Aldino masih sibuk dengan para tamu undangan. Dan hal itu dimanfaatkan Dillana untuk bertemu dengan Tiana.
"hey, lo kenapa cemberut" Dillana menoel pipi Tiana dan gadis itu hanya mendengus.
"badmood gue"
"kenapa?" Dillana menyodorkan satu minuman dan langsung diterima begitu saja oleh Tiana.
"biasa, gue sebel aja sama Gio" dan Gio yang berada tepat disamping Tiana hanya bisa mengelus dada "Gio ingat, cowok ganteng selalu salah" tekannya pada dirinya sendiri.
Dillana terkekeh, "emangnya Kak Gio kenapa Ya?"
"tadi dia telat, kami kena macet, didepan diserobot wartawan, malesin emang itu gara-gara dia" sinis Tiana dan ia melirik tajam pria itu namun dengan santainya Gio malah tersenyum polos.
"udah ah, jangan ngambek lagi. Oh iya, lo masih utang Bakso Mang Ujang sama gue Ya" Tiana yang mendengarnya langsung terkekeh, melupakan rasa sebalnya.
"lo mah masih ingat aja" Tiana menoyor kepala Dillana pelan dan gadis itu ikut terkekeh bersama.
"iya lah, janji tuh hutang loh, mending gue tagih disini dari pada diakhirat nanti" Dillana membuat Tiana meringis.
"serem ah bahasa lo, iya-iya gue tepatin kok, pasti" Tiana melengos melihat Aldino yang tiba-tiba saja sudah berada disamping Dillana.
"eh Dil, gue balik dulu ya, bye" Tiana langsung menyeret Gio meninggalkan sahabatnya itu. Ia malas berurusan dengan Aldino, ia jadi tak suka dengan pria itu.
***
Diany yang masih sadar agak kaget melihat Valdo yang duduk dihadapannya, tatapan pria itu tak terbaca.
"ngapain lo disini?" suara Diany masih sedikit serak akibat ia habis menangis.
"lo kenapa sih sebenarnya? Apa hubungan lo sama Aldi?" tanya Valdo langsung tanpa basa-basi lagi.
"apa urusan lo? Dan kenapa juga, gue harus ngasih tau lo" Diany kembali menenggak wine nya dengan sekali tegukan.
"gue suka sama lo" ucap Valdo cepat dan hanya sekali tarikan nafas. Ucapannya malah membuat Diany terkekeh.
"jangan gila! Gue lagi gak mood bercanda sekarang" lagi, Diany menenggak minuman beralkoholnya.
"lo liat gue, apa gue keliatan bercanda? Gue serius!" Diany melihat kearah Valdo dan tak ada raut bercanda diwajah pria itu.
Diany terkekeh lagi dan memukul pelan bahu Valdo "jangan ngaco! Kenapa lo suka sama gue?"
"lo...gak ada alasan buat gue suka sama lo"
"gue pacar Aldino" ucapan Diany membuat Valdo membeku seketika, namun pria itu hanya diam "sampai sekarang gue masih pacarnya, gak ada kata putus diantara kita"
"gue fikir berita pernikahan itu bohong dan ketika gue balik kesini ternyata..itu benar" Valdo menatap Diany dengan pandangan yang sangat amat sulit diartikan.
"gue..." Diany mengangkat satu tangannya menyuruh Valdo diam. "gue gak minta lo ngasihani gue. Dan pernyataan cinta lo barusan buat gue syok, gue gak tau harus bilang apa" Diany mengusap airmatanya yang jatuh.
"gue pikir dia cinta sama gue, tapi tadi..dia bilang kalo dia cinta sama istrinya dan tatapannya..menyiratkan akan hal itu"
"gue benci dia! Gue benci istrinya, gue benci hidup gue, kalo aja gue gak pergi waktu itu, mungkin gue yang jadi istrinya, gue yang akan selalu dampingin dia diseumur hidup gue" Diany terus meracau tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomansaAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...