Backsound : Day6 - Like a flowing wind
Aldino merupakan pria yang sangat Dillana sayangi. Apapun yang dilakukan pria itu, Dillana selalu menyokongnya dari belakang.
Memang benar, semua tidak akan berarti jika telah menghilang. Aldino baru menyadari itu, setelah wanitanya menghilang, baru lah ia sadar. Cinta itu sudah ada, tapi ia menolak mengakuinya saja.
---------
Aldino baru menyelesaikan masakan untuk sarapan paginya dan putri kecilnya Alycia.
Cia, biasa gadis itu disapa. Kini usianya sudah beranjak lima tahun. Sangat cantik dan mirip seperti Mamanya. Putri yang manis, selalu bersikap dewasa.
Kecuali hari ini, saat sarapan, hingga selesai, Cia hanya terlihat murung. Gadis kecil berpipi gembil kemerahan itu hanya diam tanpa banyak bicara seperti biasanya.
Aldino tentu menyadari sikap tak biasanya dari anak gadisnya. Pria itu mendekati Cia dan duduk disampingnya.
"Cia kenapa?"
"Papa-" Cia mendongakkan dirinya agar bisa menatap Aldino. "Cia kenapa gak punya Mama?"
"kenapa dikelas, cuma Cia yang gak punya Mama? Sedangkan anak-anak lain punya" mata Cia berkaca-kaca.
Aldino membeku, pertanyaan ini. Baru pertama kali Cia ucapkan padanya. Dan membuat hatinya terasa sangat sakit ketika mendengarnya.
"Cia punya Mama sayang---"
"tapi udah meninggal, Papa! Itu sama aja gak punya"
Gadis kecil itu menangis, "Cia mau Mama, Cia mau Mama yang siapin sarapan Cia, Cia mau Mama yang bacain Cia dongeng"
"sayang, Papa bisa---"
"kenapa Mama meninggal, Pa? Apa Mama gak sayang Cia?"
Aldino menarik gadis kecil itu dalam pelukannya. Ikut menangis. Ia merasa sangat bersalah. Kalau seandainya, banyak yang ingin ia utarakan pada Dillana. Bahwa ia butuh wanita itu, ia butuh Ibu untuk Alycia.
My Destiny
D
iany menatap iba pada Cia ketika ia bertemu gadis kecil itu didepan sekolahnya dengan mata sembab.
"gue titip Cia yah" kata Aldino yang tentu saja ia angguki.
"Cia kenapa? Keanu jailin Cia yah?" Diany menjajarkan tingginya dengan gadis kecil itu.
"enggak kok Bunda! Keanu gak ngapa-ngapain Cia!"
"Keanu jangan tinggikan suara kamu" sahut Diany penuh peringatan, membuat pria kecil itu mendengus dan masuk kedalam kelompok belajarnya dengan cepat.
"Cia, nanti pulang sama Tante mau?"
Cia menatap Diany berbinar, "Tante.. Kenapa Cia gak punya Mama?"
Pertanyaan yang melunturkan senyum Diany.
"Cia gak pernah nakal, Cia gak pernah bantah Papa. Tapi kenapa Cia gak punya Mama? Kenapa Mama Cia jahat sampai dia ninggalin Cia?"
Mata Diany memanas dibuatnya. Anak kecil ini, harusnya ia tau bahwa Dillana adalah sosok ibu yang sangat amat baik.
"nanti, nanti Tante ceritain yah. Gimana hebatnya Mama Cia. Sekarang Cia masuk dulu yuk, sama Tante"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny [✔️]
RomanceAku fikir dia adalah takdirku. Karena jujur aku sungguh mencintainya sejak lama. Aku sangat menunggu akan hal ini. Kami menikah, dia menikahiku. Aku pikir karena memang dia mencintaiku. Ternyata aku salah, aku hanya menjadi tamengnya. Dan dia tak pe...