Seorang gadis melangkah lesu kearah ruang kelasnya. Menurutnya, hari ini tak ada yang istimewah, semua terlihat suram dan menyeramkan.
Ia memandang kearah depan, dan tersenyum sinis saat seseorang berdiri didepannya dengan senyum yang mengembang. Ada rasanya dia ingin meludahi wajah orang itu detik ini juga, tapi untuk apa? Dia memang siapa orang itu?
Ansefa tersenyum menatap sosok Patrick dihadapannya. Ia sendiri tak berhak untuk marah. Memang siapa Patrick? Orang tuanya bukan, kakaknya bukan bahkan kekasihnyapun tidak. Jadi, memang dia siapa?
Ansefa membalas senyum Patrick manis, membuat pria itu terdiam kaku. Terpesona? Tentu! Siapa yang tak tunduk pada senyum seorang Ansefa?
"Kau terlihat berbeda hari ini" gumam Patrick yang membuat Ansefa tersenyum. Bukankah ia ingin menjebak seorang Ansefa? Tetapi kenapa ini terlihat seakan Ansefa yang menjebak Patrick? Menyadari hal itu membuat Ansefa tertawa licik.
"Ah ya? Mungkin karena hari ini sedikit berbeda saja" ucap Ansefa yang membuat Patrick tersenyum. Ansefa hanya menatap sekeliling, benar sepertinya ada yang berbeda.
"Hari ini adalah hari kunjungan seorang pemimpin perusahaan terkenal. Ia akan berbagi pengalaman tentang masa masa kepemimpinannya. Aku pikir aku tak bisa mengikuti seminar ini, karena Sarah masuk rumah sakit"
Great!
Bahkan saat saat seperti ini Patrick masih sempat menjebak dirinya. Ansefa tersenyum, dan menatap Patrick senang.
"Jaga dia baik baik, aku akan menemui kekasihku hari ini. Dia sedang menungguku, sampai jumpa" ucap Ansefa meninggalkan Patrick yang berdiri mematung. Ansefa tersenyum, dan sesekali menggumam kata kata kasar kearah Patrick.
Ia berhasil bukan?
Dengan langkah santai, ia menatap sekeliling, koridor sekolah. Ada beberapa berbisik bisik satu dengan yang lain, membuat Ansefa penasaran. Apa yang mereka bicarakan? Ia tahu betul, yang pasti bukan dirinyalah yang dibicarakan, tetapi sesuatu yang pasti adalah hal yang menarik perhatian wanita wanita itu. Bahkan seorang Cassanova sekolah, Aubey juga turut tertarik dengan pembicaraan para gadis itu.
Ansefa hanya menghela nafas, mungkin ia sudah tak peduli dengan mereka. Mereka memang sering seperti itu ketika ada seorang pria$ yang mereka anggap tampan datang kesekolahnya.
Ia melangkahkan kakinya melewati beberapa anak disekitar koridor.
ANSEFA SIDE
'Kriiingg'
Bell berbunyi aku melangkah menuju aula. Hari ini ada kunjungan seorang pemimpin bukan?
Benar dugaanku!
Anak anak melangkah menuju ruang Aula. Entahlah ini perasaanku saja atau tidak, tetapi banyak wanita yang memilih untuk diposisi depan. Hey! Tak biasa seminar seperti ini? Biasa para siswa memilih tempat yang paling belakang? Tetapi ini? Bahkan banyak wanita yang memilih posisi paling depan! Aneh.
"Ansefa! Disini, disampingku!" panggil Diana padaku. Yah! Dia teman dekatku disekolah ini. Aku mengangguk dan mengambil kursi disampingku. Barisan kursiku bisa dibilang bagian depan, namun sedikit menjorok ketengah. Aku diposisi tengah tengah, namun masih bisa melihat panggung. Dikananku ada Diana, dikiriku ada Carelous, seorang pria yang cukup humoris. Depanku ada Farrelia, seorang wanita yang cukup menyenangkan, dan dibelakangku ada Sandrio, seorang pria yang cukup usil.
Ah, ini menyenangkan! Seminar ini tidak akan membosankan jika semua sisiku adalah teman teman yang seru!
"Ansefa! Kau percaya? Jika aku bisa menjadi sebuah robot dalam sebuah pentas seni?" ucap Farrelia, aku hanya terkekeh. Aku mengerti maksudnya, jika tubuh ia sangat mudah keram. Entah kenapa, aku juga tak mengerti.
