" Diany berlalu namun tangannya ditahan oleh Valdo.
"kalo kita ketemu di Indonesia, berarti lo harus jalan sama gue dan nurutin kemauan gue, gimana?"
"oke, siapa takut"
***
Lagi-lagi Tiana harus menahan amarahnya karena teman-temannya tak berhenti menghujat Dillana. Malah gadis itu yang menenangkannya.
Mereka sedang berada diparkiran, menunggu Gio. Tiana lebih tepatnya yang menunggu, sedangkan Dillana hanya menemani.
"cepetan kek! Lama amat sih lo!" omel Tiana yang sedang Badmood pada Gio yang hanya bisa pasrah.
"lo mau balik juga Dil?" tanya Gio pada gadis yang berdiri tepat disamping kekasihnya ini.
"emm..iya eh enggak deh kayaknya, mau ke Supermarket dulu, beli camilan" jawab gadis itu dan diangguki oleh Tiana serta Gio.
"yaudah, gue duluan ya" Dillana masuk kedalam Jazz nya kemudian berlalu. Tinggalah pasangan ini.
"gue sebel banget sumpah! Orang-orang dapet info itu dari mana sih, gak jelas amat!"
Gio mengelus pundak Tiana, "gue juga, rasanya pingin banget nonjok tuh orang satu-satu. Tapi..."ia melihat kearah Tiana "kita sebaiknya gak usah ikut campur urusan mereka.
Tiana menghempaskan tangan Gio yang berada dipundaknya "mana bisa! Gue gak mau sahabat gue itu terluka! Lo tau kan, kalo sampai itu terjadi, gue gak akan maafin temen lo itu"
Gio mengangguk mengerti "ya, gue tau, kalo sampai itu terjadi, gue gak akan ngehalangin lo"
***
Sekitar satu jam Aldino akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Ia melihat arlojinya sebentar dan meregangkan badannya yang kaku. Aldino menutup laptopnya dan berjalan keluar kampus.
Aldino mengeluarkan headsetnya dan memakainya dikedua telinganya. Jujur saja, ia sama seperti Gio, kesal dengan hujatan orang-orang, tapi ia tak mau meladeninya, makanya ia menyumpal telinganya dengan headset.
Aldino memasuki mobilnya dan melaju kencang. Aldino sesekali mengecek ponselnya, karena hari ini ia harus bertemu dengan client pentingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...