Chapter 4 : Patrick

57.7K 3.1K 9
                                    

'Tek tek tek'

Suara langkahan kaki seorang pria kini terdengar, ruangan hening karena eksistensi pria tersebut. Beberapa orang disekitarnya hanya berdiri diam dengan kepala tertunduk. Emosi dari pria itu kini tengah menyeruak, kekesalannya ia limpahkan semua kepada pegawainya.

"Kenapa?!! Kalian ini banyak! Kenapa kalian menangkap satu orang saja tak bisa?!!" tanya CEO itu kesal.

"Maafkan kami pak, staff bagian informasi sepertinya terlambat untuk mengumumkan pemberitahuannya" ucap salah satu kepala bagian, sedangkan Ceo itu hanya menatap kepala bagian itu tajam. Ia berdecih dan menatap semua orang yang berada diruangannya.

"Aku tak tahu kenapa kalian bisa seperti itu, jumlah kuantitas kalian banyak. Staff informasi memberitahukannya saat ia masih jauh dari pintu keluar" ucap Ceo itu, sedangkan kepala bagian yang angkat bicara tadi semakin menunduk.

"Sepertinya aku mengangkat bicarapun sudah tak berguna. Jangan ulangi kesalahan kalian lagi, dan pergilah" ucap pria itu
Dengan tergesa gesa mereka melangkah keluar dan meninggalkan ceo itu sendiri. Pria bertubuh jangkung itu hanya berdiri menatap pintu, tetapi tak lama ia tersenyum menatap kearah pintu tersebut dengan senyum yang mungkin terlihat sadis.

"Kau milikku, apapun itu, kau takkan bisa pergi dariku" ucapnya dan melangkah pergi engah kemana.

###

"Kau tak apa?" tanya Patrick pada Ansefa, sedangkan Ansefa hanya tersenyum meresponnya.

Sekarang, mereka berada di tempat duduk disamping jalan, menikmati hawa dingin disekeliling kota ditemani oleh cahaya rembulan.

Indah bukan?

"Kita jarang seperti ini, bukan?" tanya Patrick tiba tiba, Ansefa yang mendengar itu sontak menatap kearah Patrick dan mengangguk tersenyum kearahnya.

"Kau selalu melakukan ini dengan Sara, Patrick" ucap Ansefa tanpa sadar, membuat mereka dikuasai keheningan. Ansefa memilih untuk menatap objek lain, ia merasa wajar untuk mengatakan itu.

Patrick mencintai Sara bukan? Yah itu wajar jika mereka selalu bersama.

"Aku sudah tidak bersamanya" ucap Patrick, sedangkan Ansefa hanya bisa tertawa mendengar itu. Ada satu hal yang ia ketahui dari Patrick yang membuatnya terpukul sangat jauh.

'Ansefa, kau hanya dijadikan pelampiasan saja' batin Ansefa yang membuat Ansefa tersenyum. Tersenyum miris. Tentu, Patrick tidak bisa menatap wajah Ansefa karena ditempat itu sangat minim cahaya.

"Jangan berpikir yang macam macam, Ansefa. Aku tidak seperti yang kau pikirkan" kata Patrick, Ansefa hanya tersenyum.

"Tidak Patrick" jawab Ansefa mantap, walau perasaanya sangat teriris sekarang. Bodoh, Ansefa! Batinnya kembali mengomel.

"Mungkin hari ini-"

"Nona Ansefa!!" panggil seseorang yang membuat mereka berdua terdiam. Dengan cepat, Patrick menatap kearah belakang dan mendapati seorang pria dengan postur tubuh yang gagah dengan tatapan mata yang tajam mengarah padanya. Sedangkan Ansefa hanya menatap kearah pria itu tak percaya.

Bodoh.

"Kalian ini anak remaja yang nakal ya? Dasar bocah bodoh" ucap pria itu berdiri didepan cahaya mobil, sedangkan Ansefa hanya terdiam. Ia marah sepertinya percuma.

"Siapa kau?! Kenapa kau mengatakan itu?!" pekik Patrick kesal, sedangkan pria yang berada didepan mobil itu hanya tersenyum menatap Ansefa. Ansefa yang mendapat tatapan demikian hanya menghela nafas dan menatap objek lain, sepertinya ia sedikit malas meladeni manusia planet yang satu itu.

"Kau tak tahu aku?" tanya pria itu dengan tatapan yang masih menatap kearah Ansefa. Patrick yang melihat itu hanya menggeram kesal dan mengepalkan tangannya kuat.

"Patrick, hentikan. Kita bisa pergi dari sini" bisik Ansefa yang membuat Patrick mengangguk kecil.

"Kenapa kalian pergi, bocah kecil?" tanya pria itu saat Patrick dan Ansefa melangkah beberapa langkah, mendengar perkataan Ceo Archila itu, Patrick membalikan tubuhnya dan hendak menghampiri tubuh pria itu. Tetapi, usahanya gagal karena Ansefa memegang tangan Patrick dan menggeleng lemah kearah Patrick. Melihat Tangan Ansefa memegang tangan Patrick membuat emosi Ceo itu menaik, tetapi tetap tak dihiraukan oleh Ansefa sendiri. Ansefa memilih untuk mengandeng tangan Patrick dan menariknya memasuki mobil Patrick.

Menyisahkan ceo itu sendiri. Ceo itu masih berkutat dengan pemikirannya sendiri, tetapi tak lama Ceo itu tersenyum walau tangannya terkepal kuat. Entah apa yang ada dipikiran Ceo itu.

"Lihat, Ansefa berapa lama kau akan teguh dengan pendirianmu. Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan, tidak terkecuali dirimu." ucap Ceo itu dan melangkah memasuki mobilnya.

That's My Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang