11- Saturday Night

199 22 13
                                    

Hari ini aku dan Kak Daffa akan pergi entah kemana. Aku sudah bersiap-siap dan memoles sedikit make-up agar tidak terlihat terlalu kucel dan sebagainya.

"Mba Nad! Ada pacarnya tuh di depan," Seru Shila sambil cekikikan tidak jelas. Kadang dia memang suka asal jeplak.

"Apaan sih lu dek, orang bukan pacar," Ucapku sambil berjalan keluar dari kamar.

Awalnya, aku mengira bahwa Kak Daffa di depan itu maksudnya di depan rumah. Tapi, ternyata maksudnya di depan itu di depan tv dan sialnya ruang tv berada tepat di depan kamarku. Bisa dipastikan dia mendengar apa yang baru saja Shila dan aku ucapkan.

"Ih, Mba Nad udah cantik aja yaah!!" Aku langsung melotot ke arah Shila yang daritadi mengoceh tidak jelas.

Kak Daffa yang melihat kejadian itu hanya terkekeh dan langsung berdiri, "yuk Nad!" Katanya sambil mengulurkan tangan.

"Cieee.. Mba Nad gandeng-gandengan."

"Dek, apaansih lu gak jelas banget."

"Yee yaudah sih. EH BENTAR DEH!" Shila mendekat kearahku.

"LU MAKE UP AN YA? E CIEEEE" Sedetik setelah itu, dia langsung berlari ke kamarnya sambil berteriak,

"PIS LOP EN GAWL MBA NAD!!"

Demi Tuhan itu anak..

***

Sekarang kami berada di dalam mobil, kebetulan Kak Daffa memang membawa mobil kali ini. Aku daritadi hanya diam tidak mengeluarkan suara sama sekali dan ini semua karena aku masih malu dengan perkataan yang Shila katakan didepan Kak Daffa tadi. Apalagi bagian dia bilang bahwa aku memakai make up. Yaampun, rasanya ingin menangis saja aku sekarang karena malu. Silahkan anggap aku berlebihan atau apapun tapi, serius aku benar-benar tidak bisa menahan malunya. Apa salahnya sih berusaha untuk tidak terlihat kucel?

"Nad, kok diem mulu sih? Aku ada salah ya?" Ucap Kak Daffa yang membuyarkan lamunanku.

"Ngga kok kak."

"Trus kenapa kok diem?" Katanya sambil menengok sebentar kearahku.

"Gapapa."

Tiba-tiba Kak Daffa menepikan mobilnya lalu menghadap kearahku.

"Nad, kenapa sih cewe tuh suka banget bilang gapapa padahal ada apa-apa, kalo ada sesuatu bilang aja Nad.." Katanya sambil menatap mataku.

Aku menunduk masih malu untuk memperlihatkan mukaku, mungkin ini efek aku yang sedang pms dan membuat emosiku menjadi gampang terombang-ambing.

"Gu--gua masih malu tentang yang tadi kak, jadi ya gitu deh." Aku makin menundukkan kepalaku.

"Yang mana?"

Aku tetap diam tidak menjawab pertanyaannya. Kak Daffa masih menatapku dalam diam.

"Nad liat kesini, aku lagi ngomong."

Aku mendonggakan kepala dengan ragu-ragu. "Kenapa?"

Kak Daffa diam sambil menatapku dalam, seperti mencari-cari jawaban dari mataku. "Kamu cantik kok, gak usah malu." Katanya sambil tersenyum lalu melanjutkan perjalanan.

Ya Tuhan

***

"Yuk Nad, udah sampe"

Nadila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang