"Aku bahagia sekarang tanpamu. Karenamu, aku mengerti jika cinta itu hanyalah lolucon yang menyedihkan" - Ansefa.
***
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berlalu. Kelulusan Ansefa sudah dilewati olehnya, dan kini ia akan memulai hidupnya yang akan ia atur dengan dirinya sendiri.
1 tahun sudah Ansefa kini hidup tanpa Chirstopher.
Kini, gadis itu melangkah melewati lorong kampus seraya membawa buku bukunya. Ia menggerutu kesal, bagaimana bisa disemester baru dia membawa buku sebanyak itu?
"Ansefa!" panggil seseorang kepadanya.
Ah, dia adalah Sylvester, pria populer di kampusnya.
Ansefa menatap kearah pria itu sebentar sedangkan Syl berlari menghampirinya.
"Aku diberitahu, besok kita akan melakukan kerja kelompok. Kau ada aktivitas tambahan bukan? Jadi kita akan latihan bersama!" kata Syl semangat yang membuat Ansefa menatapnya bingung.
Apa maksud pria ini?
"Hey!! Aku memang sekolompok denganmu, tetapi bukan berati aku mau latihan bersamamu!" protes Ansefa yang tidak diperdulikan oleh Syl.
"Tetap, aku akan menemanimu" kata Syl yang membuat Ansefa memutar bola matanya kesal.
"Tidak boleh!"
"Terserah aku dong? Kan aku ini yang ngelakuin!" kata Syl yang membuat Ansefa kesal.
Ia kesal meladeni sikap orang yang satu itu.
"Terserah kau!! Aku tak peduli!" kata Ansefa kesal dan melangkah meninggalkan Syl, tetapi bukan Sylvester namanya jika tidak membuat Ansefa senang.
"Hey hey! Aku akan menraktirmu ice cream! Kau mau itu bukan?" tawar Syl yang sontak membuat Ansefa menatapnya.
Tentu, siapa yang tak mau?
"Aku perbolehkan kau ikut latihan menari denganku! Ini semua karena ice cream yang kau janjikan, bukan karena alasan lain!" kata Ansefa yang membuat Sylvester senang bercampur sedih.
Tentu, bagaimana tidak?
Ansefa sama sekali tidak bisa membuka hatinya untuk pria manapun, bahkan Sylvester sekalipun!
"Kau tidak ada niat untuk mencari seseorang yang kau suka?" tanya Sylvester pelan yang membuat Ansefa sontak menatapnya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Tentu saja tidak. Aku sudah bahagia sekarang" kata Ansefa tersenyum lebar yang membuat Hati Sylvestet sakit.
Bisakah Ansefa membuka kesempatan untuk dirinya? Apakah seorang Ansefa tidak memiliki hati, sehingga sulit untuk mencintai seseorang? Pikir Sylvester.
"Aku hari ini ada ketemuan bersama teman kita, apakah kau mau ikut?" tawar Ansefa yang membuat Sylvester mengerutkan keningnya.
"Untuk apa?" tanya Sylvester.
"Aku bersama sahabatku, Sania akan makan bersama bersama teman lain. Beberapa anak dari falkutas lain juga ikut, kau mau ikut? Atau bergabung dan sebagainya?" tawar Ansefa yang diangguki oleh Sylvester.
Ia harap, Ansefa tidak melirik pria lain di falkutas lain..
***
Sylvester memutar bolanya jengah, benar dugaanya.
Ansefa tengah tertawa dengan beberapa pria tampan dari falkutas lain. Ada rasanya Sylvester memisahkan Ansefa dan menahan Ansefa bersamanya, tetapi memang Syl siapa?
"Aku tak tahu, tetapi aku meenyukai beberapa permainan dalam ponselku" cerita Ansefa riang. Tak lupa, Sania sahabat baru Ansefa juga ikut menghiasi suasana pertemuan itu.
Ansefa benar benar berubah.
Ia senang sekarang.
"Ansefa, aku pikir kau tidak berniat mencari pria lain seperti itu? Karena disini, dipertemuan ini hanya kau wanita yang belum memiliki pasangan" celetuk salah satu pria kepada Ansefa yang membuat Ansefa tersenyum, Sylvester yang mendengar itu sontak terkejut. Apa maksud pria itu mengatakan hal itu pada Ansefa?
"Aku sendiri juga bahagia, tidak perlu siapapun disampingku. Aku bahagia, lihat!" kata Ansefa dengan senyum yang mengembang yang membuat para pria pesimis akan niatnya mendekati sang putri itu. Sania yang melihat itu hanya menyenggol Ansefa kecil. Ansefa tersenyum, ia tahu bahwa banyak pria yang kecewa dengan pernyataanya.
Tetapi ia yakin, sedingin dan sekeras apapun hatinya kini pada akhirnya ia akan tunduk pada satu orang saja.
Yaitu orang yang ditakdirkan dengannya.
"Aku akan melakukan komunikasi dengan dosen untuk tugas kita, maaf aku tak bisa lama" kata Ansefa yang membuat orang orang sontak menatapnya.
"Mau kuantar?" tawar salah satu pria yang sontak ditolak oleh Ansefa.
"Aku akan menaiki taksi" kata Ansefa dan melangkah pergi, sedangkan Sylvester hanya terdiam.
Hatinya benar benar beku..
Haiii!! Tiga part sudah😆😆😆
Author nepatin janji Author.. Dan melakukan salah satu keinginan Readers 😄😄😄
Author boleh sedikit tanya kekalian kan? 😂 😄😄, kalian percaya gak sama yang namanya 'JODOH' ? kalo ya, kenapa alasannya? 😂😂 gak dijawab gapapa kok, author cuma penasaran aja 😂😂
Author lagi bener benr 💔💔💔 soalnya 😂😂
But i hope you'll enjoy 😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romance[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...