Ansefa Side
Aku menghela nafas, aku yang masih malas karena seminar sekarang kami disuruh berbaris dilapangan indoor. Untungnya, disini aku tidak merasakan panasnya sengatan matahari.
Beberapa anak mulai membuat kebisingan, aku berada ditengah tengah sekarang. ditengah tengah barisan, yang cukup ramai hingga mungkin Ceo itu tak dapat melihatku.
"Menyebalkan, belum puaskah Ceo itu menyiksa kita?" gerutu Carelous yang membuatku menghela nafas kesal.
"Aku rasa, kita harus membuat kekacauan" ucap Frinco disampingku, aku memutar bola mataku jengah. Mereka gila?
"Kita berada di tengah tengah barisan. Membuat kekacauan disini tidak memungkinkan ceo itu melihat kita" ucapku, mereka hanya menghela nafas. Memang, ini semua membosankan.
"Kalian semua bisa tenang?!" ucap Ceo itu terlihat santai, tetapi aku tidak memperdulikannya. Ia bahkan menunjukan wajah yang kurang enak untuk dilihat.
Aku melihat, Aubey berjalan menghampiri Ceo gila itu. Ada rasanya hatiku terbakar, entah karena apa aku sendiri juga tak tahu. Tapi ada rasa berkecamuk tak suka dari diriku.
"Pak, saya ingin bertanya, bagaimana kalau barisan ini kita kawal saja?" ucap Sang cassanova kelas, Aubey. Uh, aku tau dia lebih cantik dari diriku, tapi bisakah ia menjaga harga dirinya untuk tidak memamerkan segala apa yang dia punya, bahkan tubuhnya sendiri? Aku tahu, Ceo itu akan menggilai Aubey sehabis itu.
Tapi, aku dan murid semua terkejut bukan main. Ceo itu hanya menatap sinis kearah Aubey tanpa mengatakan apapun. Bahkan ia menghiraukan eksistensi Aubey. Aku terdiam, apakah Ceo itu tidak terpikat pada Aubey? Aku yakin, ini pertama kalinya Aubey mendapat perlakuan ini dari pria, karena Aubey sendiri terkejut dengan apa yang ia dapatkan. Biasanya, Banyak pria tampan disekolah ini yang mendekati Aubey, tetapi kenapa Ceo itu tidak tertarik padanya?
Aubey yang merasa malu memilih untuk melangkah pergi menjauhi Ceo itu, aku hanya menghela nafas. Aku tak percaya ini, kenapa Ceo itu sepertinya tertarik padaku? Kenapa tidak dengan Aubey yang cantik itu?
"Ansefa?" panggil seseorang yang membuatku membalik menatap kearahnya.
Itu, Sir Harlby. Ia guru dengan selera humor yang tinggi.
"Ansefa, bisakah kau bertanya pada Ceo itu bahwa barisan ini kurang efektif?" ucap Sir Harlby yang membuatku terdiam. Apalagi ini?
"Kenapa harus aku? Kan bisa-"
"Aku menangkap pergerakan matanya yang selalu kearahmu. Mungkin saja, ia tertarik padamu" ucap Sir Harlby yang membuatku menghela nafas. Untung saja Sir Harlby mengatakan hal itu dengan volume suara kecil, kalau tidak mungkin teman teman disekitarku sudah menyerangku dengan beberapa pertanyaan.
Dengan malas, aku melangkah kearah belakang menuju panggung, ini jauh menyebalkan dari yang kukira. Sebenarnya aku gemetar dan gugup, sedikit takut apakah Ceo itu akan menghiraukanku seperti yang ia lakukan pada Aubey?
Saat aku berada di belakang panggung, teman teman menatapku iba. Aku mengepalkan tangan meyakinkan diriku, bahwa aku bisa mengambil atensi Ceo itu. Aku melihat Aubey menatapku garang, seolah aku adalah penghalangnya. Bahkan tak lama, ekspresi Aubey tersenyum meremehkanku bersama teman temannya. Menyebalkan.
"Pak.." panggilku pelan, dibelakangku kini ada Sir Harlby yang setia menemaniku. Aku melihat, Ceo itu menatap kearahku sebentar dengan tatapan datar. Bagus, aku pasti akan dihiraukan.
"Apa? Kemarilah" ucapnya datar yang membuatku melangkah mendekatinya. Aku melihat ekspresi Aubey yang terlihat tak senang atas respon Ceo itu. Ceo aneh memang.
"Pak, tadi seorang guru mengatakan pada saya tentang ini. Katanya, barisan ini sepertinya kurang efektif untuk sebuah kedisiplinan" ucapku mengepalkan tangan, menundukkan kepalaku dalam dalam. Pasti aku akan dipermalukan sehabis ini.
"Kenapa kepalamu tertunduk? Aku tak dapat menatap mata indahmu"
Shit!
Apa yang dia lakukan?!!
Dengan memegang microphone ia mengatakan hal gila itu!! Sontak aku mendapat tatapan tak percaya dari orang orang didepanku. Aku mengepalkan tanganku kuat, rasanya aku ingin marah.
"Tolong katakan pada gurumu itu, aku sudah menyiapkan pengawal untuk acara kedisiplinan ini." ucap Ceo itu, aku memilih untuk menegakkan kepalaku kembali.
Benar, bahkan seorang Aubey marah kepadaku. Astaga, tidak aku tidak mau ada pertengkaran antara kami.
"Baiklah, saya kembali" ucapku dan berlari kecil. Aku yakin, ia tersenyun menatap kearahku. Bodoh kau Ansefa!
Aku memilih untuk kembali melangkah memasuki Barisan, teman temanku menatapku dengan decak kagum yang mereka utarakan melalui tatapan mata mereka. Katakan ini berlebihan, tetapi ini nyata.
"Kau dengar tadi Ceo itu berkata apa kepadamu?" ucap Diana, aku hanya memberi tatapan datar. Kenapa? Ia hanya berkata demikian bukan berati dia suka bukan?
"Dia hanya mengatakan itu, itu hal yang wajar" ucapku acuh tak acuh, tetapi mereka malah memekik tertahan. Menyebalkan.
"Kau tak lihat senyumnya tadi? Sangat mempesona!" ucapnya, aku hanya tertawa ringan. Mempesona katanya? Mungkin bagi mereka, tetapi tidak bagiku.
Tak lama, aku melihat ada beberapa Pria menggenakan jas turut ikut dalam barisan. Hanya saja, mereka seperti seorang petugas pembantu kedisiplinan.
Bagus, bahkan ada satu penjaga yang tepat didepanku. Apa ini khusus untukku?
"Kali ini, kita akan memulai latihan kedisiplinan kita"
Ah tidak..
Matilah riwayatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romance[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...