(AKK) 24. DUA PULUH EMPAT

13 1 0
                                    


Happy Reading ..

Hari ini hari minggu, hari di mana para pekerja libur untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Radit sedang menonton acara TV di temani Lisa yang menyandar pada dada Radit.

"Rasanya Mas mau libur tiap hari biar bisa manja-manjaan terus sama kamu," ucap Radit. Lisa sih mau saja tiap hari begini apalagi menurut Lisa Radit tak usah bekerja pun sudah ada penghasilan dari tiap bulannya dari hasil usahanya itu tapi Lisa tak mau mengatur hidup Radit, biarlah Radit menuruti apa kata hatinya saja.

"Oh ya Mas, tawaran dari Pak Wijaya apa gak coba Mas ambil?" Tanya Lisa ragu-ragu.

Pak Wijaya adalah penjual tanah di daerah jodoh yang menawarkan tanahnya yang cukup luas dan tempatnya sangat strategis. Kemarin ia datang untuk menawarkan kembali tanah itu pada Radit.

"Menurut Kamu, Mas ambil tanah Pak Wijaya atau tanah Pak Fadli yang ada di jakarta itu?" Tanya Radit pada Lisa.

"Aku juga bingung Mas karna mereka mendadak gitu kasih tawaran, kalau Mas gak cepat ambil Aku takut mereka kasih itu tanah buat orang lain,"

Benar apa yang di katakan Lisa kalau tanah itu makin lama makin mahal dan akan cepat terjual apalagi tempatnya sangat strategis.

"Aku ada sih uang buat dua-duanya, buat langsung bangun hotel juga ada," jelas Radit.

"Ya udah bagus Mas, usaha dari awal dulu insya allah semua akan menjadi berkah, Aku akan selalu dukung yang terbaik untuk Mas,"

Radit langsung memeluk Lisa. "Terima kasih sayang terima kasih, Kamu selalu mendukung apa yang Mas lakukan,"

"Itulah gunanya pasangan, saling percaya dan saling mendukung," ucap Lisa.

*****

Resty Calling ..

"Asalamualaikum Mas,"

"Waalaikum salam, Ty,"

"Mas, maaf ganggu malam-malam gini,"

"Iya gak papa Ty, ada apa? Kedengarannya suara Kamu khawatir gitu," entah kenapa membuat Radit juga ikut khawatir.

"Em Mas, Ibu sakit tapi Mas jangan khawatir Ibu gak papa sudah Resty bawa ke dokter kok dan dokter bilang Ibu cuma kecapean aja,"

"Ibu sakit kenapa Kamu gak ngabarin," ucap Radit mulai emosi, Lisa yang mendengar itu langsung menghampiri Radit dan mengelus dada Radit mencoba meredamkan amarah Radit.

"Maaf Mas tapi Resti di larang Ibu, Resti terpaksa kasih tau Mas soalnya Resti mau minta tolong sama Mas Radit,"

"Minta tolong apa?"

"Em gini Mas, Aku mau ke Singapore sama suamiku ada urusan penting Mas, Aku udah titipin anakku sama mertuaku tapi masalah sekarang adalah Ibu Mas," Radit diam masih mendengarkan cerita Resti.

"Ibu gak mau Aku suruh tinggal sama Mas Radit, makanya Aku minta tolong bujuk Ibu untuk tinggal sementara sama Mas selama ibu masih sakit," ucapan Resty membuat Radit bingung. Di satu sisi ada Ibunya yang sedang sakit dan di sisi Lain Ibu dan Istrinya hubungannya belum begitu membaik karna Ibunya masih belum mau mencoba dekat dengan istrinya.

"Mas? Gimana?," Radit menatap Lisa yang masih menenangkannya.

"Oke nanti Mas bantu dan coba bujuk Ibu," ucap Radit.

"Terima kasih ya Mas, semoga Ibu mau,"

"Iya Amin,"

"Oke Mas, Resti tutup dulu nanti kalo udah kabar Mas hubungin Resti ya, Asalamualaikum,"

Akhir kisah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang