6- Sial atau Tidak?

252 30 9
                                    

"Eh Nad! kemarin pas gua ngga masuk ada ngumpul calon osis ya?" Tanya Caca yang hari ini duduk di belakangku bersama Sabita disebelahnya.

"Iyaa, trus katanya dibagiin kelompok gitu. Ada di mading nama-namanya, liat yuk!" Caca membalas ajak kan ku dengan anggukan setuju.

Ketika sampai di depan mading utama, kami berpencar--karena mading utama yang cukup besar-- untuk mencari nama masing-masing disetiap kelompok yang sudah ditempel.

Aku langsung berhenti mencari tepat ketika aku melihat namaku dikelompok 3 dan langsung terpaku ketika melihat namanya ada di kelompok yang sama denganku

Alvian Narel;
Caca Aqilla;
Nadila Nicole;
Sarah Chika;

"Caca!! Woy kita satu kelompok!!" Teriakku tepat ketika melihat nama Caca yang berada dibawah namanya.

"Demi apa?! Kok bis--" Caca langsung terdiam tepat ketika ia melihat nama-nama anggota kelompok kami.

"Anjir Nad, itu Al--" Aku langsung melotot kearah Caca saat ia hampir saja menyebut namanya.

"Joko maksudnya, hehehe."

Aku memutar kedua bola mataku dan menjawab, "Ihh lu jangan cuma fokus ke nama Joko doang Caa! Coba deh liat, itu ada nama pacarnya juga," kemudian aku menunjuk nama Sarah--pacar Alvian.

Caca terdiam seperti sedang menyerap perkataanku barusan, "Astagfirullah! Baru sadar gua."

untung lu temen loh Ca

Lagi-lagi aku memutar bola mataku dan langsung pergi ke kelas meninggalkan Caca yang masih terbengong di depan mading.

"Nad!! Tungguin gua!"

***

"Semua harap berkumpul dengan kelompoknya masing-masing"

Aku mengikuti perkataan pembina osis dan berusaha untuk mencari teman satu kelompok ku. Dan yaampun aku akan melihat Alvian bersama pacarnya hari ini. Semoga saja aku tidak melakukan hal bodoh yang bisa mempermalukan diri sendiri dihadapan mereka.

"Nadila ya? Kita satu kelompok kan?" Tanya Sarah--pacar Joko alias Alvian alias cowo yang mungkin aku suka.

Cuma mungkin kok belom suka beneran, he.

"Eh, iyaa tapi Caca masih di toilet nanti dia kesini kok," aku berusaha untuk membalas senyumannya. Jujur saja, dia terlihat sangat baik dan itu yang menyebabkan aku semakin merasa tidak enak karena menyukai pacarnya.

Eh, tapi aku kan tidak merusak hubungan mereka jadi kenapa harus tidak enak?

"Sarah ih, kamu nih aku cariin juga," Ucap seseorang dibelakangku yang pastinya itu adalah Alvian.

Waduh.

"hehehe iya maaf tadi kamu sih lama jadi aku tinggal aja."

Tuhan, ini orang dua ngga liat apa ya disini ada orang?

"Eh, lu Nadila kan?" Sekarang, Alvian berada tepat diantara aku dan Sarah. Aku yang tadinya hanya bersumpah serapah di dalam hati langsung tersadar, "Iya." Jawabku.

"Yaudah yuk langsung duduk aja" Kata Sarah yang langsung menarik tanganku dan tangan Alvian. Sumpah, aku baru saja berkenalan dengannya atau bahkan tidak ada sesi berkenalan sama sekali tapi dia sudah seperti teman dekat. Bukannya aku tidak suka dengan sikapnya yang bersahabat, hanya sedikit aneh saja. Ditambah lagi karena statusnya sebagai pacar dari orang yang ku suka--mungkin ku suka maksudnya.

"Perhatian semuanya! Kami osis meminta batuan dari kalian para calon osis bisa membantu kami untuk menjadi panitia class meeting disetiap kelompok sudah kami pilih masing-masing dua orang," Seru ketua osis

"dan untuk yang namanya dipanggil itu berarti yang kepilih jadi panitia." Lanjut kakak osis yang seingatku adalah wakil ketua.

'Caca mana sih? Lama banget ke toiletnya' Gumamku yang ternyata cukup besar sampai membuat Alvian menengok ke arahku. Aku membalas tatapannya dengan mengangkat satu alisku yang membuatnya langsung menghadap ke depan lagi.

Ketika kakak osis itu membacakan nama-nama yang akan menjadi panitia aku langsung mendongak tepat saat namaku dan namanya disebutkan. Ya, yang ku maksud tidak lain adalah Alvian.

Ya tuhan masa sama dia sih?

"Sarah, bilang dong ke kakak osis nya lu aja yang gantiin gua. Jadi, lu nanti sama Alvian yang ikutan panitia." Ucapku spontan.

"Lah? Emang kenapa kalo sama gua? Gasuka banget." Jawab Alvian tiba-tiba. Idih galak banget dah.

"Udah Nad gapapa sih, lagian juga kalo menurut gua mereka ngga bakal izinin buat ganti-ganti lagi." Timpal Sarah.

Aku hanya membalas keduanya dengan helaan nafas dan muka dongkol. Bagaimana tidak kesal? Maksudku menolak masuk panitia itu adalah menjauh dari Alvian agar bisa bernafas dengan lega. Bisa-bisa jantungan aku kalau selalu dekat dengannya.

Caca ini kemana sih? Tega banget dia ninggalin aku sendirian diantara dua orang ini.

***

"Nad maaf ya.. tadi gua bener-bener dipanggil sama Bu Nur buat ngambil absen, padahal gua udah bilang kalo ada ngumpul osis." Ucap Caca terus menerus setelah aku bertemu dengannya di kelas dan menceritakan kejadian yang baru saja terjadi di aula.

"Ah bodoamat deh Ca. Udah kejadian juga, gabisa diulang." Jawabku malas.

"Lagian, emang bener-bener gak bisa apa ya ganti orang?"

"Makanya itu yang gua ngga tau, katanya sih gak bisa tapi gua belom nyoba sih jadi ya gatau."

"Yaudahlah Nad, kali aja emang jodoh makanya lu berdua jadi panitia."

Aku langsung menoyor kepala Caca dan menjawab, "Anjir Ca, lu ngomong mikir dulu kenapa jangan asal nyeblak aja. Ini kan si Joko udah punya pacar yakali gua macem-macem."

"Kalo belom punya pacar tuh baru deh gua seneng." Lanjutku.

"Yaelah Nad, baru juga pacar. Paling nanti putus." Jawab Caca seenak jidatnya.

Aku langsung menoyor kepalanya untuk kedua kalinya.

***

Aku tau kalo Manu rios mainstream bangett di wattpad tapi, difoto itu kesan Alvian-nya tuh dapet banget dan kalo sekilas Alvian asli tuh agak mirip sama Manu rios HAHAHHA tapi, versi indo dan lebih jelek. Eh, tetep ganteng deng

jangan lupa vote-nya ya sekalian he he

Nadila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang