Happy Reading..Sampai saat ini tubuh Lisa masih belum bisa di gerakan, adanya Farah di Rumah Lisa membuatnya sedikit tenang karna Lisa teringat Ibu belum terlalu sehat.
Lisa mencoba bangkit dari tidurnya walaupun tubuhnya masih sangat lemas, Lisa berjalan menuju Ruang keluarganya dan melihat Ibu sedang menonton TV.
Lisa berjalan mendekati Ibu dan duduk di samping Ibu. "Bu maafin Lisa ya, gara-gara Lisa sakit, Lisa gak bisa ngurus Ibu eh malah ngerepotin Kak Farah," ucap Lisa menyesal.
Ibu tersenyum dan menepuk pundak Lisa, "Sakit itu gak ada yang tau Nduk, seberapa orang kuat jika Allah memberikan penyakit ia tak bisa menolaknya, Kamu jangan nyalahin diri Kamu sendiri," ucap Ibu lembut.
Ibu mengelus pipi Lisa dengan sayang, "Sekarang masih pusing?"
Lisa mengangguk, "Sedikit,"
Ibu tersenyum dan memanggil Farah yang ada di dapur membuat Sayur.
"Farah," panggil Ibu.
"Iya Bu," ucap Farah sambil berjalan. "Ada apa Bu?"
"Ibu minta tolong buatkan teh hangat untuk Lisa," Farah mengangguk mantap.
"Siap Bu, bentar Farah buatkan dulu,"
"Eh gak usah Kak Farah," Lisa menahan Farah yang akan mengambil Teh.
"Loh kenapa?" Tanya Farah heran.
"Aku gak mau tambah ngerepotin Kak Farah,"
Farah tersenyum. "Aku gak ngerasa di repotin kok, Aku malah senang bisa merawat Ibu sama Kamu di sini, lagian dari pada Aku bete di rumah mending di sini ada temannya," jelas Farah senang.
"Tapi Lisa gak enak, Kak Farah jadi yang kerjain pekerjaan Lisa jadinya,"
"Gak papa Lisa, Kakak buatin Teh dulu ya," ucap Farah dan berjalan ke dapur untuk membuatkan Teh hangat untuk Lisa.
Farah datang dengan membawa 3 teh hangat dan pisang goreng sebagai camilanya.
"Lisa maaf ya tadu di kulkas Kakak liat ada pisang terus Kakak buat pisang goreng,"
"Gak papa Kak, Aku malah terima kasih sama Kakak udah membantuku hari ini," Lisa memang tak mau menyusahkan orang lain tapi mau bagaimana lagi Lisa memang tak bisa berbuat apa-apa karna tubuhnya sangat lemah.
"Oh ya Bu Aku bawa Duren, Kata Bang Seno Mas Radit suka Duren jadi Dia menyuruhku memberikan ini," Farah mengambil Tupperware yang ada di atas meja dan menyerahkannya pada Ibu.
"Wah Radit pasti senang nih, makasih ya Nduk," ucap Ibu pada Farah.
Biasanya jika mendengar kata Duren Lisa langsung mual dan langsung muntah jika mencium baunya tapi berbeda dengan kali ini Lisa bahkan sangat suka dengan harumnya Duren.
Lisa melirik Tupperware yang ada di tangan Ibu, "Bu, Lisa boleh liat dalamnya?" Pertanyaan Lisa membuat Ibu dan Farah saling pandang dan mengerutkan keningnya.
Ketika Ibu dan Farah menganggukan kepalanya, Lisa langsung tersenyum senang dan mengambil Tupperware dari tangan Ibu lalu membukanya dan Lisa langsung menghirup harum buah Duren itu.
Lisa merasa nyaman bahkan tadi pagi ia sempat mual tapi begitu mencium bau Duren ia tak merasa mual lagi. Lisa sendiri heran dengan dirinya tapi ia tak mau ambil pusing karna terlalu senang dengan bau Duren.
"Lisa suka Duren?" Tanya Farah.
Lisa menggeleng keras dan Farah mengerutkan keningnya. "Aku gak suka Duren Kak, tapi gatau kenapa ini wangi banget padahal biasanya Aku udah muntah kalo cium bau Duren kaya gini," Farah mengerutkan keningnya karna heran mendengar ucapan Lisa yang berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat sekarang, Ibu diam-diam memperhatikan tingkah menantunya itu dari semalam dan Ibu curiga jika menantunya itu sedang mengandung, tapi Ibu tak mau mengatakan kecurigaanya sampai nanti terbukti jika menantunya itu memang sedang mengandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir kisah kita
RomanceSequel Luka(ku) Love story#1 Lisa Aninditha Adrian gadis manis berusia 20 tahun yang sengaja merantau dan menjalani kehidupan barunya Cinta memang menyakitkan bagi Lisa Cinta juga membuat Lisa takut untuk membuka kembali hatinya.. Tapi sejak pertemu...