Seorang gadis kini tengah berdiri dihadapan sebuah gedung. dengan senyum yang tipis, ia memegang erat sebuah kertas yang berisi gambar sepasang kekasih.
Senyum gadis itu semakin melebar, dan perasaanya kini tak menentu.
"Aku merindukan tempat ini. Udara disini cukup baik" ucap gadis itu dan melangkah membawa kopernya. Sekarang, gadis itu berada dibandara tepat mantan kekasihnya itu berada. Ia melangkahkan kakinya dan menatap kearah sekelilingnya, ternyata tak banyak yang berubah.
"Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pengawal pribadi gadis itu, sedangkan gadia itu menatap sebentar kearah pengawalnya, berpikir apa yang harus ia lakukan.
"Tolong kau bawa koperku. Aku harus mencari apartemen kecil disini, dekat pusat kota. Jika bisa dekat dengan perusahaan Archilla. Inc. Apakah kau sanggup?" tanya gadis itu.
"Saya sanggup dan saya bisa, nona" ucap pengawal itu membuat gadis itu tersenyum.
"Aku tak akan menyesal pada keputusanku ini"
~~~~~~~❤~~~~~~~
Seorang gadis kini tengah terdiam disebuah tempat yang sepi, dengan desiran angin senja, ia menatap kearah ufuk barad. Gadis itu tersenyum, rambutnya yang tersisir oleh angin dan wajahnya yang terkena cahaya matahari sore membuatnya terlihat dewasa. Matanya berwarna cokelat itu semakin terlihat jelas, membuat orang yang menatapnya akan terpesona.
Gadis itu terdiam, terlalu banyak hal yang membuatnya takut. Banyak hal yang membuatnya ragu. Banyak hal yang membuatnya ingin bertanya, dan banyak hal yang membuatnya tak percaya.
Ia teringat dengan perkataan seseorang tadi, perkataan yang membuatnya membatu, diam seribu bahasa.
'Ia mendekatimu karena sesuatu, Ansefa. Sadarlah, perasaan tumbuh karena sifat kita yang membuat mereka nyaman. Ia mencintaimu karena pandangan pertama, karena fisikmu.'
Kata kata itu selalu melayang di otak gadis itu, di benak Ansefa. Perkataan yang dilontarkan Patrick membuatnya kembali berpikir seribu kali, apakah pandangan pertama itu benar ada? Apakah karena fisik menentukan cinta seseorang?
Memang aneh, karena Ansefa sering kali memarahi Ceo itu, dan ia sering kali hanya tersenyum. Apakah benar Ceo itu mencintainya? Ia belum tahu seluk beluk dirinya, dan ia dengan mudahnya jatuh cinta dengan dirinya. apakah cintanya tulus? Cinta ada karena perasaan nyaman dari satu orang ke orang lain, bukan hanya memandang saja bukan?
Tapi ia terdiam.
Jika Christopher hanya mencintainya dari fisiknya maka harusnya Ceo itu tidak memilib dirinya. Ada wanita yang menginginkan Christhopher dengan fisik yang luar biasa dari dirinya, dan jika Christopher mencintai dari fisik maka dia tidak akan memilih dirinya.
Lalu apa?
Apa yang membuat Christopher sangat mencintainya? Apakah karena ia lugu? Tetapi banyak wanita yang jauh lebih lugu dari dirinya.
Lalu ke apa Christopher bisa mencintai dirinya secepat itu? Ia tidak kaya, justru Christopher lah yang jauh lebih kaya dari dirinya. Ia tidak cantik dan sifat yang Ansefa miliki terbilang buruk. Ia sering memarahi Ceo itu dan kerap kali membentak secara kasar terhadap Ceo itu. Tangannya kini tak tenang, apa yang dimaksud dari semua ini?
Haruskah ia menanyakan hal ini? Tidak sekarang mungkin karena Ansefa tahu betul jika Ceo itu tengah dilanda kesibukan yang luar biasa.
Tangannya bergerak menyisir rambutnya yang berterbangan karena angin yang semakin besar, gadis itu kembali tersenyum.
Ada hal yang harus ia cari tahu dari Christopher.
Kenapa Ceo itu mendekati dirinya? Kenapa Ceo itu mau menerima dirinya? Bagaimana perasaan sesungguhnya Ceo itu? Walaupun ia berkata bahwa Ceo itu mencintainya, ada kalanya kita harus mencari tahu lagi bukan?
Itu yang akan menjadi pekerjaan untuk Ansefa.
Ia harus mendapat sebuah jawaban sebelum ia menaruh seluruh perasaanya pada Ceo itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romance[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...