Sepuluh

88.7K 7.7K 74
                                    

Profesor Reagan serangan jantung.

Kabar itu menggemparkan seisi Anastasis Hospital dan menyibukkan satu lantai penuh.

Ayah dari Rachel Tirtajana itu kemudian dirawat di ruangan VVIP, di lantai empat gedung itu. Putrinya berada di dalam sana, menemani ayahnya. Tetapi saat dia mendengar kabar bahwa Arya sahabatnya akan terbang, dia segera meninggalkan ayahnya.

Sementara itu, Vanesha berada di dalam ruangannya. Jamnya sudah selesai, tetapi dia ingin sekali menemui pria yang menggantikan ayahnya itu.

Saat ini, pikiran wanita itu dipenuhi memori bagaimana pria itu menjadi satu-satunya yang menopang emosinya, menstabilkan mentalnya, dan membuka pikirannya melalui percakapan yang ia bangun dan contoh yang ia tunjukkan.

Saat itu Vanesha merindukan ibunya. Tatapan Profesor Reagan sempat gusar saat menemukan Vanesha menangis deras di halaman samping panti yang sepi. Tapi kemudian pria itu mengambil tangannya, membawanya ke gereja, dan berdoa di sana. Sepulangnya, pria itu mengajak Vanesha ke toko ikan dan perlengkapannya. Vanesha kecil ingat betul bagaimana lampu neon ungu kebiruan yang menempel pada akuarium di seluruh sudut toko itu berpendar di segala sisi, membuatnya merasakan sensasi berjalan di tengah lorong-lorong penuh keajaiban. Ia memilih ikannya setelah berkeliling sampai puas, membayar makhluk mungil itu berikut makanan dan akuarium bundar kecilnya. Dan untuk menutup hari itu, Profesor Reagan dan anak dua belas tahun itu bersantap di restoran cepat saji dengan sebuah ikan berwarna cantik yang berenang di dalam plastik kecilnya.

Kemudian Vanesha kecil menggenggam tangan pria itu lagi dalam perjalanan singkat dari restoran ke mobil setelah perutnya terisi penuh.

Vanesha merasa begitu aman menggenggam tangan besar itu. Tangan yang menyembul dari dalam jaket tebal abu-abu, yang bahkan masih ia ingat jelas abu-abu seperti apa itu, dan makanan apa saja yang Profesor Reagan belikan untuknya dan ia simpan di kantungnya.

Malam harinya, hati Vanesha meringan. Ia merasa aman dan dikasihi. Ia merasa menjadi bagian dari sesuatu. Ia merasa ditunggu dan diinginkan.

Tidak ada yang tahu berapa lama Vanesha berduka atas kematian ikan bernama Tima itu di suatu siang sepulang sekolah. Dan tidak ada yang bisa membayangkan berapa lama Vanesha bisa pulih jika malam itu Profesor Reagan-nya benar-benar pergi.

Vanesha melangkah dengan ragu ke dalam ruangan itu. Tapi kemudian pintunya terbuka, ada seorang pria keluar dari sana, fisiknya terbangun dan lengannya bertato. Kemudian Vanesha masuk ke dalam sana setelah meyakinkan dirinya bahwa, kalau pun dia menerima penghakiman dari Profesor Reagan atau siapa pun yang ada di dalam sana, dia akan tetap memastikan pria itu baik-baik saja.

Dan Vanesha pun masuk. Ruangan itu hanya berisi Profesor Reagan yang sedang tertidur.

Dia berhasil memastikan pria itu baik-baik saja. Dan dia berhasil menang atas dirinya sendiri.

***

Hari Selasa, Rabu, dan hingga ke ujung Minggu, semuanya membaik. Vanesha belum sepenuhnya pulih, tapi ia mulai meyakini bahwa pemulihan itu mungkin. Itu tidak mustahil, entah sebanyak apa kerusakan yang sudah dialami hatinya sedari kecil.

Dengan begitu, pada Minggu malam itu, Vanesha memutuskan untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarga berhati malaikat yang kepadanya telah ia torehkan luka yang radikal.

Ia menghubungi Kevintra Sabatier, dan kemudian Zephania Alba serta Freya Salbatier, dan mengatakan betapa ia sangat mengasihi mereka, dan bahwa apa yang terjadi pada Hari Itu tidak ada kaitannya dengan kasih yang ia miliki terhadap setiap dari mereka. Masih ada perlindungan yang ia kenakan pada hatinya yang rentan, tapi keberaniannya menghubungi keluarga mantan kekasihnya adalah sesuatu yang tidak ia duga akan ia miliki.

She who Breaks Generational CursesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang