Ansefa Side
Nafasku berburu, tubuhku kini dipenuhi peluh. Ceo itu menyebalkan, latihan kedisiplinan yang ia berikan cukup berat! Aku membencinya!
Sekarang, kami telah selesai mengikuti acara Ceo gila itu. Beberapa wanita bahkan tak merasa keberatan jika mengikuti pelatihan gila dari Ceo itu. Menjijikan, aku saja sudah menyerah!
Kalian tahu kenapa gadis gadis itu menyukai pelatihan itu? Mudah!
Setiap gadis yang mengikuti pelatihan itu akan berusaha keras untuk tampil menjadi yang terhebat. Jika Ceo itu menganggap seorang siswa mampuh mengikuti latihan itu, maka Ceo itu akan memuji siswa tersebut. Entah pria atau wanita. Bahkan, Farrelia juga turut untuk berlomba lomba menjadi yang terbaik. Aku saja lelah melihat itu.
Aku memilih duduk bersama Diana dan Frinco. Kami bersenda gurau bersama, entah apa tetapi aku tertawa saat disampingnya.
"Ansefa?" panggil seseorang, aku menatap kearahnya.
Tidak, memang yang memanggilku satu orang. Tetapi yang menghampiriku banyak orang. Dan mereka adalah sekumpulan para gadis yang aku tak tahu tujuannya ia kesini apa. Yang aku tahu, mereka bukan teman sepergaulan Aubey dan mereka tidak membully. Tapi yang kutahu, tak ada satupun dari salah seorang mereka yang mau berteman denganku karena aku dianggap katrok.
"Waah, Ansefa! Kau sangat cantik!" kata salah satu dari mereka yang membuatku terdiam. Aku menatap Diana dan Frinco sebentar, tetapi mereka malah mengangkat bahu mereka.
Lolucon apa yang mereka perankan?!
"Eh, tadi Ceo tampan itu memujimu! Bahkan seorang Aubey dihiraukan olehnya!"
Bingo!!
Tepat dugaanku! Mereka mendekatiku karena perlakuan Ceo itu padaku.
"Ah, tidak itu hanya kebetulan. Iya kan Diana?" ucapku, Diana hanya berdecak kesal. Bagaimana tidak? Gadis ini mendekatiku karena Ceo itu?! Aku kesal dan benci kepada Ceo itu, bagaimana bisa ia mempermainkanku?!
"Aku pikir, kalian terlalu menganggu kami. Bisakah kalian pergi sebentar? Ada hal yang jauh lebih penting yang ingin ku bicarakan dengan Ansefa" ucap Diana ketus membuat para gadis itu berdecak kesal. Aku pura pura memasang wajah menyesal, dan mereka hanya menghela nafas gusar.
"Nanti kami akan menghampirimu lagi, jaga dirimu baik baik" ucap salah satu dari mereka sebelum akhirnya mereka meninggalkanku. Satu kata yang ada di benakku saat ini. Menyebalkan.
Sesaat setelah mereka pergi, aku mendengar Diana berdecak kesal. Frinco malah terlihat sebaliknya, ia malah terlihat senang. Kedua teman yang aneh.
"Mereka benar benar keterlaluan! Mereka mendekatimu karena perlakuan Ceo tadi padamu" ucap Diana kesal, aku hanya menghela nafas. Aku sebenarnya sedikit malas membahas fakta ini.
"Aku sebenarnya sedikit tak peduli karena bagaimanapun aku akan lulus dari sekokah ini dan tak akan bertemu dengan mereka lagi. Jadi, aku tak terlalu memusingkannya" ucapku, Frinco hanya tersenyun kearahku.
"Ansefa, Apakah kau diterima di universitas Covard? Kemarin aku mengambil beberapa Formulir dari sana dan aku diterima" ucap Frinco yang membuatku terdiam.
Aku mau, tapi..
Aku mengepalkan tanganku kuat, aku menahan amarahku setengah mati. Aku kesal, aku benci. Aku mau memasuki universitas yang ku mau tapi tak bisa karena syarat yang diajukam terlalu aneh bagiku. Aku semakin mengepalkan tanganku kuat, apa yang Ceo gila itu lakukan? Semakin benak itu kuat semakin aku marah.
Tapi jika aku kembali berpikir, kenapa ia mau melakukan itu? Secara, tak ada yang istimewa bagiku.
Aku memilih untuk menghiraukan pemikiran itu, tenggelam dalam sebuah imajinasi bukanlah hal yang menyenangkan. Ada hal yang memang penting untuk kupikirkan diluar hal itu.
Aku menatap Frinco sebentar dan tersenyum kearahnya seolah aku memberikan selamat untuknya.
"Kau bisa berhasil, aku tidak" ucapku lesu, ia menatapku bingung. Eh?
"Kenapa? Kau kan memiliki skala nilai yang jauh lebih bagus dari pada aku? Kenapa kau tidak masuk?" tanya Frinco bingung yang disambut tatapan bertanya Diana. Aku berpikir, lebih baik aku jujur saja, toh aku dan Frinco, Diana dan Carelous tumbuh bersama dari kecil.
"Sewaktu aku sudah memenuhi syarat dari Covard, mereka malah mengajukan suatu syarat yang aneh. Mereka memaksaku untuk bekerja di Archilla.inc. kau tau? Aku tentu menolak mentah mentah-"
"Kenapa kau menolak penawaran itu?!! Kau tau? Ada banyak orang yang berusaha memasuki perusahaan itu tetapi tak bisa! Kau bodoh, Ansefa!" ucap Diana yang disetujui Frinco. Aku menghela nafas, tentu aku tak mau hanya jadi pegawai saja. Aku ingin menjadi orang yang cukup berguna, minimal sku menjadi seorang diplomat.
"Bahkan gaji seorang arsitektur saja kalah" ucap Frinco yang membuatku terdiam.
Apa?! Sekaya itukah Ceo itu sehingga memberi gaji kepada karyawan begitu tinggi?
"Tunggu, berati.." ucap Diana dan Frinco bersamaan dan menatap satu sama lain.
"PANTAS SAJA KAU MENDAPAT PERLAKUAN ISTIMEWAH DARI CEO ITU!!!" pekik mereka berdua bersamaan yang membuatku refleks menutup telingaku. Mereka sudah gila.
"Mungkin, Ceo itu mencintaimu!" ucap Frinco, aku membelalak mataku. Bodoh, itu tak mungkin!
"Kau beruntung, aku ingin menjadi sepertimu!" bodoh kau Diana, aku malah ingin melarikan diri!
Aku berdiri dan menghadap kearah mereka dengan tangan yang berkacak pinggang. Apa?!
"Apa yang membuatmu ingin diposisiku Diana? Aku malah ingin melarikan diri! Kau tahu? Aku bingung saat anak anak mengatakan jika Ceo itu tampan! Coba kau pikirkan sekali lagi, dimana letak ketampanannya? Itu bahkan jauh dari kata tampan! Aku bahkan malas mendekatinya!! Kau tahu? Malah aku terasa tersiksa! Apa yang harus kau banggakan?!" ocehku berapi api, mereka malah menatapku ngeri. Apa lagi? Apakah aku terlihat sangat menyeramkan saat aku marah?!
"Benarkah itu?" ucap seseorang yang membuatku terdiam.
Tidak, itu suara Ceo itu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romance[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...