part 7
"Izumi!"
Panggil Tsuzuki yang masuk keruangannya tanpa mengetuk pintu. Izumi hanya duduk diam sambil menulis laporannya.
"Izumi? Dimana Shira?"
Tanya Tsuzuki melihat kekosongan ruangan tersebut. Izumi masih diam.
"Izumi?"
"Sensei! Apa kau tidak mendengarku?! Panggil aku sensei!"
Balas Izumi tampak kesal.
"Izumi? Ada apa? Dimana Shira?"
"Dia pergi!"
"Kemana?! Kenapa kau membiarkannya pergi? Aku sudah bilang padamu untuk menjaganya!"
"Aku tidak bisa menahannya! Aku harus melakukan apa?!"
Balas izumi menyesal. Tsuzuki terdiam, tanpa kata-kata lagi dia pergi. Izumi ingin memanggilnya tapi lehernya seperti terikat beban sehingga suaranya tidak bisa keluar.
Dia yang membiarkan anak didiknya sendiri. Dia tidak bisa melakukan apapun.
Tsuzuki berlari ke arah kelasnya memastikan Shira berada di sana, tetapi yang ditemukan hanya kursi kosong. Dia kembali berbalik dan berlari keluar sekolah, dia tidak lagi mempedulikan hujan yang menusuk tubuhnya. Yang dia inginkan adalah bertemu dengan Shira saat ini.
Dia berlari mengelilingi jalanan yang mungkin Shira lewati untuk kembali ke tempatnya hingga dia sampai di apartemen kecil Shira. Tapi dia tidak menemukan tanda-tanda orang di dalam apartemen kecil tersebut. Dia berbalik dan mencari lagi.
Shira! Dimana kau sekarang? kemana kau pergi disaat begini?
Hujan seperti menjadi musuhnya saat ini, tidak mau berhenti menaburkan airnya ke atas bumi. Membuatnya kesulitan mencari sosok yang dia inginkan.
Dia terhenti saat melihat kerumunan banyak orang di jalanan. Mobil ambulance dan polisi berada di sana, orang-orang mengelilingi sesuatu yang tergeletak di aspal basah tersebut. Hati Tsuzuki menjadi kacau tidak menentu, dia ketakutan hingga tubuhnya bergetar.
"Shira!!"
Teriaknya histeris. Orang-orangnya yang mendengarnya berpaling padanya dan membuka kan jalan untuk dia masuk, mereka pikir Tsuzuki mengenal pemuda tabrak lari tersebut. Setelah melihat dengan jelas siapa yang tergeletak di sana, Tsuzuki baru bisa bernapas lega. Awalnya dia pikir pemuda itu adalah Shira ternyata dugaannya salah. Dia menertawai dirinya yang sangat bodoh saat ini. Dia menatap mayat di depannya dengan prihatin, kemudian matanya teralihkan dengan sesosok pemuda yang melewati kerumunan tersebut dengan susah. Tsuzuki mengikutinya dari belakang.
Dari mana saja dia? Kenapa dia begitu kotor?
Tsuzuki terus mengikutinya dan melihat pakaiannya begitu kotor penuh dengan tanah.
"Apa terjadi sesuatu padanya?"
Pikiran buruk langsung menghampirinya dan tanpa dia sadari saat ini dia sedang memegang tangan Shira. Shira terkejut dan hanya menatapnya dengan mata merah.
Tsuzuki tidak kuasa lagi menahannya, dia langsung memeluknya dengan erat.
"Maafkanku Shira.."
Ucapnya memeluk erat Shira. Shira hanya diam tak bersuara. Tongkat yang dia pegang pun dia lepaskan karena lelah. Dia menutup matanya, merasakan kehangatan tubuh Tsuzuki yang terasa hangat bagi tubuhnya yang begitu dingin seperti es.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...