part 19
Setiap pulang sekolah Lucian selalu mampir ke toko Hana dan bekerja sebagai penjaga bunga. Hana mengajari Lucian bagaimana merawat tanaman-tanamannya. Merangkai bunganya dan menanam bibit bunga. Semuanya dia ajarkan dengan sabar untung Lucian anaknya cukup cerdas dan cepat tanggap. Tidak butuh waktu lama dia sudah menguasainya kecuali merangkai bunga. Dia selalu menyerahkan rangkaian bunga untuk Hana lakukan.
"Lucian, apa kau lapar?"
"Iya. Aku sangat lapar."
"Aku akan buatkan makanan untukmu, tolong jaga toko sebentar."
"Siap boss!"
Ucapnya membuat Hana tertawa kecil dan berjalan pergi.
Tiba-tiba hp Lucian berdering.
"Hallo Izumi. Oh iya! Mulai sekarang aku akan pulang sore. Jadi jangan khawatirkan aku. Aku tidak menggila di luar! Aku mengerti. Iya, aku bisa jaga diri. Baiklah, aku tutup teleponnya."
Ucapnya memasukkan hpnya kembali.
Tidak lama setelahnya Hana kembali sambil membawa onigiri dan teh hangat.
"Hanya ini yang ku punya. Apa cukup?"
"Lebih dari cukup. Aku suka makanan jepang."
"Maksudnya? Kau bukan dari jepang?"
"Aku belum beritahu? Aku lahir dan besar di jerman. Orang tuaku di sana."
"Waw.. apa kau orang asing? Tapi bahasa jepangmu sangat fasih, aku tidak tahu kalau Lucian orang asing."
"Aku campuran. Ibuku orang jepang ayahku orang jerman. Ibu selalu mengajariku bahasa jepang. Karena setiap tahun aku datang ke jepang untuk bertemu dengan saudara ibu. Mereka sangat baik terutama Izumi. Dia pamanku yang paling imut. Aku sangat menyukainya. kemudian sepupuku yang seperti monster. Lalu Shira teman sekelasku yang baik dan seperti malaikat."
Jelasnya panjang lebar dan terlihat senang.
"Menyenangkan sekali jadi anak sekolahan dan punya banyak teman."
"Bagaimana denganmu Hana?"
"Aku bahkan tidak lulus smp. Aku selalu diejek dan tidak punya teman. Aku pun memutuskan berhenti dan membantu toko bunga ibu. Tapi ibu meninggal setelah aku berumur 18 tahun. Jadi aku harus mengurus semuanya sendiri sejak saat itu."
"Apa kau tidak punya saudara?"
"Tidak semua saudara akan membantu kita. Aku juga tidak mau merepotkan paman dan bibiku."
"Jadi selama ini kau hidup sendiri tanpa teman?!"
"Aku masih punya bunga. Beberapa kali putus asa, tapi karena mereka aku bisa bangkit lagi."
"Toko ini sangat berharga bagimu, tolong jangan melakukan hal bodoh."
"Aku mengerti, aku tidak akan menjualnya. Aku akan bekerja lebih keras."
"Aku akan membantumu."
"Kau memang anak yang baik. orang tuamu pasti mengajarimu dengan benar."
"kau berkata seperti seorang bapak-bapak saja."
"Apa aku belum pernah bilang? Aku hampir 30."
Ucapnya sambil tersenyum pada Lucian yang mulutnya terbuka lebar 5 cm. Dia melihat Hana dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah. Tidak ada tanda dia sudah hampir 30. Tubuhnya mungil, wajah yang cantik dan kulit yang halus dan lembut. Itu tidak tampak tua sama sekali. Pekik Lucian dalam hati.
"Lucian?"
"Bohong! Mana mungkin kau sudah hampir 30?!"
Pekiknya membuat Hana tertawa.
"Aku tidak berbohong padamu. Tampang memang bisa menipu Lucian."
Ucapnya sambil tertawa kecil.
"Aku tidak percaya! Tunjukkan tanda kependudukanmu!"
Ucapnya. Demi Lucian percaya bahwa dia tidak berbohong dia memberikan ktpnya padanya dan dia baru percaya.
"Tidak bisa dipercaya. Kupikir seumuran denganku atau di atasku. Tapi ternyata sangat jauh."
Ucapnya menatap Hana. Hana hanya tertawa kecil mendengar nada tidak percayanya.
"Hana seorang paman-paman!"
"Heh? Paman-paman? Benar juga yah. Tidak habis pikir, aku sudah setua itu?"
Ucapnya sambil tertawa. Lucian pun merasa senang dapat melihat wajah tertawa Hana. Dia tampak semakin muda dengan tertawa bebas seperti itu.
Setelah semua beres Lucian pun pulang dengan bersiul indah.
"Lucian!"
Panggil Izumi membuatnya berpaling.
"Oh Izumi! Aku pulang."
"Kau tahu sekarang jam berapa?"
"Baru jam 7 lewat, kenapa Izumi?"
"Bagaimana anak sekolahan pulang dijam segini! Apa yang kau lakukan diluar sana?!"
"Aku tidak melakukan apapun Izumi, sungguh."
Jelas Lucian. Izumi menatapnya.
"Sensei ada apa?"
Tanya Shira yang baru datang bersama Tsuzuki.
"Lucian, kau darimana saja?"
Tanya Shira melihat Lucian.
"Aku kerja part time di toko bunga."
Ucapnya membuat alis Izumi terangkat tidak percaya.
"Apa kau kekurangan uang hingga kerja part time?! Apa yang kau inginkan? Katakan padaku. Aku tidak mau kau bekerja part time! Fokus pada sekolahmu!"
Marah Izumi.
"Izumi dengarkanku. Aku hanya ingin bersamanya."
"Bersamanya?!"
"Aku hanya ingin bersama Hana. Dia kesepian dan tinggal sendiri. Aku hanya ingin membantunya. Kumohon Izumi, aku bersungguh-sungguh."
Pinta Lucian, Izumi hanya menghela napas.
"Kau boleh membantunya tapi jangan sampai mengganggu pelajaranmu!"
Ucapnya berlalu pergi.
"Syukurlah Luci, apa kau menyanyangi Hana?"
"Iya. Aku sangat menyukai Hana."
"Dia pasti gadis yang cantik dan baik hingga membuatmu begitu menyukainya."
Ucapnya Shira yang berpamit pergi dengan Tsuzuki yang hanya diam.
"Hana itu cowok, Shira."
Balas Lucian.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...