Part 2
Shira menaiki bis yang selalu dia naiki. Dia duduk di kursi dekat jendela agar dia bisa melihat pemandangan di luar sana. Dia memegangi kakinya yang lumpuh dan meratapinya.
"Seandainya hari itu tidak pernah terjadi. Tidak akan seperti ini."
Lirihnya mengingat kejadian 13 tahun yang lalu ketika terjadi insiden kecelakaan beruntun yang merenggut nyawa kedua orang tua dan juga kakinya. Tiba-tiba sebuah jaket jatuh ke atas kepalanya dan seseorang duduk di sampingnya.
"Jika ingin menangis, setidaknya tutupi wajahmu."
Ucapnya tanpa memandang Shira. Shira terkejut melihat orang di sampingnya dan langsung bersuara
"Tsuzu senpai"
Sekali dia bersuara dia langsung diam dan menutupi mulutnya. Tiba-tiba saja dia memanggil namanya. Dia merasa malu saat ini.
"Tidak buruk Shira, kau tidak perlu malu begitu."
"Ba..bagaimana senpai tahu namaku?"
"Mudah saja. Itu sudah tertulis di atas sakumu."
Saat itu juga dia merasa jadi orang terbodoh di dunia ini. wajahnya memerah karena malu dan bodoh.
"Jangan sedih begitu, Shira. Aku sudah lama mengenalmu."
Ucapnya membuat Shira menatapnya dalam membuat Tsuzuki salah tingkah.
"Jangan menatapku seperti itu."
Ucapnya berpaling.
"Senpai sudah lama mengenalku? Tapi aku tidak mengenal senpai."
Ucapnya membuat kekecewaan di wajah Tsuzuki.
Dia tidak ingat denganku?
Siapa dia?
"Senpai"
"Shira"
Ucap mereka bersamaan.
"Kau dulu saja."
"Tidak, senpai saja dulu."
"Bukan apa-apa."
Bus pun berhenti.
"Aku harus turun senpai. Sampai jumpa."
Ucapnya segera turun dari bus. Tsuzuki terdiam sejenak kemudian bangkit dan turun dari bus. Dia melihat Shira sudah mulai berjalan lagi dengan tongkatnya yang berbunyi tok tok tok ketika bergesekan dengan lantai. Tsuzuki menatapnya dan mengikutinya.
"Aku sudah lama mengenalmu Shira. Kenapa kau tidak mengenaliku?"
Gumamnya terus mengikuti langkah kaki kecil Shira.
Senyum yang kau berikan waktu itu menyelamatkanku dari kegelapan. Senyuman terindah yang kau berikan padaku. Tapi sekarang kau bahkan tidak mengenaliku dan senyummu tidak pernah lagi kulihat. Aku tahu apa yang telah terjadi padamu. Maafkanku tidak ada di sampingmu saat itu. Shira..
Aku terus menerus mencarimu dan sekarang aku menemukanmu. Aku janji akan melindungimu dari apapun. Aku janji.
Tiba-tiba Shira berhenti karena menyadari orang mengikutinya, dengan cepat Tsuzuki bersembunyi dibalik pohon besar di depannya. Shira kembali berjalan dan tidak lagi dia melihat ke belakang. Hingga tibalah dia ke rumah yang terlihat kumuh, terpencil, dan kecil.
Sebuah papan nama di samping pintunya tertulis marganya. Otoya
Dia masuk dan menutupi pintunya dengan rapat. Ruang persegi itu terlihat kosong tetapi bersih dan rapi. Dia duduk dibalik pintunya dan mulai merintikka air mata.
"Ayah. Ibu.."
Isaknya dalam kegelapan remang-remang ruangannya. Di sisi pintu lain Tsuzuki mendengar tangisan Shira yang terlihat sedih juga menyakitkan. Dia menggenggam erat kepalan tangannya dan menggigit giginya dengan geram. Menyesali semua keterlambatannya.
"Shira, maafkanku.."
Gumamnya kemudian berbalik dan berjalan pergi.
Takdir yang mempertemukan mereka kembali..
Apa yang terjadi pada keduanya dimasa lalu?
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...