"Kau tahu betul jika aku bukan milikmu, jadi kau pergi meninggalkanku dan menyisahkan sebuah kenangan yang pahit untukku. Kenangan manis itu.. Adalah kenangan terpahit yang ingin ku hancurkan"
-Ansefa
***
Ansefa SideAku meringkuk sedih dalam ruanganku, kini kamarku dipenuhi oleh pikiran tentang dirinya.
Ini menyakitkan.
Kemarin saat Gionova mengatakan itu, aku berniat untuk tidak mengingat tentang Ceo itu lagi. Tetapi jujur, kenangan yang ia buat terlalu manis hingga aku sulit melupakannya.
aku memilih fokus terhadap ulanganku besok.
Semoga besok aku lupa akan masalahku.
Tetapi perasaanku kini sangat mengganjal, aku tak suka. Apa yang harus aku lakukan?
Aku membuka ponselku dan melihat kontak teman temanku. Aku mungkin akan melakukan Video Call walaupun aku tahu aku akan menggangu mereka.
Aku melihat kontak Diana..
Ah tidak dia menyebalkan.
Aku melihat Kontak Patrick..
Tidak!! Aku tidak akan menghubunginya..
Farrelia..?
Ah tidak, ia anak yang rajin. Jangan ganggu dia!
Dan..
Carelous...
Ya!! Dia yang tepat untuk di hubungi!
Aku menghubungi dia, dan menyambung. Kini aku melihat wajahnya di ponselku, ia sedang tidak belajar. Carelous tersenyum kearahku sekarang.
"Ada apa? Kau tidak belajar?" tanya Carelous dari seberang sana yang membuatku memutar bola mataku jengah. Apa maksud dari pria ini?
"Aku butuh hiburan.. Aku tengah patah hati" ucapku, ia malah tertawa. Bodoh.
"Aku pikir aku tempat hiburan huh? Kau lucu. Sekarang katakan kau kenapa?" tanya Carelous penuh perhatian padaku.
Aku merasa nyaman padanya.
"Aku berpikir bahwa Ceo itu akan meninggalkanku. Ia akan meninggalkanku seperti wanita yang ia kencani sebelumnya. Aku jelek, aku tahu itu" ucapku sedih, ia tersenyum kearahku.
"Aku tidak tahu ia orang seperti apa, tapi yang kupikirkan saat ini adalah, kau jangan mencintainya terlalu dalam" ucapnya, aku hanya menghela nafas.
Aku memilih menceritakan apa yang terjadi oleh Ceo itu, mulai dari perempuan yang berciuman dengannya sampai dengan Gionova. Sedangkan Carelous hanya mengangguk mendengarkan penjelasanku.
"Aku tak tahu soal itu, tetapi soal Gionova mustahil jika ia tidak memiliki alasan kenapa Pria itu meninggalkannya. Aku juga pria Ansefa, jadi aku tahu. Aku dulu pernah melakukan hal yang sama" jelas Carelous yang membuatku memutar bola mataku jengah.
"Memang pria itu tidak memiliki hati. Kalo bosan? Yah gampang tinggal saja" ucapku kesal, Carelous hanya tertawa mendengar peruntunanku. Padahal jika dipikirkan lagi itu adalah sindiran untuknya. Dasar aneh.
"aku berpikir jika memang aku berjodoh dengannya, pasti akan dipertemukan kembali. Karena yang aku pahami, jodoh itu tidak akan terpisah apapun itu alasannya, ia adalah bagian hidupmu walau sejelek apapun tingkah lakunya. Aku yakin akan hal itu" kata Carelous yang membuatku terdiam.
Aku tidak percaya akan teori jodoh.
Setauku, ada orang yang bisa menolak jodohnya. Ia memilih tidak menikah, itu yang dinamakan penolakan jodoh bukan?
Lalu..
Orang bunuh diri ia pasti memiliki jodoh, lalu jodohnya akan dibawa kemana?
aku tak mempercayai teori tentang jodoh itu.
"Cintaku mungkin akan mati, dia orang yang mematikan perasaanku secara membabi buta" ucapku lemah. Aku ingin menangis, tapi gengsiku lebih besar dari pada rasa sedihku.
Aku?
Menangis didepan Carelous?
Habis riwayatku.
"Lupakan tentang itu, Ansefa. Kau bisa melakukan banyak hal tanpa dia. Dia saja bisa melupakanmu, masa kau tidak?" kata Carelous yang membuatku memutar bola mataku kesal. Tapi benar juga perkataan dia..
"Sudahlah aku mau tidur.." ucapku kesal dan hendak mematikan sambungannya. Tetapi parahnya ia mencegahku.
"Ingat perkataan satu hal.. Jangan kau tutup hatimu, jangan! Berikan orang lain kesempatan untuk mencintaimu, karena.." ucapnya menggangtung yang membuatku mengerutkan dahiku. Karena?
"Apa?" tanyaku kesal saat ia tidak melanjutkan perkataanya. Bukannya berkata ia malah tertawa. Menyebalkan memang.
"Kau masih menjelajah mencari cintamu. Kejarlah cintamu, dan lupakan semua masa lalumu" ucap Carelous yang membuatku tersenyum. Ia benar.
"Baiklah, selamat malam" ucapku dan memutuskan sambunganku.
Kuharap, aku akan baik baik saja setelah ini.
~~~~~~~~~❄❄❄❄❄~~~~~~~~
Seorang pria terduduk disisi ranjang dan menatap kearah lantai kosong. Tatapannya begitu hampa, dan penampilannua kini cukup menyedihkan.
"Kau kurang ajar, Thessa" kaya pria itu kepada seorang wanita yang kini berdiri disampingnya. wanita itu terdiam, ia pikir kalau Pria dihadapannya itu masih mencintainya. Tapi pikirannya salah.
Pria itu sudah melupakannya.
"Tapi aku-"
"Masih mencintaiku?" tanya pria itu datar, matanya melirik sedikit kearah Tempat Thessa berdiri.
"Tidak.."
Thessa membatu mendengar perkataan pria itu.
"Tapi kita bisa mengulang masalalu kita, Christopher.." ucap Thessa sedangkan Ceo itu hanya tersenyum sinis.
"Apa? Kau menghancurkan hidupku saat hidupku sudah dimulai" ucap Ceo itu dengan sedikit geraman, Thessa paham jika Ceo itu tengah kesal padanya sekarang.
"Tapi apa salahnya jika kita menghapus masalalu kita?" tanya Thessa, Christopher hanya tersenyum miris.
"Kau meninggalkanku untuk pria lain, tetapi saat pria itu meninggalkanmu kau malah menghampiriku. Kau tahu rasanya ditinggalkan, tetapi dengan tidak tahu malunya kau datang padaku lagi" ucap Ceo itu yang membuat Thessa diam seribu bahasa.
"A-aku.. Aku menyesal, Christopher aku sungguh sangat menyesal" ucap Thessa yang membuat Christopher tersenyum miris.
"Aku akan sangat menyesal jika aku mendengarkan perkataanmu. Sangat sangat menyesal" ucap Christopher.
"Jadi.." ucap Ceo itu yang membuat Thessa menatap kearanya. Apakah masih ada kesempatan baginya mendekati orang yang pernah dulu bersamanya?
"Tinggalkan aku, seperti kau meninggalkanku dulu"
Haii 🙋🙋 aku Fast update kan 😂😂😂 aku gak tau kedepannya Fast atau slow nantinya 😩😩 soalnya masalah hati author belum tertuntaskan 🙇🙇 belum lagi author di hantam ujian 😂😂
Tapi author ngerasa ya kayanya doi author baca cerita ini 😮😮 dia bakal ngeliat cuap cuap author gak ya 😮😮 apakah perasaan author bener? 😂😂
Oke, forget 😅😅
I hope you'll enjoy 😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romance[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...