"Ah, kemarin aku bertemu robot pengangkut sampah. Apa itu kau?" ucap Carelous, aku tertawa kecil. Sudah kuduga jika ini akan terjadi.
"Kita taruhan, siapa yang akan keluar duluan! Apa kalian mau?" ucap Frinco, ia duduk disamping kanan Farrelia.
"Tidak, aku pasti akan telat!" ucapku kesal, mereka semua hanya tertawa.
"Sebentar lagi, seminar akan dimulai. Bisakah kalian semua diam?" ucap pemimpin seminar, aku memilih diam bersama dengan temanku.
"Baiklah, kita sambut narasumber kita, Ini dia Tuan Christopher Hustand Varchilla" semua orang bertepuk tangan, aku terdiam. Christopher? Varchilla? Atau jangan jangan..
Tak lama, seorang pria dengan langkah mantap memasuki ruangan aula, aku terdiam membeku, tubuhku menegang tak percaya. Bagaimana bisa..
Ceo Christopher, Ceo gila itu!! Jadi ini seminar miliknya? Aku melihat para wanita berdecak kagum menatap kearahnya. Lihat, lihat!! Apa yang tampan dari dirinya? Kenapa semua wanita berdecak kagum padanya?
Ceo gila itu menatap kearah kami, dan mungkin ia belun menemukanku. Aku sedikit menunduk, berharap dia tak menemukanku. Dan ternyata benar, ia tidak melihat kearahku. Kali ini aku selamat.
Ia memegang Microphone di tangannya, serta sebuah laser yang berfungsi untuk menunjuk kearah power point. Sebentar lagi, hanya lampu penonton saja yang menyala, tidak dengan lampu panggung.
Aku melihat, cara pria itu memperkenalkan diri, para wanita berdecak kagum melihat mereka. Apa yang tampan dari dia?!
"Membosankan!" ucap Carelous kecil, tanpa sadar aku menegakkan tubuhku karenanya. Aku setuju dengan pendapatnya.
"Kau tahu? Bahkan aku tak tertarik melihat power pointnya" ucapku menatapnya dengan suara berbisik, ia terkekeh.
"Seharusnya, aku yang presentasi." ucap Carelous yang membuatku terkekeh kecil.
Aku mendengar suara Ceo gila itu mulai memberikan materi, tetapi mataku tetap menatap Carelous fokus.
"Jika kau yang presentasi, maka tak lama seminar ini akan menjadi sirkus!" ucapku pelan, kami berdua terkekeh. Astaga, ini menyenangkan!
"Mungkin, aku akan menjadi seekor tikus, dan kau akan menjadi seekor gajah" ucapnya, aku semakin terkekeh dibuatnya.
Aku berhenti akan lolucon konyolku, dan aku menatap kearah depan dengan tubuh yang tegap.
Dan tanpa kusadari, ternyata mata Ceo itu sudah tepat berada didiriku. Atensinya sekarang berada padaku, seolah ia berbicara padaku.
"Ceo itu seakan melihat kita bukan?" ucap Diana, aku hanya mengangguk. Sebenarnya mungkin kearahku.
"Hey! Ceo tampan itu menatap kearahku!!" bisik Farrelia senang yang membuatku menahan tawa. Astaga, kenapa mereka semua seperti ini?
"Dia mungkin terpesona padaku" timpal Carelous yang membuatku tertawa kecil. Astaga, kenapa aku berada disini?
Aku melihat sekilas ia menatap kearah lain, aku kembali menatap kearah Carelous.
"Harusnya kita buat yel yel untuk menghancurkan seminar ini" gerutu Carelous yang membuatku terkekeh kecil. Bahkan saat kesal ia terlihat lucu.
"aku akan membantumu. Aku yang menyanyi, kau akan menari. Mungkin, Frinco akan guling guling dihadapan penonton. Yah, sebuah sirkus yang menakjubkan!" bisikku, dan kami tertawa. Aneh, mungkin loluconku garing tetapi kami tetap tertawa.
Aku menatap Ceo itu, ia melihatku dengan tatapan sulit kuartikan.
Tetapi, saat aku menatapnya ia melihat kearah lain. Aneh.
"Kupikir ia tidak menatap kearahku" ucap Farrelia, aku hanya terkekeh. Diana yang melihat itu ikut terkekeh denganku.
"Sudah kukatakan, ia terpesona denganku" bisik Carelous yang membuat kami terkekeh.
"Ah ya, kudengar nanti Ceo itu akan membuat acara kedisiplinan" ucap Frinco yang membuatku terdiam.
Tunggu..
"Apa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
عاطفية[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...