Part 17
Lucian yang bingung akan memberikan apa untuk kelulusan Tsuzuki pun hanya berjalan-jalan tidak jelas. Lalu matanya menangkap toko bunga yang indah. Dia pun masuk ke dalam. Sesaat pintu terbuka terdengar bunyi "Ting" membuat penjaga di dalamnya berpaling.
"Selamat datang, ada yang bisa ku bantu?"
Ucapnya tersenyum pada Lucian dan menatap lurus ke arahnya. Lucian terdiam melihat sosoknya. Mata perak itu terlihat tajam dan menusuk ke dalam pikiran Lucian.
"Indah sekali."
Pujinya pada sang penjaga.
"Iya? Apa ada yang anda sukai?"
"Aku menyukaimu."
Ucap Lucian membuatnya tertawa kecil.
"Maaf tuan, aku bukan seorang wanita."
Balasnya. Lucian tahu bahwa dia seorang pria, tapi tetap saja dia begitu indah baginya.
"Tidak ada bunga yang paling indah kecuali dirimu."
"Terima kasih, apa anda sudah memilih bunga anda?"
Tanyanya risih karena di puji terus.
"Aku mau kau jadi bungaku."
"Tuan, apa anda sudah memilih bunganya?!"
Ucapnya sedikit menekan katanya.
"Kalau begitu pilihkanku bunga yang kau sukai."
"Aku? Semua bunga aku suka."
"Hmm..Kalau begitu bunga apa yang bagus untuk kelulusan?"
"Ohh tuan ingin memberikan pada kekasih anda? Menurutku bunga mawar paling bagus."
Ucapnya segera memilihkan bunga mawar yang indah dan merangkainya dengan telaten.
"Bulu mata yang panjang, bibir yang kecil, kulit yang halus. Semua akan berpikir dia seorang gadis."
Gumamnya sambil memandangnya.
"Siapa namamu? Panggil aku Luci."
"Tuan boleh memanggilku Hana."
"Hana, sama seperti orangnya. Seindah bunga bermekaran. Hana."
"Iya?"
"Aku ini masih sma baru naik kelas 2.."
"Ah benarkah? Kupikir orang kantoran, maafkanku."
"Orang kantoran? Apa kau tidak bisa melihat seragamku? Bukankah kau tadi menatapku?"
"Maaf , aku menatapnya karena mendengar suara pintu. Sebenarnya aku tidak dapat melihat."
Ucapnya sambil tersenyum malu tapi tangannya masih merangkai bunga di tangannya. Lucian yang tidak percaya pun menghampirinya dan mendadahkan tangannya di depan Hana dan tidak ada respon.
"Kau benar-benar buta!"
Ucap Lucian membuat Hana terkejut karena dia begitu dekat dengannya.
"A-apa yang kau lakukan?"
"Panggil aku Luci, Hana chan."
"Chan?"
"Hana chan, aku akan memanggilmu Hana chan."
"Lakukan sesukamu, aku sudah selesai."
Ucapnya memberikan rangkaian bunga yang indah pada Lucian, Lucian semakin mengaguminya dan berdecak kagum.
"Hana chan memang hebat."
Pujinya mengambil bunga itu dan memberikan sejumlah uang.
"Kembaliannya untukmu saja."
Ucapnya berjalan pergi. Hana hanya terdiam.
"Orang yang aneh."
Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...