10- Surprise

195 23 8
                                    

Waktu liburan selama dua mingguku akhirnya habis, hari-hari liburan yang kebanyakan aku isi dengan membaca novel atau steaming film itu cukup membosankan menurutku. Untung saja, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, aku tau ini mungkin terdengar aneh, tapi kadang aku lebih memilih untuk sekolah daripada menghabiskan waktu berleha-leha tidak jelas di rumah. Walaupun kadang pasti ada saja rasa malas untuk pergi ke sekolah.

Tidak ada yang istimewa dari liburan akhir tahunku kali ini. Sama saja seperti yang lalu-lalu, membosankan. Bahkan jauh lebih membosankan. Kecuali bagian aku bertemu dengan Kak Daffa dan bertemu dengan Alvian & Sarah, menurutku bertemu dengan tidak sengaja itu sangat jarang dan aku cukup senang dengan fakta bahwa aku bisa bertemu mereka dengan tidak sengaja--sebenarnya aku lebih cenderung menyukai bagian bisa bertemu Kak Daffa dibandingkan bertemu dengan sepasang kekasih itu, karena... silahkan kalian menyimpulkan sendiri alasanku malas bertemu mereka.

"Nad! Akhirnya lu dateng juga!" Sorak Alysa tepat ketika aku memasuki kelas. Untungnya, baru sedikit yang datang, jadi tidak ada yang terlalu peduli dengan pekikan Alysa.

Aku duduk, menaruh tas lalu bertanya, "Kenapa Sa emangnya?"

Alysa mengambil nafas panjang, "tadi, gua ngeliat Joko sama pacarnya berantem gitu Nad. Dan kalo gua gak salah denger itu ngebawa-bawa orang ketiga gitu deh, drama banget."

Aku mengenyit, "Hah? Serius? Padahal waktu itu gua pas liburan ketemu Joko sama Sar--eh cari nama samaran dulu deh."

Aku dan Alysa terdiam sebentar untuk memikirkan nama yang pas, "Hmm, Lisa aja deh namanya. Jadi tuh gua pas liburan ngeliat Lisa sama Joko gitu di bioskop. Awalnya sih gua gak sadar kalo itu mereka eh, tiba-tiba si Lisa nyamperin gua gt kan trus dia ngajak ngobrol gitu deh."  Aku berhenti sebentar untuk menarik nafas.

"Nah yaudah, mau gak mau lah gua sapa balik. Trus si Jokonya dateng deh. Gitu doang sih," Lanjutku.

"Lagian, paling itu berantem biasa kali Sa. Namanya juga pacaran pasti ada berantemnya lah, ya kan?"

Alysa hanya mengangguk-anggukan kepala menyetujui pendapatku yang tadi, lalu kami mulai membahas cerita baru yang ada di wattpad.

***

"Woy Ricky! Lo yang ngambil pensil gua ya?!" Teriak Caca ketika jam pelajaran matematika wajib. Gurunya memang tidak terlalu peduli dengan suasana kelas, jadi setiap pelajaran dia, murid-murid yang ada di kelas selalu berisik seperti sekarang ini.

"Ca, ish lu berisik banget sih," ucapku yang mulai sudah tidak tahan lagi dengan teriakan Caca.

"Ih Nad! itu si ketua kelas gadungan nyolong pensil gua! Padahal masih baru anjir," dia menunjuk ke arah Ricky yang duduk dengan gaya tidak sopannya, aku kadang bingung kenapa anak seperti itu bisa dipilih sebagai ketua kelas.

"Yaudah sih Ca ikhlasin aja," Jawab Alysa dengan santainya. Aku memberikan kode ke Alysa untuk menarik ucapannya lalu meminta maaf, tapi sepertinya dia tidak mengerti dengan kode yang ku berikan. Caca yang hendak membalas ucapan Alysa langsung aku tahan.

"Ishh! Udah kenapa! Nih gua aja yang nyamperin Ricky nya biar diem lu berdua," Aku berjalan kearah Ricky yang sedang asik ngobrol dengan teman sebangkunya.

"Eh Ricky! Lu ngambil pensil Caca ya? Balikin!"

Dia menatapku heran, "Apaan sih kok gua?"

Nadila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang