Aldino kembali melihat arlojinya dan menatap Dillana yang duduk disampingnya itu. Gadis itu masih diam sedari tadi.
Aldino menghela nafas dan menatap Dillana kembali "gue gak bisa antar lo balik, lo bisa naik taksi aja? Gue ada meeting soalnya" Dillana menatap tak percaya kearah Aldino.
"minggir! Turunin aku disini" sinis Dillana, namun karena ketidak pekaan Aldino, pria itu meminggirkan mobilnya. Dillana menatap sebal kearah Aldino, ia melepas sabuk pengamannya dan turun begitu saja. Jangan lupakan ia menghempas kuat pintu mobil itu.
Mobil itu melaju diatas kecepatan rata-rata, Dillana melotot melihatnya "gila! Gue bener-bener ditinggal. Asem!" Dillana membuka aplikasi taksi online dan menunggu disekitarnya.
***
Aldino hampir saja datang terlambat di meeting penting ini. Ia memasuki ruangan meeting dan melakukannya dengan sempurna.
Hampir satu jam lamanya meeting itu berlangsung dan berlangsung dengan sukses. Perusahaannya mendapatkan saham yang besar.
Ia bahkan tak sadar, bahwa tadi ia meninggalkan kekasihnya dipinggir jalan. Salahkanlah ketidak pekaan pria itu.
"Pak, Direktur Utama ingin bertemu anda" ucap - Fika - sekertarisnya.
"baiklah, suruh beliau masuk" jawab Aldino tanpa menoleh, ia masih sibuk dengan laptopnya. Terdengar deheman, membuat ia mengalihkan pandangannya.
"selamat, karena kamu berhasil" - Hario - papanya sekaligue Direktur Utama menyodorkan tangannya dihadapan Aldino.
Aldino mendengus tanpa menerima jabatan tangan Hario. "Papa senang?!"
Hario menarik kembali tangannya dan tersenyum "tentu saja, dan tentang pernikahan itu..."
"sudahlah Pa, aku melakukannya bukan demi Papa ataupun perusahaan, tapi karena aku cinta dengan dia" Bohong! Jelas ini adalah kebohongan, sejak kapan ia mencintai gadis itu.
Hario mengangguk "ya, baguslah kalau begitu. Papa jadi tidak merasa bersalah" Hario berlalu dan itu membuat Aldino geram. Ia sebenarnya menyukai dunia bisnis ini tapi karena tekanan Papa nya lah, ia terpaksa merelakan kuliahnya sedikit terbangkalai.
***
Hari yang ditunggu pun tiba, seminggu sangat cepat berlalu. Dillana ditemani oleh Tiana sedang mempersiapkan dirinya.
"gue takut" Dillana menggenggam erat tangan Tiana dan gadis itu menenangkannya "tenang Dilla, tarik nafas lo, hembuskan perlahan" Dillana melakukan instruksi yang diberikan Tiana.
"saya terima nikah dan kawinnya Crystalica Dillana binti Alvaro Kenzo dengan maskawin emas seberat lima puluh gram dan seperangkat alat sholat tunai" ucap Aldino dengan lancar tanpa patah-patah.
Penghulu mengucapkan sah dan mereka mulai berdo'a. Dillana keluar dibantu Elsa dan Ziah. Ia duduk disamping Aldino yang saat ini resmi menjadi suaminya. Ia tak menyangka menikah diusia delapan belas tahun seperti ini.
"sekaran pasang cincinya dijari pasangan kalian" ucap sang penghulu. Aldino memasangkannya di jari manis Dillana begitupun sebaliknya.
"sebagai penghormatan, ayo, istrinya cium tangan suami dan suami cium kening istrinya" tangan Dillana bergetar saat mencium tangan Aldino dan Aldino melakukannya dengan singkat.
Setelah akad, mereka langsung melakukan resepsi pernikahan di ballroom hotel bintang lima ini. Hari sudah larut namun para tamu masih saja berdatangan. Aldino melirik Dillana yang sepertinya sudah tak nyaman dengan heels yang dikenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...