Chapter 1 : Rencana Sang CEO

98K 4.5K 9
                                    

Seorang gadis kini tengah terduduk dan menundukan kepalanya. Tangannya tak bisa berhenti melakukan gerakan kecil, tanpa ia sadari, ia juga mengigit bibir bawahnya.

'Bagaimana ini?' batinya bertanya cemas.

"Ansefa, kau gagal. Kali ini kau gagal.. Maaf Ansefa" ucap wanita yang berada dihadapannya, tak lama gadis yang tertunduk itu menegakan tubuhnya dan menggeleng pelan.

'Tak mungkin!' batinnya menggelak.

"A-aku sudah melakukan itu sebisa mungkin, kenapa tidak masuk?" tanya Ansefa kecewa, sedangkan wanita didepannya hanya menatap prihatin Ansefa.

"Kau tidak masuk dalam seleksi kampus ini, Ansefa. Maaf." kata itulah yang terucap dari mulut wanita itu, yang membuat Ansefa harus menelan kekecewaan yang mendalam.

Apa yang harus ia lakukan?

"Apa tidak ada jalan lain agar aku bisa memasuki kampus ini? Sungguh, aku ingin berkuliah di tempat ini" kata Ansefa, sedangkan gadis itu tampak terdiam. Ansefa lagi lagi hanya bisa menelan kekecewaan yang sangat mendalam.

"Ada.." ucap wanita itu, secercah harapan muncul dari wajah Ansefa. Tanpa sadar, bibir yang menunjukan kesedihan itu menjadi terangkat.

"Katakan saja, apa itu! Aku akan melakukannya asalkan aku bisa memasuki kampus ini!" ucap Ansefa, sedangkan wanita itu memancarkan wajah yang menegang. 'Kenapa?' batin Ansefa kembali berpikir.

"Ini mungkin sedikit sulit, Ansefa. Kau harus mempertimbangkan dengan baik akan hal ini" ucap wanita itu, Ansefa yang sudah terbaluti hasrat untuk memasuki kampus itu hanya mengangguk, tak peduli apa yang akan ia terima walau ia belum tahu atas konsekuensi dari apa yang ia putuskan.

"Katakan saja" ucap Ansefa tak sabar, sedangkan wanita itu hanya menghela nafas lelah dan memejamkan matanya. Tak lama, wanita itu membuka matanya kembali.

"Kau tahu? Jika kampus ini bekerja sama dengan perusahaan properti Archila.INC?" tanya wanita itu, sedangkan Ansefa hanya mengangguk walau sebenarnya ia tidak tahu dan tidak perduli.

"Kau diharuskan bekerja disana, agar kau bisa memasuki kampus ini" ucap wanita itu, sedangkan Ansefa hanya terdiam. Apa katanya?

"A-apa maksudmu? Apa hubungannya pekerjaan di Archila.inc dengan kampus Covard ini? Tidak ada bukan?" tanya Ansefa, sedangkan wanita itu menggeleng, membuat Ansefa mengerutkan keningnya. Ini aneh menurutnya.

"Atasan kamilah yang membuat kebijakan demikian, nona Ansefa"

"Itu aneh, nona! Aku disini untuk mengenyam pendidikan, bukan bekerja! Aku akan berbicara pada atasanmu!" kata Ansefa dipenuhi Emosi, sedangkan wanita itu memilih menggeleng.

"Maaf nona Ansefa, lebih baik anda pergi dari sini. Anda hanya bisa nemilih dari kedua itu. Kau mau menerima tawaran itu atau tidak" ucap wanita itu, sedangkan Ansefa hanya memekin tertahan.

Ia frustasi dengan pemilih Covard itu. Menurutnya, itu aneh dan tidak masuk akal.

###

Berbeda tempat, seorang pria tengah tersenyum dan terduduk di meja megahnya, meja CEO nya. Tentu, bagaimana tidak?

Ia menatap berkas berkas diatas mejanya sebentar, tetapi tak lama ia mengacuhkan semua berkasnya. Tak lama, ia merasakan bahwa ponselnya bergetar, dan ia semakin melebarkan senyum liciknya. Tangannya terangkat menuju ponselnya, dan mengangkat sebuah panggilan di ponselnya.

"Bagaimana, apakah sudah berjalan?" tanya pria itu dengan senyum masih bertengger indah di wajahnya.

"Sudah kubereskan. Ia sudah menerima penawaran yang anda tawarkan" ucap seorang wanita dari seberang sana yang membuat Pria itu tertawa keras.

"Kau melakukan tugasmu dengan baik, Donna. Tak sia sia aku mengandalkanmu. Jadi, kapan ia akan datang kekantorku?" tanya Ceo itu.

"Besok" jawab wanita bernama Donna itu singkat.

"Baiklah, sampai jumpa. Hubungi aku jika ada informasi lain" dengan arrogant, pria itu menutup teleponya secara sepihak dan kembali memasukan ponselnya kedalam sakunya.

Ia tersenyum dan menatap kearah jendela ruangannya.

Ia, Cristopher seorang Ceo yang berumur 27 tahun itu. Ia yang merencanakan semua kejadian yang melimpahkan seorang remaja bernama Ansefa.

Tentu, ada sebuah motif yang tidak diketahui oleh Ansefa sendiri.

"Kau lihat saja, manis. Secepatnya, dan segera aku akan mendapatkanmu" gumamnya.

That's My Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang