"Aku rindu kamu. Tapi aku tidak bisa mengatakannya, karena memang jalan kita sudah harus seperti ini" - Ans
***
Ansefa Side
Aku menatap sedih kearah sebuah bingkai. So
sok itu, kini hanya menjadi angan anganku saja.Aku marah padanya, tetapi aku merindukannya. Marah karena sikap dan tindakannya, marah akan segalanya, tetapi bodohnya aku mengharapkannya datang kepadaku lagi.
Kepadaku.
Aku mengelus wajah itu, membayangkan aku disamping dirinya. Mengingat semua kenangan itu.
Dia sudah menyerah padaku.
Aku mau mengatakan padanya jika aku merindukannya. Tetapi mengingat Thessa dan apa yang dia perbuat membuatku kembali diliputi amarah.
Aku tidak menyesal mengatakan itu kemarin, itu tidak akan.
Jika dia memang mencintaiku, toh dia pasti akan memperjuangkanku lagi. Ada harga yang harus dia bayar terhadap tindakannya, walau aku tahu setiap orang memiliki masalalu.
Aku harap, aku dapat melakukannya.
Itu harus.
~~~~~~~~~~~~~💕~~~~~~~~~~~~
Seorang pria kini tengah mengemasi barangnya. Ia menatap ponselnya, ia menghela nafas.
Ia akan pergi, pria itu akan pergi.
Pergi jauh dari Ansefa, haruskah ia mengatakannya atau berpamitan pada Ansefa? Masih pantaskah ia menunjukan dirinya dihadapan Ansefa?
Ah, dia pikir ia harus pergi. Saat ia pergi nanti pasti Ansefa tak akan perduli padanya, Ansefa pasti senang saat ia pergi.
Karena nyatanya, Ansefa sendiri yang berkata jika dia ingin Christopher pergi dari hidupnya.
Ceo itu menutup matanya, sebenarnya ia tak mau melepas Ansefa begitu saja. Jarang ada wanita seperti Ansefa yang menerima dirinya apa adanya, bukan karena harta yang dia miliki atau apapun.
Tetapi karena dirinya.
Bodohnya, ia melakukan sebuah kesalahan besar yang membuat gadis itu sakit hati terhadapnya.
Pria itu membuka matanya dan menepis segala pemikirannya terhadap Ansefa. Sudah saatnya pria itu melupakan gadis itu. Mungkin benar, ini jalan yang tepat untuk mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~💕~~~~~~~~
Seorang gadis melangkah melewati koridor kampusnya, dosennya sepertinya terlambat datang. Jadi, dengan malas Ansefa melangkah. Percuma ia datang pagi pagi jika dosennya tidak ada, mungkin nantinya malah ia bercanda dengan mahasiswa lain.
Ia menghela nafas, kenapa hari ini ia merasakan sesak.
"Hah? Christopher kenapa?" pekik seseorang yang membuat Ansefa berhenti melangkah.
Christopher? Ceo itu?
Ia melihat, ada sekertarik dan wakil ketua yayasan yang tengah bercakap disisi koridor, ia mendekati salah satu loker yang berada di koridor agar tidak dicurigai oleh orang orang itu.
"Kau tidak tahu? Christopher akan memutuskan kontrak dengan yayasan ini? Ia akan mengembangkan cabang perusahaannya dan mengalihkan donatur dari Christopher ke Ceo lain" kata Wakil yayasan, sedangkan sekertaris hanya memekik terkejut.
"Apakah itu artinya ia akan pergi?" tanya sekertaris itu, tubuh Ansefa melemas. Tubuhnya menegang, hatinya menjerit sedih.
Ceo itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
That's My Old Man
Romance[PRIVATE, PLEASE FOLLOW ME IF YOU WANT TO READ IT] Ansefa, seorang gadis berumur 17 tahun tidak menduga, bahwa sebuah pertemuan dengan seorang CEO muda ini ternyata membawa dampak buruk baginya. sebuah pertemuan, yang membuat ia terjebak dalam suatu...