(AKK) 1. SATU

58 4 0
                                    

Suasana di Line cable terlihat sepi padahal banyak orang berada di sana yang tengah sibuk menyelesaikan pekerjaan yang harus selesai sore ini juga.

"Tami cepat sikitlah bentar lagi jam 5 ini kau mau pulang cepat bukan," teriak Kak Popon yang sedang duduk di tempat kerjanya.

Kak Popon adalah leader line cable tempat Lisa bekerja.

"Udah siap Kak,"

"Ya sudah bersihkan line sampai bel pulang berbunyi," perintah Kak Popon.

Kami semua membersihkan line dan tak lama bel pulang berbunyi. Puluhan karyawan berlari untuk berbaris bergantian absen pulang.

"Kak, Sella pulang bareng Andri ya, dia janji mau anter Sella ke rumah Ante," ucap Sella pada Lisa yang memilih duduk di depan pintu ruangan dekat pos security dari pada mengantri seperti karyawan lainnya.

"Ya sudah hati-hati, lagian Kakak juga mau ke rumah Bude, kebetulan hari ini cuma kasih tugas aja abis itu pulang,"

"Oke deh Kak, Sella duluan ya."

****

Drrt drtt drtt

Raditya calling..

"Hallo,"

"Asalamualaikum,"

"Eh Waalaikum salam,"

"Sedang apa?"

"Siap mandi tadi, sekarang sedang menyusun pakaian dan menyiapkan lembar tugas,"

"Oh, enggak kuliah?"

"Gak, hari ini cuma kasih tugas aja."

"Oh,"

"Hmm,"

"Setelah dari kampus ada acara?"

Selalu seperti ini, entahlah Radit adalah pria dewasa tapi sikapnya itu seperti abg yang baru merasakan jatuh cinta.

"Lisa,"

"Heh, iya."

"Ada apa? Aku mengganggu ya?"

"Hmm maaf tadi aku nyari berkas yang kurang, pulang dari kampus aku mau ke rumah bude soalnya Kak Nia bilang sabtu nanti mau ada acara,"

"Oh kamu sudah ada acara rupannya,"

"Em Mas sudah dulu ya, aku mau maghrib dulu setelah itu langsung ke kampus."

"Oke, hati-hati ya."

"Asalamualaikum,"

"Waalaikum salam,"

****

"Ya Tuhan ada apa denganku, benar apa yang di katakan Martin jika aku telah jatuh cinta pada gadis itu," dia teringat percakapannya kemarin dengan Martin sahabatnya.

"Ini sih udah parah, loe udah beneran jatuh cinta sama dia."

"Semudah itu? Ku rasa ini hanya rasa penasaran saja,"

"Ayolah Dit, sampai kapan Loe sadar?"

"Entahlah,"

"Gue saranin Loe harus gercep jangan sampai dia di ambil orang baru loe nyesel."

Ini gila..

Benar benar membuat Radit pusing tujuh keliling.

"Arrggghhh,"

Raditya Ganendra :Sedang apa Nia?

Nia Oktaviani : Ada apa Bang?
To the poin aja deh Bang, basi banget.

Raditya Ganendra : Hehehe ketauan deh..
Besok itu acara apa?
Keluarga ya?

Nia Oktaviani : Taulah, tercium bau-bau aneh kalo Abang chat..

Acara ulang tahun Kak Neli dan itu acara bebas kok ada teman kerja Kak Neli juga.
Abang mau datang?

Raditya Ganendra : Kamu ini bisa saja..
Gak enak aku gak di undang

Nia Oktaviani : Datang aja Bang, buat Lisa kaget liat Abang..
Nanti aku bilang Kak Neli kalo dia yang undang Abang.

Raditya Ganendra : Insya allah deh
Makasih ya Nia info dan bantuannya

Nia Oktaviani : Oke
Sama-sama

Semoga ini jalan untuk menyatukan perasaan kami Amin..

****

Lisa tengah sibuk membantu bude di dapur menyiapkan masakan dan kue ulang tahun untuk Kak Neli.

Saat ini Lisa tengah meracik bumbu untuk membuat ayam bakar dan sesekali mengecek oven yang di dalamnya ada kue ulang tahun.

"Nak bude titip ayam yang lagi bude ungkep ya, bude mau ke pasar dulu antar Kak Nia beli air mineral dan bahan yang kurang lainnya,"

"Iya bude siap,"

"Makasih ya Nak, bentar lagi pakde datang sama calonnya Kak Neli,"

"Iya bude,"

Setelah bude dan Kak Nia pergi Lisa melanjutkan pekerjaanku yang tengah selesai. Tak lama oven berbunyi tanda kue yang Lisa buat sudah jadi.

Lisa menghias kue ulang tahun dengan rapih dan sangat cantik, Bude dan Kak Nia sudah datang tadi dan saat ini mereka sedang merapihkan ruang tengah yang akan di pakai untuk acara.

Sedangkan Kak Neli sedang bersiap karna acaranya 2 jam lagi dan sudah beberapa temannya yang sudah datang.

Setelah semuanya siap Lisa, Kak Nia dan Bude segera mandi dan bersiap mengikuti acara.

Hari ini Lisa memakai dress selutut berwarna hijau tosca tak lupa kalung yang melingkar cantik di lehernya. Rambutnya dia biarkan terurai indah di kepalanya.

Suasana rumah Bude sangat ramai.

"Dek Lisa sini deh," teriak Kak Nia yang sedang duduk di teras rumah.

Lisa berjalan sambil memegang cake yang tadi dia buat, langkah Lisa terhenti saat melihat seorang Pria yang tengah berbincang santai dengan Pakde nya.

"Hai,"

"Mas Radit," pekik Lisa terkejut melihat Radit ada di sini, pasalnya Lisa tidak mengajak Radit kemari apalagi sampai mengundangnya.

"Dahi kamu kenapa mengerut gitu," ucap Kak Nia.

"Heh,"

"Heh heh itu Mas Radit di undang Kak Neli," Jelas Kak Nia.

Radit hanya bisa tersenyum melihat reaksi Lisa yang sangat terkejut, sedangkan Nia tersenyum senang karna ide nya berhasil.

"Itu Cake nya kasihin Mas Radit Dek, suruh dia coba hasil buatan kamu," perintah Kak Nia pada Lisa.

Lisa gelagapan menerima perintah dadakan dari Kak Nia. "Ah ini Mas di coba, em gatau enak atau gak,"

"Terima kasih, saya coba ya," ucap Radit yang langsung memakan cake buatan Lisa.

"Hmm enak ini, bisaan kamu buat,"

"Syukurlah, makasih Mas."

"Udah pinter masak, pinter buat kue lagi kamu ini memang calon istri idaman banget," puji Radit dan membuat Lisa merona sedangkan Kak Nia pura-pura tersedak.

"Ehem kayanya aku bakal di langkahin nih," goda Kak Nia dan membuat Lisa semakin menunduk.

"Udah ah Nia kamu suka sekali menggoda adik kamu itu," ucap Mas Rico pacar Kak Nia.

Setelah ucapan Mas Rico mereka kembali menikmati pesta sampai akhir.

Para tamu undangan semuanya sudah pulang dan kali ini tersisa Bang Jaka calon suami Kak Neli, Mas Rico dan Mas Radit.

Tak lama mereka semua pamit pulang, setelah mereka pulang Lisa dan Kak Nia merapihkan rumah yang berantakan akibat pesta sampai bersih dan mereka tertidur akibat kelelahan.

Akhir kisah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang