Seorang gadis kini tengah menatap dokumennya jengah. Ia memutar bola matanya kesal, bagaimana bisa atasannya memberi tugas sebanyak ini padanya?
Ia memilih untuk meninggalkan pekerjaannya dan menatap kearah sekeliling kamarnya. Apa yang akan ia lakukan?
Ia berdiri dari kursi tempat ia bekerja dan melangkah menuju salah satu laci, membuka laci itu dan membuka sebuah foto yang terbingkai rapih. Ia menutup laci yang ia buka, dan memilih melangkah menuju kasurnya dan membaringkan tubuhnya dikasur itu. Ia tersenyum, dan melihat foto itu secara intens.
"Bagaimana kau sekarang?" ucap gadis itu kepada foto tersebut. Ia mengelus wajah seorang pria di foto tersebut, dan tanpa ia sadari ia meneteskan air mata. Tentu, dengan sigap tangannya menghapus air matanya.
"Maafkan aku, sayang maafkan aku. Kau harus tahu alasannya saat aku kembali nanti" ucap gadis itu terisak, namun ia tersenyum karena ia memiliki keyakinan bahwa..
Ia dapat bertemu pria itu kembali.
"Aku akan membuka lembaran baru untuk kita. Kita akan menghapus kehidupan kelam itu, dan akan kembali padamu. Kau adalah masa laluku, dan masa depanku. Kau adalah segalanya. Kau mengisi hari hariku, dan aku masih mencintaimu bahkan sampai sekarang" ucap gadis itu sedikit berat dan masih terisak. Menyakitkan memang baginya harus meninggalkan orang yang dia cintai karena ia merasa dirinya sangat berbahaya.
Tapi, sampai kapan ia harus bersembunyi?
"Tak akan lama lagi, aku akan kembali padamu. Aku akan menjadi milikmu lagi, bahkan untuk selamanya"
#####
'Krrrriiinggg'
"Ah tidak! Mungkin aku akan telat!" pekik Ansefa kesal dan melangkah dengan cepat. Hari ini adalah hari terakhirnya ia belajar sebelum ia menghadapi ulangan. Bahkan dihari seperti ini ia sudah telat.
"Kau tidak telat, Ansefa!" pekik seseorang dibelakangnya. Ah! Carelous! Ansefa memilih untuk menghentikan langkahnya dan menatap kearah Carelous sebentar.
"Ah ya? Sudah bell tapi" ucap Ansefa panik, disambut kekehan Carelous yang membuat Ansefa mengerutkan keningnya. Apa maksud pria yang satu itu?
"Tadi seorang guru mencoba bell sekolah apakah bellnya masih berfungsi atau tidak. Ternyata masih" jelas Carelous yang membuat Ansefa menghela nafas lega. Jadi ia tidak telat.
"Ah, dimana kekasihmu?" ucap Carelous yang membuat Ansefa kembali mengerutkan keningnya. Matanya menatap Carelous bingung, dan otaknya kini kembali berpacu untuk berpikir kembali. Apakah yang ia maksud adalah Patrick?
"Aku rasa Patrick sedang sibuk" jawab Ansefa yang membuat Carelous memutar bola matanya jengah.
"Bukan dia maksudku, yang kumaksud adalah Ceo itu" ucap Carelous yang membuat Ansefa terkejut. Ia nyaris saja terlompat dari lantai yang ia pijaki sekarang.
"Kau tahu dari mana masalah itu? Kenapa kau bisa berkata demikian?" ucap Ansefa penasaran dan sedikit kesal. Sepertinya ia tahu dalang dari semua itu.
"Aku tahu itu dari perlakuan Ceo itu, Diana dan Frinco" ucap Carelous tanpa dosa yang membuat Ansefa sedikit kesal. Sudah ia duga bahwa Diana dan Frinco terlibat dalam hal itu. Memang benar benar mereka berdua harus di beri pelajaran.
"Jangan dengarkan mereka! Mereka adalah sekumpula orang orang gila" protes Ansefa yang dibalas dengan tawaan lepas Carelous.
"Kau mau dengannya? Dia terpaut umur yang cukup jauh dengannya" ucap Carelous yang tidak mendapat respon dari Ansefa. Ansefa memilih untuk kembali melangkah meninggalkan Carelous yang sekarang tengah mengejarnya.
Sesampainya dikelas, Ansefa mendapat tatapan bertanya tanya dari teman sekelasnya. Ansefa tahu apa yang mereka semua maksud, tetapi memang seperti itulah bukti nyatanya.
Pasti ini berkaitan dengan Ceo itu.
Tak lama, muncullah Carelous dengan nafas yang mengebu yang kini berada di belakang Ansefa.
"Aku harus duduk" ucap Carelous dan melangkah menuju kursinya, tersisa Ansefa sendiri yang berada di depan pintu kelas.
"Ansefa, Kau memiliki hubungan apa dengan Ceo itu?" tanya seorang wanita, Ansefa sendiri hanya menggeleng.
"Jawab, Ansefa" ucap seseorang memaksa yang membuat Ansefa menghela nafas.
"Bukankah aku sudah menjawabnya? Jawaban apa lagi yang kalian inginkan?" ucap Ansefa kesal yang membuat teman sekelasnya berdecak kesal. Mereka semua sudah sangat penasaran tentang hubungan Ceo itu dengan Ansefa. Tetapi, Ansefa malah membuat mereka semakin penasaran.
"Tak mungkin kau tidak memiliki hubungan dengannya atas perlakuan istimewah yang ia limpahkan kepadamu" ucap seorang gadis lain yang membuat Ansefa menghela nafas.
"Ansefa, kau sangat cantik hari ini" ucap salah seorang gadis memujinya, tetapi reaksi yang ditunjukan oleh ansefa berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan. Ia tersenyum, seolah ia baik baik saja, tetapi dalam hatinya ia mengoceh sesekali menggertak gadis itu kesal. Bagaimana tidak? Ia di puji karena hal yang jelas jelas tidak ia suka. Mungkin, jika dia menunjukan atraksi sulap atau sirkus dan orang orang berdecak kagum bahkan memujinya itu akan ia terima. Nah kalau kasus ini?
"Kau wanita yang beruntung Ansefa!" pekik seorang wanita yang hanya membuat Ansefa terasenyum. Pujian Abstrak yang ia terima membuat dirinya semakin tak enak.
Menyebalkan.
"Permisi, adakah yang mengganggu kekasih hatiku?" ucap seorang pria dibelakang Ansefa yang membuat kelas itu hening seketika.
Tidak, itu suara Ceo itu!
Sontak seluruh kelas terkejut dan berbisik bisik dari satu orang ke orang yang lain. Ada yang menatap dia dengan tatapan terpesona, bahkan suara decak kagum mereka terdengar di telinga Ansefa.
Sedangkan Ansefa sendiri?
Matanya terbelalak dan menatap objek lain, posisinya tetap membelakangi Ceo itu. Ia menggengam tali ranselnya kuat dan dalam hati ia bertanya tanya bagaimana Ceo itu bisa berada dibelakangnya sekarang?
'Apa yang akan kudapatkan setelah ini? Bagaimana ini semua bisa terjadi? Apakah tingkah mereka akan semakin menjadi jadi setelah ini?' batin Ansefa.
apa yang akan ia hadapi selanjutnya?
Entahlah..
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romansa[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...