Sekitar satu jam setengah mengitari mall untuk berbelanja. Akhirnya Aldino dan Diany duduk disebuah foodcourt dan sedang menyantap makanan masing-masing.
Diany kembali makan dan sesekali tersenyum melihat Aldino. Pria itu pun akhirnya menoleh kearah Diany.
"kenapa?" tanya Aldino dengan bingung.
"gak papa, aku Cuma seneng aja karena akhirnya kita bisa sama-sama lagi" Diany mengembangkan senyumannya dan membuat Aldino juga tersenyum.
***
Dillana bergeser kesana kemari karena tak nyaman dengan posisi berbaringnya. Akhirnya ia menyerah karena tak bisa tertidur. Dillana duduk dan menuju toilet untuk membasuh mukanya.
"ngapain ya?" tanyanya pada diri sendiri. "huaaaa Mama boring banget" Dillana menghentakkan kakinya seperti anak kecil.
"oh iya, kerumah Mama aja kali ya" Dillana keluar dari toilet dan membuka walk in closet nya untuk mengganti baju. Setelah itu, ia memakai bedak bayi dan lipbalm untuk melembabkan bibirnya.
***
"kamu mau kemana lagi? Gak capek?" tanya Aldino karena Diany kembali mengajaknya berkeliling mall.
"pokoknya aku mau habisin waktu aku hari ini sama kamu" manja nya dan menggandeng erat lengan Aldino.
Aldino terkekeh dan mencubit pipinya mesra "manja banget sih"
Diany mengerucutkan bibirnya "emang gak boleh? Sama pacar sendiri juga"
"boleh dong"
***
Dillana terdiam sesaat di jok mobilnya. "tapi beli donat dulu ah" ucap gadis itu pada dirinya sendiri dan mulai melajukan pelan mobilnya.
Karena toko donat tersebut berada didekat kawasan perumahannya Dillana tak perlu bermacet ria. Dillana memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam toko donat itu.
Baru saja ia masuk seseorang menepuk bahunya. Ah pria yang ia dan Tiana temui waktu itu, kalau tidak salah namanya "Valdo kan?" tanya Dillana memastikan.
Valdo menjentikkan jarinya "nah, lo ingat sama gue rupanya. Ngapain kesini? Yuk masuk" tanpa sengaja Valdo menggandeng tangan Dillana dan mengajak gadis itu duduk.
"lo mau pesan apa? Biar gue pesenin" tawar Valdo dan menatap Dillana yang tampak tak nyaman "lo gak nyaman ya sama gue?"
"ah..enggak kok, pesenin nya sama kayak lo aja" Dillana mengembangkan senyumnya dan diangguki oleh Valdo.
"mbak, saya pesan red velvet nya dua, sama moccacino nya dua juga" pelayan itu berlalu dan suasana kembali hening.
"eh btw, temen lo yang galak itu mana?" cengir Valdo membuat Dillana tersenyum tipis.
"dia lagi sama pacarnya, emang kenapa? Lo suka? Jangan deh"
Valdo bergidik "lo gila! Mana mungkin lah gue suka sama cewek galak itu"
Dilana mengangguk "lo udah punya pacar ya?"
"belom, cewek yang gue suka gak peka" Dillana mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.
"emang ada ya cewek yang gak peka? Baru tau gue" Dillana terkekeh dan membuat Valdo terkekeh juga.
"gue udah ngejar dia dari awal kuliah sampai sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomansaAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...