Valdo melirik arlojinya dan menunjukkan pukul sepuluh malam, ia sangat berharap menemukan pedagang sate padang disekitar sini. Valdo melihat kekiri dan kanan jalanan, dan hal itu sangat tepat. Karena di jalanan sebelah kiri, tepat nya disamping halte bis, ada pedagang sate yang berjualan.
Valdo meminggirkan mobilnya dan menarik rem tangannya. Ia dengan tergesa turun dari mobil dan dengan tampang cerianya menghampiri pedagang sate tersebut.
“Pak satenya dibungkus satu ya”
“aduh Den, ini pesanan Nona itu” Pedagang sate itu menunjuk kearah gadis yang membelakanginya sedang bermain ponsel. “tinggal satu ini Den”
Valdo mengacak rambutnya dan menyentuh bahu gadis yang membelakanginya itu. Gadis itu berbalik dan melotot menatap Valdo.
“ngapain lo?” ketus Tiana dan menatap tajam Valdo.
“aduh kok bisa ketemu lo lagi sih, tapi ini darurat banget temennya Dillana, sate lo buat gue ya” Valdo memasang puppy eyes andalannya.
“enak aja, gue udah pesan duluan”
“gue bayar dua kali lipat deh buat lo. Please, ini penting banget”
“lo dong yang harusnya ngalah sama cewek, ogah gue mah”
“aish ayolah, gue gak mau ya anak gue ileran gara-gara lo”
Tiana mendelik tajam kearah Valdo “ehh. Ambil deh, bilang dong kalo bukan buat lo.” Tiana menghentakkan kakinya dan berjalan memasuki mobil Gio.
“aduh, ternyata buat istri Aden. Ini” pedagang sate itu memberikan bungkusan satenya dan Valdo menerimanya dengan senang hati.
***
“kenapa dah muka lo?” Gio tersenyum melihat muka Tiana yang sangat amat tak enak.
“sebel gue, kita udah keliling nyari sate padang, dan Cuma itu doang, abis pula”
“udahlah, bukan buat lo juga”
“tapi gue tetap aja sebel Gio! Ngerti kek”
“ingat! Gio yang tampan selalu salah” bisik Gio pada dirinya sendiri dan kembali memfokuskan dirinya pada jalanan.
***
Setelah mengambil piring dan sendok, Valdo dengan langkahnya yang lebar langsung menuju kamarnya dan ia melihat Diany yang kembali tertidur.
Valdo tersenyum dan meletakkan sate nya di nakas. Ia mendekati Diany dan menarik selimut gadis itu sampai ke leher.
Valdo mengecup kening Diany “good night” ucapnya dan kembali menuju sofa untuk tidur.
***
Tiana menghentakkan kakinya didalam kamar rawat Aldino. Pria itu menyerngit melihat Tiana yang cemberut.
“mana sate gue?” tanya Aldino dan meletakkan ponselnya diatas nakas, ia menatap Tiana yang duduk disofa dengan wajah masam.
“gak ada!” ketus gadis itu dan kembali sibuk memainkan ponselnya.
“kenapa dah lo??”
“diam! Gue lagi sebel ini” Tiana menunjukkan tatapan tajamnya, membuat Aldino meneguk ludahnya dan membaringkan dirinya dikasur, untuk tidur saja.
***
Gabriel belum tidur sedari tadi, ia masih sibuk mencari bukti-bukti untuk mencari kebenaran apakah kecelakaan orang tua Dillana itu disengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...