Part ini gak terlalu penting dan sedikit banget isinya. But, happy reading!
***
"Eh main tebak-tebakan jodoh yuuk!" Seru Sabita ketika Ricky--ketua kelasku mengumumkan bahwa guru yang akan mengajar tidak masuk.
"Gimana cara mainnya Sab?" Tanyaku.
"Ya kita sebutin ciri-ciri fisik cowo yang kita suka tuh gimana, atau ngga harus fisik sih sikap juga boleh."
"Ayokk mulai!" Seru Alysa dan Caca berbarengan.
"Oke, mulai dari gua yaak," ucap Sabita.
"hmm apa ya, kalo gua sih sukanya yang tinggi, yaa jangan jelek lah, mapan, bisa diajak serius tapi jangan serius-serius banget juga sih. Gitu aja kali ya, lanjott lu Nad!"
"Kalo gua sih yang pake kacamata gitu soalnya lucu aja, trus lebih tinggi dari gua, trus ngga takut kecoa, trus agak pinter lah ya, trus sering bercanda yaa iseng dikit juga boleh."
"hmmm apa lagi ya.. oiya! agamanya harus bagus tuh sama mapan juga," lanjut ku
"Harus banget kacamata ya Nad?" Tanya Caca dibarengi dengan tertawa meledek. Aku hanya memandangnya sinis dan tidak berkata apapun.
"Diem lu Ca, giliran lu nih sekarang," Jawabku.
"Hah? Siapa kacamataan?"
Aku tersenyum dan menjawab, "Ada lah pokoknya nama samarannya Joko, tapi kalo lu nanya nama aslinya siapa gak bakal gua jawab."
"Najis lu Nad pelit banget sama temen sendiri," Ucap Alysa.
"Yeee bodo amat." jawabku seraya menjulurkan lidah.
Sejujurnya, bisa saja aku memberi tahu Alysa tentang Alvian. Tapi, tidak mungkin didepan Sabita. Mungkin kapan-kapan.
"Oiya! Gua sebenernya udah ngebayangin tau Nad jodoh lu kayak gimana, pokoknya ada di sekolah ini deh orangnya," Ucap Sabita tiba-tiba. Tau apa yang ku pikirkan selanjutnya? Aku mengira tebakan Sabita adalah Joko dan ternyata, salah besar.
"Itulohh kakel anak kelas 11 ipa berapa gitu," lanjutnya.
"Hah? Yang mana deh?"
"Ihh ada deh, nanti kalo kita ketemu gua kasih liat."
"Ohh oke lah, lanjut lu nih Caa," kata ku berusaha untuk mengalihkan topik. Walaupun sebenarnya aku penasaran siapa yang dimaksud oleh Sabita. Tapi yang pasti, itu bukan Alvian dan itu membuatku sedikit lebih lega.
"Gua tau sih sebenernya kalo Caca."
Caca langsung menatap Sabita, "Emang apaan Sab? Jangan-jangan lu udah memperkirakan jodoh gua lagi nih kayak Nadila?"
"Pasti yang alim, diem, dingin, pinter. Yaa.. gitu-gitu aja tipe lu mah benerkan?" Ujar Sabita tepat sasaran.
"Dih kok tau sih Sab?"
'Yaampun Ca lu mah gampang ditebak banget pasti suka yang alim orang lu pake kerudung nya aja kayak syar'i banget' Pikirku.
"Ihh udah gausah ladenin Caca, lanjut ke Alysa aja," Aku langsung dihujam dengan jitakan di kepala oleh Caca ketika selesai berbicara.
"Yaa kalo gua sih hampir sama lah sama kayak kalian-kalian bingung juga gua maunya gimana. Serahin aja sama yang diatas aja jodoh gua gimana," Jawab Alysa dengan gaya sok bijaknya.
Untuk sedikit info, Alysa memang sering menggunakan kata-kata yang aneh didengar contohnya ketika kita berempat sedang menonton salah satu finalis the voice kids yang memiliki suara yang bagus Alysa tiba-tiba berbicara "anjir, bagus banget suaranya hati gua bergetar."
Dan kata-kata hati bergetar masih melekat dikepalaku sampai sekarang.
***
"Eh Ca, gua bingung deh setau gua Joko itu punya pacar tapi, kenapa gua ngga pernah ngeliat mereka pacaran di sekolah ya? Padahal setau gua pas smp dia pacaran mulu di sekolah," tanyaku ketika Sabita dan Alysa pergi ke kantin untuk membeli makanan, sedangkan aku dan Caca memilih untuk tetap di kelas sambil makan bekal yang kami bawa dari rumah.
"Nah! iya itu yang gua bingung, padahal tampang-tampng kayak dia tuh bukan tampang orang alim yang malu-malu buat pacaran gitu kan," jawab Caca dengan mulut yang penuh oleh makanan. Jorok.
Aku mengenyit, "Caa ih telen dulu dong makanannya, jorok anjir."
"Oiya hehehe maap-maap," katanya sambil mengacungkan kedua jari membentuk lambang peace.
"Ah udahlah lanjut makannya aja sana."
***
"Perhatian semuanya!"
"Kami dari mpk ingin mendata adik-adik yang ingin mendaftar osis. Siapa pun yang ingin mendaftar boleh langsung ke depan untuk menulis namanya," lanjutnya.
"Eh Ca ikutan yuk!" Bisikku.
Caca mencondongkan badannya lalu menjawab dengan pelan, "Kalo lu ikutan gua ikutan dah"
"Yaudah yuk!"
Aku dan Caca langsung berjalan kedepan untuk menulis nama kami.
"Oke untuk kalian yang sudah mendaftar besok setelah pulang sekolah langsung berkumpul di pendopo sekolah, terimakasih."
"Lu pada ngga ikutan?" Tanya ku ke Sabita dan Alysa setelah kakak mpk tadi pergi.
"Ngga ah capek jadi osis, lu aja sana osis gua ogah," Jawab Sabita yang disambut anggukan oleh Alysa.
***
Jujur aku gak terlalu suka part ini gara-gara kayak gajelas aja gitu wkwk
tapi, ini baru part awal kok dan bagian serunya emang belum ada pastinya. Jadi, keep updating yaa!
And also, this week i'm going to double update! Gara-gara ini bulan aku ultah so why not?
![](https://img.wattpad.com/cover/88478356-288-k25919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadila
Teen FictionBagaikan ombak yang menyapu habis daratan, kehidupan Nadila yang awalnya berjalan seperti sewajarnya berubah setelah ia dekat dengannya. Lelaki usil yang banyak diidolakan oleh kaum hawa penghuni sekolah, dan kakak kelas tampan yang memiliki sejuta...