Chapter 46

34.9K 1.2K 10
                                    

"Jika memang dia takdirmu, maka bertahanlah. Jika kau menyukainya, maka berjuanglah. Perjuangkan apa yang memang pantas untuk diperjuangkan" - Christopher.

***

Ansefa Side

Aku terdiam dalam kamarku yang gelap, sunyi dan dingin. Auara angin menyiung keras di pendengaranku, cahaya kini telah pergi meninggalkanku.

Saat ini, hanya cahaya rembulanlah yang menemaniku, aku terdian memeluk lututku di pojok kamarku di lantai yang dingin. Aku sudah tak peduli dengan rasa dingin yang menusuk tubuhku, karena nyatanyalah perasaanku yang sudah membeku.

Aku mengambil bingkai yang tepampang wajah Ceo itu, dan menatapnya sakit. Apa yang kau lakukan padaku? Kenapa kau masih mau mempermainkanku saat aku sudah muak denganmu?

Kau tahu, karenamu aku gila.

Karenamu, aku kehilangan arah.

Aku terseret seret seperti boneka.

Aku..

Aku budak cintamu.

Aku menatap foto itu nanar, apakah pria itu tahu rasanya berpura pura seolah aku baik baik saja walaupun sebenarnya tidak?

Aku..

Aku selalu tersenyun dihadapan orang orang layaknua seorang badut yang menghibur banyak orang. Tapi terkadang, orang yang terhibur oleh badut itu tidak tahu bagaimana kondisi atau perasaan dari badut teraebut.

Kebahagiaan yang selama ini aku tunjukan hanyalah bentuk dari pernyataan jika aku ini tidak membutuhkan belas kasihan siapapun.

Aku bisa sendiri.

Aku bahagia.

Tetapi aku sebenarnya rapuh.

Senyumku adalah penghias atau pajangan yang biasa ku pajang, tanpa memiliki kegunaan yang sesungguhnya. Tanpa ada manfaatnya.

Hanya pajangan.

Aku menangis, hatiku pilu sekarang. Aku menatap bingkai itu dengan menggengam kencang bingkai itu. Bahkan didalam gelap sekalipun aku dapat melihat wajahnya yang bersinar.

Aku..

Aku mencintaimu.

Bodoh, aku harus bangkit.

Aku tak mungkin terpuruk dalam keadaan yang seperti ini, ini menyedihkan.

Aku terisak dalam gelap dan menundukan wajahku dan kusembunyikan dalam lututku, dalam kegelapan, aku kembali menangis.

Biarkan kesunyian ini menemani isak tangisku.

Biarkan kegelapan ini menjadi saksi bisu, betapa sakitnya hatiku saat aku mencintai seseorang.

Setiap detik dalam hidupku, aku menepis kenyataan bahwa aku mencintaimu.

Setiap detik dalam hidupku, perasaanku selalu menjerit dan menangis menyera.
***

Aku melangkah dengan senyumku, memastikan kepada orang orang bahwa aku baik baik saja.

Dengan mengubah diriku menjadi sosok lain, itu adalah hal yang paling menyakitkan.

Aku menyapa orang dikampus seperti biasanya, aku juga membuat lolucon seperti biasanya.

Tetapi aku sakit.

Jika dipikir, kalau aku benar melupakannya jantungku tak mungkin berdetak dengan secepat itu.

Aku mengabaikan perkataan perasaanku dan kembali teraenyum.

That's My Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang