Alvian:
•lo kenapa?Nadila:
•apanya yang kenapa?Alvian:
•gajadiNadila:
•yeh anjAlvian:
•lo td marah?Aku terhenyak sebentar memikirkan balasan darinya. Chat dari dia belum aku baca, baru aku lihat dari notifikasi saja.
Memang aku terlihat seperti orang marah ya tadi? Aku kan hanya salah tingkah makanya langsung pergi menyelonong seperti tadi. Lagian peduli apa dia tentang aku marah atau tidak?
Setelah beberapa jam aku baru menjawab.
Nadila:
•ngga lah
•yakaliAlvian:
•ok.Sumpah.
Cuma ok doang?
Pake titik pula, najis tau gitu mending gausah dibalas aja sekalian chat dari dia. Padahal tadi dia baik loh, sekarang malah jutek banget.
Ah, lagian lo mengharapkan dia bakal jawab apa Nad? Dia udah punya pacar yang seribu persen lebih baik dari lo kali.
Aku memutuskan untuk tidak membalas pesan darinya itu. Bahkan untuk membacanya pun malas rasanya.
Tiba-tiba, ketika aku melihat-lihat pesan dari orang-orang dengan tidak sengaja aku melihat pesan dari Kak Daffa yang sudah ada dari tiga hari lalu.
Daffa Ega:
•Haii Nadila!
•Maaf yaa ganggu, bosen heheNadila:
•yaampun kakk
•maaf ya baru liat😅Tak lama aku melihat jawaban lagi dari Kak Daffa.
Daffa Ega:
•Gapapa kokk
•Lagi apaa?Jujur saja, aku kurang suka dengan pertanyaan 'lagi apa?' Entah mengapa menurutku itu terdengar sedikit aneh. Tapi, tidak mungkin aku tidak menjawab pesan darinya.
Nadila:
•gak ngapa-ngapain kak hehe
•gua ngantuk, duluan yaa kakDaffa Ega:
•ohhh yaudah
•malam nadilaa😋Aku memutuskan untuk tidak membalas pesan darinya dan bersiap-siap untuk tidur.
***
"Nadila!"
"Kenapa kak?" Tanyaku kepada Kak Daffa yang baru saja memanggilku.
Dia mendekat kearahku lalu membisikkan aku sesuatu, "Besok bakal ada seleksi osis tapi osis gak ngasih tau sebelumnya ke yang lain, biar tau yang mana yang aktif yang mana yang ngga. Tapi, aku mau ngebantu kamu aja biar bisa masuk osis makanya aku kasih tau duluan. Tapi, diem-diem aja ya soalnya adek aku sendiri aja ngga aku kasih tau."
Aku mengangguk sambil tersenyum, "wihh makasih yaa kak, gak bakal gua kasih tau siapa-siapa deh." Aku mengacungkan jari kelingking kearahnya yang dia terima sambil tersenyum.
"Janji?"
Aku tersenyum, "Janji."
Dia membalas senyumku dengan tatapan jahil, "hmm karena aku udah baik sama kamu gimana kalo kamu traktir aku hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadila
Teen FictionBagaikan ombak yang menyapu habis daratan, kehidupan Nadila yang awalnya berjalan seperti sewajarnya berubah setelah ia dekat dengannya. Lelaki usil yang banyak diidolakan oleh kaum hawa penghuni sekolah, dan kakak kelas tampan yang memiliki sejuta...